Musibah Bagi Keena

151 15 3
                                    

Hari ini acara piknik sang Ibu dengan teman-temannya, terlihat rumah Keena ramai dari dalam hingga garasi. Padalah sudah sering Keena ikut acara Ibunya, tapi piknik kali ini jauh lebih ribet dibanding sebelumnya, sampai- sampai Keena ikut terlibat buat angkat barang, memanaskan mobil dan...

menjemput konsumsi, di Jannah Chicken.

Keena auto uring-uringan, pasalnya kejadian tempo hari masih bikin dia malu sampai rambutnya rontok karena mikirin hal memalukan itu. Membuat para teman-temannya keheranan sama tingkah laku Keena yang kalo di kampus suka murung, Rena yang khawatir waktu itu mau jenguk Keena, tapi karena komplek rumah Keena gak bisa masuk ojek online dan Rena tidak bisa membawa motor, alhasil dia gak bisa masuk ke dalam komplek untuk menemui Keena.

"Duh sorry ya Ren, gue belum ada energi buat cerita, next time aja ya"

*bip* telepon diputus sepihak oleh Keena. Bukan masalah gak mau ketemu temannya, tapi dia masih belum siap jemput Rena di depan komplek, pasti Keena bakal ketemu lagi sama Abang chicken itu.

Setiap lewat tikungan depan kompleknya, Keena pasti turunin kaca helm agar meminimalisir dirinya yang sedang malu, lebih parah lagi perihal kaca helm nya itu Keena sampai ditegur sama satpam kompleknya.

"Mba, helm nya dibuka sampai atas ya, kalau tidak mba bisa dicurigai" tegur Pak satpam komplek

"I-iya Pak, mata saya lagi kelilipan"

[balik lagi ke persiapan piknik]

Kadang Keena masih mengasihani dirinya yang tidak punya kakak ataupun adik. Kalau kejadian begini dia gak bisa tumbalin kakak atau adiknya kan? mau sekeras apa Keena beralasan, Ibunya tetap meminta tolong padahal tadi Keena sudah alasan perutnya melilit. Ujung-ujungnya dengan kegalauan hati dia tetap berangkat ke Jannah Chicken.

"Van, chicken Van" sahut Abang penjual bakso krispi di sebelah ketika Keena sampai di depan etalase chicken. Abang chicken yang dipanggil "Van" itu menoleh langsung berdiri di hadapan Keena. Sumpah demi apapun perut Keena jadi melilit beneran liat muka Abang Chicken.

"Eh teteh rapih banget" Keena tahu itu cuma basa-basi dan biasanya juga dia pesan chicken gak segrogi ini. Makanya dia diam aja waktu si Abang kasih pujian. Yang bikin Keena makin gak waras itu, penampilan si Abang chicken kelihatan beda yang tadinya sering pakai basebal cap, hari ini rambut tebal dan hitamnya terekspos.

"Mau beli apa paha atas teteh?"

"E-engga, mau ambil pesanan Ibu..."

"...atas nama Ibu Yuna" Keena merutuki kegugupannya itu, si Abang chicken juga sadar kalau Keena gugup makanya terdengar suara ketawa kecil yang membuat Keena makin malu.

"Empat puluh porsi ya? mau dibantu angkut kemana teteh?"

"Aku bawa motor" si Abang chicken yang mendengar jawaban Keena, dia jalan menjauh ke arah gerombolan cowok, entah mau apa tapi pas balik lagi Keena malah ditawarin dianter naik mobil.

"Teteh, ayo naik aja saya antar nanti arahin jalannya aja ya"

"Loh, gamau. Saya naik motor aja" kaget banget Keena pas ditawarin begitu sama si Abang. Inisiatif lah dia buat telepon Ayahnya buat jemput konsumsi sang Ibu. Liat Keena yang teleponnya tidak terjawab, akhirnya si Abang chicken milih tetap gas antarin pesanan chicken ke rumah Keena, walaupun Keena merutuki kebodohannya karena kenapa dia gak bawa mobil aja ambil pesanan Ibunya? Kan si Abang chicken jadi tahu tempat tinggal Keena. Agak ngeri soalnya dia takut diteror sama orang asing, apalagi si Abang chicken hobinya lempar gombalan maut.

Sampai lah Keena di depan rumahnya diantar Abang chicken, selama diperjalanan tadi mereka berdua saling diam-diaman. Menurut Keena itu wajar sih, kan mereka sama-sama gak saling kenal dan mereka juga berurusan hanya sebatas pelanggan dan penjual. Beres menurunkan box chicken, si Abang chicken itu langsung balik ke mobilnya. Agaknya jantung Keena udah agak tenang, tiba-tiba Abangnya keluar dan menodongkan ponsel ke Keena. Keena yang kaget dan kembali deg-degan malah mengerutkan alis, maksud?

"Oh ini, boleh minta nomor whatsapp nya, teh?"

Keena sebenarnya mau protes, kenapa dia jadi diam aja trus malah ambil ponsel si Abang chicken dan mengetikan nomor whatsapp nya. Macam terhipnotis, Keena langsung masuk dan tutup gerbang rumahnya.

Dan tersadar kalo dia baru saja melakukan hal fatal yang bikin hidupnya gak tenang part dua.

🍗🍗🍗

Syukurlah acara piknik hari ini berjalan lancar dan terlihat Ibunya juga bahagia setelah kumpul-kumpul sama kawannya. Keena dengan pakaiannya sejak acara tadi belum berniat untuk berganti malah asik buka file skripsinya, udah dua malam Keena gak cek kelanjutan skripsinya, padahal besok hari Keena ditunggu Bu Fany untuk bimbingan Bab 5.

Keena juga belum sempat memperhatikan ponselnya yang sejak tadi mati daya karena dia lupa bawa powerbank. Beres mengirimkan file Bab 5 nya ke nomor whatsapp nya sendiri, Keena malah salah fokus sama notifikasi chat dari nomor tidak dia kenal. Chat terakhirnya mengirim sticker, kan Keena jadi gak bisa ngintip orang tersebut kirim chat apa. Keena jadi ingat pesan Ayahnya di grup keluarga "Hati-hati sama orang yang tiba-tiba chat ke nomor kita, itu modus!".

Kalau Keena kena teror dan diancam kan berabe, skripsi dia belum beres, belum bisa ngerasain wisuda, belum bisa ngerasain menikah, belum bahagiain Ayah dan Ibunya. Berakhir chat nomor asing itu dia delete dan ketakutan Keena berkurang.










tbc
halo masih ada yang nunggu??👋
miane, story ini dianggurin lama karena ada beberapa keperluan, tenang aja draft story ini udah ada ^^


C u soon!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abang ChickenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang