43. semuanya telah berubah

95 9 0
                                    

Alleta berlari kencang setelah tau dimana letak sang mama, tiba disana,dia dapat melihat Rana yang berada di pelukan Abi, dan papanya yang bersandar di dinding rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alleta berlari kencang setelah tau dimana letak sang mama, tiba disana,dia dapat melihat Rana yang berada di pelukan Abi, dan papanya yang bersandar di dinding rumah sakit.

Alleta berjalan mendekat, air matanya luruh kembali untuk yang kesekian kalinya,"kak, kenapa bisa?",seolah mengerti dengan ucapan sang adik, Rana langsung memeluk Alleta erat.

"Mama tadi dapat pusing,terus hampir jatuh,kita langsung kerumah sakit,sekarang mama, mama lagi dioperasi",mendengar kata 'operasi,terlintas pikiran buruk menyerang dirinya, bahkan Rendra dan Azka menyergit bingung,tak hayal mereka juga kalut akan ini.

"Operasi?,mama sakit apa sampai di operasi?,mama sehat sehat aja, lalu buat apa mama dioperasi?, kak kalian ga nyembunyiin sesuatu kan dari kita,a', papa...", Alleta mendekat kepada sang papa yang sudah menangis, pria itu bahkan tak berani menatap manik putrinya, dirinya terlalu takut.

"Pa,papa gaakan bohong kan sama Al,ayo jujur mama sebenarnya kenapa?,pa mama kenapa?",Derald diam,tak sanggup menjawab pertanyaan sang anak,melihat papanya yang tak mau menjawab,Alleta beralih ke a'anya,Abi satu satunya harapan dirinya saat ini.

"a'a Abi ga mungkin bohong juga kan,a' Abi gamungkin sejahat itu, jadi mama kenapa?",suara masih lirih,namun tak ada jawaban juga dari Abi,membuat Alleta emosi melihat mereka.

"KENAPA KALIAN SEMUA DIAM, MAMA KENAPA?,MAMA SAKIT APA?",teriaknya murka, bahkan wajah itu memerah menahan amarah.

"Kanker otak,mama terkena kanker otak,stadium akhir", Alleta langsung menatap papanya tak percaya,apa katanya 'stadium akhir,berarti itu sudah lama, dan mereka bertiga baru tau sekarang.

Alleta luruh kebawah,sedangkan Azka,dia menggepalkan tangan marah,begitupun Rendra,semua orang disana terkejut,Azka menarik kerah baju sang papa,namun pria itu tak marah bahkan membalas,karena memang ini ujung dari semua kesalahan mereka.

"Dan papa baru bilang sekarang!, papa lupa sama kami,kami berhak tau pa,dan apa?,kalau udah begini,siapa yang harus disalahkan,papa gatau dampak dari semua ini,kami akan hidup dengan bayang bayang PENYESALAN!",Azka melepaskan kerah baju papanya,dan mengusak rambutnya prustasi, tak sadar air mata itu turun.

Dokter itu keluar,membuat Alleta dengan cepat berdiri dan bertanya kepada sang dokter, bahkan semua orang kini menunggu apa yang akan dokter itu katakan,dokter itu menghela nafas.

"Dok,bagaimana keadaan mama saya?,operasinya lancar kan?, mama ga kenapa napa kan dok?, boleh kan kalau saya ketemu mama?",pertanyaan beruntun Alleta membuat dokter itu tak tega,dia memandang Alleta iba, dan sedetik kemudian dia menggeleng.

"Maaf,tugas kami telah selesai, saat semuanya sudah selesai, pasien memilih menyerah,dan melepaskan rasa sakitnya,saya turut berduka atas kepergian ibu Diana,semoga kalian ikhlas", Alleta menggeleng ribut,bahkan Rendra telah meninju dinding tak percaya.

"Selamatkan mama saya,jangan mengatakan bahwa mama saya seolah sudah pergi dari dunia ini", Rendra menatap Dokter itu tajam.

"Maaf saya tidak bisa,saya hanya menjalankan perintah,soal nyawa saya tidak bisa berbuat apa apa, ini semua takdir tuhan,pasien memilih menyerah",ucapnya yang hanya bisa menunduk.

Alletarez-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang