❒❒ 08 ❒❒

128 59 90
                                    

"Kirim salam sehat buat Alisha, ya, Nak." pinta Bu' Rinta.

"Iya, Bu." sahut Jeon.

"Baiklah, hari ini kita akan mulai pembelajaran. Kini kita akan membahas materi yang baru." ucap Bu' Rinta setelah menutup buku absen.

"Baik, Bu." serentak semua murid.

Seluruh murid mulai membuka lembaran-lembaran buku tulis mereka untuk mencatat apa yang dituliskan oleh Bu' Rinta di papan tulis.

Di dalam kelas ini, suasana belajar terasa begitu hidup dan penuh semangat. Suara-suara diskusi dan tawa teman sekelas terdengar di seluruh ruangan, menandakan adanya interaksi yang positif dan antusiasme yang tinggi. Bu' Rinta memberikan penjelasan dengan jelas dan terstruktur, sementara siswa-siswa dengan tekun mencatat dan mengikuti penjelasan tersebut. Di sudut-sudut kelas, beberapa siswa terlihat sedang membaca buku atau mencatat catatan tambahan. Semua siswa terlihat fokus dan terlibat dalam proses belajar, siap untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan meraih pencapaian yang gemilang.

Ketika pelajaran telah selesai, suasana di dalam kelas terasa lebih tenang dan santai. Siswa-siswa mulai berbincang-bincang dengan teman sekelasnya, membahas materi pelajaran yang baru saja dipelajari atau bahkan topik lain yang menarik. Sementara yang lain sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantin. Guru memberikan beberapa pesan terakhir, mendorong siswa untuk terus belajar dan mengembangkan diri mereka sendiri.

Bu' Rinta pun berjalan keluar kelas sembari tersenyum ketika menempuh selangkah demi selangkah. Dengan tangan yang membawa berbagai buku materi dari kelas ini dan kelas lain yang akan di masukinnya.

Jeon yang sibuk dengan menyalin materi di papan tulis, mempercepat tulisannya agar bergegas pergi ke kantin karena sudah merasakan lapar. Dira menatapnya sambil tersenyum, mengira bahwa Jeon terburu-buru ingin ke kantin. Ia pun menghampiri Jeon ketika sudah memasukkan buku tulis itu ke dalam tas.

Cewek itu menyeret kursi depan dan mengarahkannya ke belakang. "Hai, Jeon." sapa Dira.

Jeon memberhentikan geriknya seusai Dira menyapanya. "Oh?" kagetnya.

Dira memperlihatkan wajah kesal. "Kamu sudah lupa, ya?" tanya Dira mengerutkan alis. "Aku, Dira." ucapnya memperkenalkan diri.

Jeon menunduk dan tertawa tipis, kemudian menegakkan kembali kepalanya sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja. "Maaf, Dira. Ada apa?"

Cewek yang dihadapannya memperlihatkan bibirnya yang berbentuk sabit. "Aku mau ke kantin, kamu mau ikut, gak?" ajak Dira sambil memainkan jarinya ke meja milik Jeon.

"Ah," Jeon mencari celah agar tidak terlihat menolak ajakan Dira. "Anu... Aku lagi gak niat ke kantin." jawabnya dengan memasang wajah yang menunjukkan keraguan dirinya.

Lagi-lagi Jeon nolak ajakan aku. Batin Dira.

"Kalau gitu, mau dititipin aja gimana?" tawar Dira.

Jeon menggeleng, "gak, deh. Nanti ngerepotin." tolaknya sembari tersenyum paksa.

"Yaudah deh, kalau mau ke kantin. Bilang, ya." ucap Dira, tersenyum.

Dari jauh, terlihat teman-temannya Dira yang sedang menguping sambil berpura-pura sibuk dengan buku yang terletak di atas meja.

Zora membungkukkan badannya, mendekati wajah Heka dan Keyka yang sedang berpura-pura membaca buku. "Mereka omongin apa, sih?" tanya Zora. Ia tak tahan ingin menanyakan hal apa yang Dira dan Jeon bicarakan.

Dengan cepat Heka pun merespon pertanyaan Zora. "Sutss, pelan dikit kek kalo ngomong." bisik Heka. Menaruh jari telunjuknya ke ujung bibir.

Yang lain mengangguk, mengiyakan bisikan pelan dari Heka. Dira berjalan kembali menghampiri teman-temannya. Mereka pun langsung mengalihkan pandangan ke wajah Dira yang tampak murung.

JEON UNTUK ALISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang