"Rilll sih, soalnya ogah banget dia ngelakuin hal kek gitu." setuju felix.

"Iya, sama guanlin aja dia ga pernah gitu." kata hyunjin.

Ya begitulah kira-kira perbincangan mereka, dan setelahnya memutuskan untuk pergi dari green house sekolah, karena mereka tidak perlu khawatir lagi, karena renjun sudah tenang berkat adanya jaemin.

Jaemin sedang berjalan menuju gerbang sekolah, dengan langkah yang biasa-biasa saja. Di gerbang, jaemin ingin melanjutkan langkahnya menuju halte tapi suara klakson, jaemin menoleh ternyata itu renjun dengan senyum di wajahnya.

"Naik jaem."

Jaemin tidak langsung naik, ini atas dasar apa renjun menyuruhnya naik? Renjun tidak mau menculiknya kan? Atau renjun kembali seperti awal ia bertemu dengan renjun? Menyeramkan.

"Aku naik-"

"Gada-gada, naik." suruh renjun sebelum jaemin menyelesaikan perkataannya.

"Dalam nama Tuhan Yesus." jaemin akhirnya naik ke jok belakang renjun. "Mau kemana ya ren?" tanya jaemin saat sudah berhasil naik.

"Temenin ke indojuni ya?"

"Kamu mau beli sesuatu ya ren?" tanya jaemin.

"Iyaa, makanya temenin ya."

Renjun melihat dari kaca spion jaemin mengangguk. Jadi renjun pun mulai melajukan motornya. Ya dengan kecepatan rata-rata, soalnya renjun tidak mau jaemin tidak nyaman jika ia mengendarai motor dengan kecepatan diatas Rata-rata.

Tidak berselang lama, mereka sampai disana, di indojuni. Jaemin turun di susul oleh renjun.

"Ayo," ajak renjun. Jaemin mengangguk dan ikut masuk kedalam.

Renjun ternyata ingin membeli sebuah gantungan? Renjun mulai memilih-milih gantungan yang sudah tersedia disana, dengan banyak bentuk yang lucu. Ada rubah, kelinci, anjing Samoyed, beruang, dan lainnya.

"Jaem, bagus yang mana?" tanya renjun.

Jaemin pun mulai ikut melihat-lihat gantungan itu, hingga netranya melihat sebuah gantungan kelinci yang lucu.

"Ini sih, lucu." tunjuk nya pada gantungan kelinci itu. "Tapi kalo kamu ga suka cari lain aja." lanjutnya.

Renjun langsung saja mengambil gantungan berbentuk kelinci lucu itu, dan menoleh pada jaemin dan tersenyum.

"Satu lagi dong, soalnya gue mau kek kapelan gitu," kata renjun sambil tertawa garing menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kapelan yah? Iss lagian kok sedih sih!" batin jaemin.

"Jaem?" renjun mengibaskan tangannya didepan jaemin.

"Hah? Ohh iya, gantungan rubahnya juga lucu, mirip kamuu." kata jaemin, entah itu reflek atau bagaimana.

"Bjir ! Jadi gue dipuji lucu nih?"

Akhirnya Renjun juga mengambil gantungan itu, setelahnya mereka langsung saja menuju kasir untuk membayar, ternyata harganya juga agak menguras dompet untuk gantungan kecil ini.

"Yuk ku anterin."

*ini renjun apa yah? Kadang aku kamu, kadang lu gue.

Sampai di depan rumah, jaemin turun dari motornya renjun dan tidak lupa menawarkan untuk mampir. Ya kesempatan, renjun tidak tolak, renjun setuju untuk mampir.

Renjun memasukkan motornya pada halaman rumah jaemin dan menutup kembali gerbang.

"Maaf yah kecil," kata jaemin.

"Apa sih, gue gak mandang fisik rumah kali!" jawab renjun gak terima. Dan jaemin hanya tertawa saja.

Dan setelahnya, renjun di persilahkan masuk oleh jaemin. Dengan senang hati renjun masuk, tidak lupa menunggu jaemin.

"Nana pulang!!!" teriak jaemin.

Renjun berpikir, jadi jaemin di rumah suka teriak-teriak? Beda banget waktu di sekolah.

Mama nya renjun keluar dari dapur dengan senyum diwajahnya, "eh anak mama udah pulang? Eh ini siapa ganteng banget, calon mantu mama?" tanyanya dengan tidak tau malu.

"Apa sih ma," muka jaemin memerah kala itu juga renjun juga melihatnya.

"Hehe tante," renjun menyalim mamanya jaemin.

"Hehe, yaudah kalian berdua tante tinggal masak dulu yah. Na, bawa ke kamar kamu aja. Nanti mama panggil kalo udah selesai." suruh mamanya jaemin dan setelahnya mamanya jaemin kembali kedapur

"Iya ma, kamu mau ren ke kamarku? Kalo gak kita di ruang tamu aja?" usul jaemin.

"Bilang aja lu yang gak mau kalo gue mau kamar lu."

Jaemin langsung menggeleng kuat, tidak menyetujui apa yang baru saja di katakan oleh renjun. Dia gak bermaksud begitu kok.

"Ga, ayo masuk." jaemin langsung menuntun renjun untuk masuk kedalam kamarnya. Renjun dengan sedang hati mengikuti jaemin dari belakang.

Jaemin menggantung tasnya pada gantungan yang sudah dibuatnya, disusul oleh renjun. "Kamarku kecil, maaf ya." kata jaemin. Renjun rasanya ingin menarik moncol jaemin.

"Udah gue bilang gue gak mandang fisik rumah!" jawab renjun agak judes.

"Iya iya, takutnya kan kamu gak nyaman."

"Santai, gue bukan yang begitu." jawab renjun.

Jaemin hanya tersenyum.

Jaemin teringat sesuatu hal, "eh ren, kamu mau kapelan sama siapa?" entah kenapa jaemin jadi penasaran dan menanyakan hal yang sebenarnya tak perlu ia tanyakan.

"Kepo lu," jawab renjun.

"Ih, gitu amat."

Renjun jadi ingin mencubiti gemas pipi jaemin! Lucu banget pipinya gembung begitu. "Nih gue kasih clue, Gantungan kelincinya bakal gue kasih ke inisial J dibelakangnya n."

Jaemin mulai berpikir, siapa? Nama depan j belakangnga n?

"Guanlin? Eh tapi engga kan awalannya j bukan g" batin jaemin.

"Aaaa gatauu.." jaemin menyerah.

"Ya jelas el-"






Hae, balik lagi disini.
Entah kenapa lagi mood banget up cepet-cepet.

Oh iya tentang cast, ga bisa sekarang soalnya kuota tidak memadai wheheh

Maafkan saya.

Sepertinya hari ini akan double update, karena lagi banyak waktu.

Potret jaemin pas tangannya di cengkram sama renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret jaemin pas tangannya di cengkram sama renjun.

Notre Histoire [Renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang