Meletus balon ijo
Dorrr
~~~
Jaemin merenggangkan badannya yang terasa sangat pegal setelah seharian menghabiskan waktunya berada di kampus.
"Kelas tambahan sialan," gumam Jaemin melangkahkan kakinya ke area parkir. Ia akan menunggu sopir menjemputnya.
Saat sedang dengan santainya duduk di bangku yang disediakan, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya lembut.
"Lo sendirian?" tegur oknum yang menepuk bahu Jaemin.
Jaemin mendongakkan kepalanya sedikit.
"Sungchan...?"
Jaemin menunjukkan raut wajah bingung. Pasalnya Sungchan adalah anak fakultas bisnis, dan Jaemin adalah anak fakultas kedokteran. Kenapa Sungchan bisa berada di gedung yang sama dengannya saat ini?
"Gua lagi jalan-jalan bentar tadi, nungguin cewek gua juga yang minta dijemput," ujar Sungchan menjelaskan sepeti bisa membaca pikiran Jaemin.
"Cewek lo fakultas sini?" tanya Jaemin.
Sungchan tertawa. "Bukan cewek gua, sih, lebih kayak you know lah. Baru deket," jawab Sungchan.
Jaemin mengangguk paham.
"Kalo lo? Kok, belom pulang?" tanya Sungchan yang akhirnya duduk di samping Jaemin.
"Nunggu sopir." Jaemin sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari Sungchan. Aneh saja rasanya saat duduk di sebelah anak kedua dari keluarga Jung ini.
Keduanya akhirnya berdiam diri, tidak ada percakapan diantara mereka.
Beberapa saat kemudian akhirnya ada sebuah mobil yang berhenti di dekat mereka, yang menyalakan klakson sebanyak dua kali untuk menarik perhatian.
"Itu jemputan gua, duluan, ya," pamit Jaemin ke Sungchan. Dirinya lalu bergegas menghampiri mobilnya dan segara masuk ke dalamnya.
Sungchan diam memperhatikan mobil tersebut meninggalkan perkarangan gedung kampus. Ada rasa janggal yang menghantuinya saat berada di dekat Jaemin.
"Gimana?"
Sungchan menolehkan kepalanya saat mendengar suara tersebut, dan mendapati oknum yang ditunggunya sedari tadi akhirnya muncul.
Bukan seorang perempuan, melainkan seorang lelaki. Haechan.
"Chan, dugaan lo tentang Jaemin itu terlalu berlebihan. Dia cuma mahasiswa biasa yang dari penampilannya aja udah keliatan dia anak baik. Nggak mungkin dia ngejual diri. Dan nggak mungkin hyung lo ataupun hyung gua seling—"
"Itu mobil keluarga gua," potong Sungchan dengan cepat.
Haechan menelan ludahnya kasar. "Mirip kali."
"Dugaan gua nggak salah," ujar Sungchan.
Sudah dari lama Sungchan mencurigai gerak-gerik Jeno dan Mark yang mencurigakan. Dan tentang Jaemin, Sungchan itu adalah seseorang yang sangat teliti dalam segala hal. Ia tau Jaemin bukan hanya sekedar mahasiswa biasa. Sebut saja Sungchan sudah seperti mata-mata.
"Tapi..." Haechan terlihat ragu untuk melanjutkan ucapannya. "Siapa yang selingkuh kalo gitu? Mark hyung atau Jeno hyung?" tanyanya.
Sungchan menggeleng, ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Haechan.
"Lo suka Jaemin? Sekarang, lo yakin sama perasaan lo itu?" tanya Sungchan.
Haechan menatap Sungchan bingung.
"Jangan salah ambil langkah, Chan. Tunggu gua ngungkapin ini semua." Setelah mengatakan itu Sungcahn melangkah meninggalkan Haechan yang sedang bergelut dengan pikirannya.
Haechan mengepalkan tangannya erat, tidak percaya dengan apa yang selama seminggu ini Sungchan yakinkan kepadanya.
Ya, sudah sekitar seminggu Sungchan menghubunginya, mengatakan kecurigaannya terhadap Mark dan Jeno— tentu saja Jaemin juga.
Haechan awalnya tidak percaya. Tetapi melihat foto-foto yang Sungchan berikan kepadanya sebagai bahan bukti, membuatnya bimbang akan kepercayaannya.
Foto-foto yang Sungchan kirimkan kepadanya kebanyakan adalah foto seorang pelayan di mansion keluarga Jung yang sangat mirip dengan Jaemin.
"Nggak mungkin, anjing!" Haechan melayangkan tinjunya ke sembarang arah. Pikirannya mulai kacau sekarang.
~~~
Jaemin masuk ke dalam apartement barunya dan disambut oleh suara berisik di dapur. Karena penasaran, akhirnya dia memutuskan untuk memeriksa dapur.
"Daddy Mark?" tanya Jaemin saat mendapati Mark yang sedang memasak sesuatu.
Mark yang awalnya fokus dengan panci dan kompor di depannya pun akhirnya menoleh.
"Hello dear, udah pulang ternyata," sapa Mark lalu kembali fokus pada kegiatan awalnya.
"Eum, daddy ngapain ke sini dan lagi masak apa?" tanya Jaemin yang masih setia berdiri di depan pintu dapur.
"Daddy cuma mau periksa keamanan apartement kamu aja tadi awalnya, tapi ternyata Jeno nitipin makanan. Nih daddy lagi panasin buat makan malem, nanti Jeno nyusul ke sini," jelas Mark.
Jaemin yang mendengar penjelasan Mark pun terkekeh lucu. "Udah baikan sama daddy Jen? Kok, cepet. Pantesan kalian udah nggak uring-uringan ke Nana lagi," ujarnya. Pasalnya memang semenjak kejadian Jeno yang marah kepada Mark sampai-sampai ingin mengadakan konser di Australia, maupun Mark dan Jeno sama-sama menjadikan Jaemin sebagai tempat pelampiasan.
"Sana gih, Nana bersih-bersih dulu," titah Mark malas menanggapi ucapan Jaemin.
Jaemin mengangguk dan segera keluar dari dapur, segera pergi ke arah kamarnya berniat mengambil baju dan mandi.
Mengingat kamar mandi yang dimilikinya ini berada di luar kamarnya, jadi ia sengaja meninggalkan ponselnya di ruang tengah untuk mengisi daya, agar tidak perlu repot-repot untuk mondar-mandir.
Si manis pun segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan badannya.
~~~
Haechan:)
|Na
|Nanti malem gua mau mampir
|Ke apart lo, ya
|Jangan larang gua, nggak ada penolakan
|Kangen gua soalnya
|Plus, gua bawa cookies bikinan mami gua~~~
Im sorry gusy🗿🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE NIGHT | Jaemin harem
FanfictionAwalnya Na Jaemin hanya anak manis yatim piatu dan ia bekerja sebagai sugar baby untuk seorang pengusaha sukses, Mark Lee. Sampai suatu hari, hubungannya dengan Mark diketahui oleh Jung Jeno, seorang penyanyi terkenal sekaligus kekasih asli Mark. Ja...