Tujuh Hari Bersamamu

16 4 0
                                    

"Apa syaratnya?" tanya Brian.

"Berangkat dan pulang sekolah sama Brian selama seminggu." Chesa sangat antusias sekali mengatakan itu.

Bu Dinda tertawa melihat tingkah Chesa yang sangat ceria dan menggemaskan. "Boleh. Biar Brian dan Chesa semakin akrab. Boleh kan Bri?" Bu Dinda menatap Brian.

"Ya," jawab Brian dengan muka datarnya.

"Aku tunggu besok pagi Ian!" Chesa tersenyum sumringah.

"Iya Chesa. Ya sudah kalo begitu Kami pamit pulang dulu ya." Bu Dinda berpamitan kepada Bunda Salma dan Ayah Anto.

"Iya Bu Dinda. Kapan-kapan main ke rumah lagi ya," ucap Bu Salma tersenyum sangat tulus pada Bu Dinda dan Brian.

"Baik Bu. Nanti kapan-kapan main lagi. Bye Chesa." Bu Dinda pamit pulang, kemudian masuk ke dalam mobil miliknya bersama Brian.

"Bye Ibu." Chesa melambaikan tangan pada Bu Dinda dan Brian. Ketika mobil milik keluarga Brian mulai berjalan keluar dari pekarangan rumahnya.

"Kamu naksir sama Brian, ya Che?" tanya Bunda Salma penasaran.

"Iya Chesa suka sama Brian," balas Chesa.

"Boleh pacaran asalkan ingat waktu belajar." Ayah Anto memperingati Chesa.

"Chesa pasti ingat waktu belajar."

Ayah Anto mengusap lembut kepala Chesa. "Anak Ayah sudah gede sekarang ya."

"Iya, karena di kasih makan jadi gede." Chesa tertawa pelan.

Bunda Salma dan Ayah Anto ikutan tertawa. Ayah Anto mencubit pelan hidung mancung Chesa, karena saking gemasnya.

"Kepalamu masih pusing sayang?" Bunda Salma mengusap pelan kepala belakang Chesa dengan hati-hati.

"Sudah tidak Bun," balas Chesa.

"Ya, sudah kalo begitu. Lain kali hati-hati. Sekarang Chesa istirahat dulu." Ayah Anto memberikan nasihat.

"Baik Ayah. Aku istirahat dulu ya, mau tidur. Aku ke kamar dulu Yah, Bun." Chesa menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

***
Hari Pertama.

Pukul setengah enam pagi. Chesa sudah berada di depan gerbang rumahnya untuk menunggu Brian. Seperti syarat Chesa kemarin. Brian akan berangkat dan pulang sekolah bersama Chesa selama seminggu.

"Pagi banget Che." Bunda Salma menghampiri Chesa yang sudah berdiri di depan pintu gerbang rumahnya.

"Iya Bun. Biar nggak di tinggal sama Brian." Chesa tertawa pelan.

"Nih, Bunda bawain bekal. Kamu tadi belum sarapan kan? nanti di makan kalo sudah sampai sekolah." Bunda Salma menyerahkan kotak bekal itu kepada Chesa.

"Terima kasih banyak Bunda Cantik." Chesa menerima bekal dari Bunda Salma sembari tersenyum manis.

"Sama-sama. Ya, udah Bunda ke dalam dulu ya." Bunda Salma kembali masuk ke dalam rumahnya.

Chesa mengacungkan jempolnya sebagai balasan kepada Bunda Salma. Setelah itu Chesa kembali lagi menunggu Brian. Tak butuh waktu lama. Pukul enam pagi tepat. Brian sudah berada di hadapan Chesa. Lengkap dengan motor, seragam Osis, helm, dan kacamatanya. Brian memeberikan helm kepada Chesa dan langsung di terima Chesa dengan senang hati.

"Ian, kalo berangkat kenapa selalu pagi?" Chesa membuka pembicaraan.

"Naik." Brian menatap Chesa datar. Dirinya tidak menjawab pertanyaan dari Chesa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

B and CWhere stories live. Discover now