Unit apartemen yang Reksa tempati sekarang cukup besar jika di bandingkan dengan yang sebelumnya, tempat itu memiliki tiga kamar tidur yang salah satunya di ubah menjadi ruangan kerja pribadi miliknya.
Kini Reksa memegang kendali penuh atas perusahaan Papihnya Arkhan yang di Jakarta, di temani dengan satu patner yang di setujui dan di lantik langsung olehnya, karyawan lama bernama Rion samudra.
Arkhan pernah bertemu dengan alpha itu satu kali ketika menjemput Reksa di kantor, tentu setelah menghadiri agenda syuting iklan dari produk yang dia bintangi. Sikapnya cukup baik, kecuali fakta bahwa dia tidak berhenti menghubungi ponsel Reksa sejak kemarin.
Padahal Arkhan sudah menjelaskan bahwa saat ini Reksa sedang tidak bisa di hubungi, tapi alpha itu seakan tuli dan terus memaksa untuk berbicara langsung secara empat mata dengan atasannya.
Ponsel Reksa masih ada pada Arkhan, dia sudah memberikan kabar kepada karyawan kantor Reksa yang lain agar tidak menghubungi kekasihnya selama satu minggu ke depan, ini adalah waktu yang tepat agar Reksa mendapatkan istirahat setelah terus bekerja tanpa henti.
Sekaligus menjadi waktu agar dia bisa bebas menghabiskan masa liburnya dengan Reksa yang sangat dia rindukan, karena sebelum ini, Reksa seolah tidak menganggap kehadirannya.
"Makan dulu, tadi Mamih mampir bawa banyak makanan" Ucap Arkhan begitu melihat Reksa keluar dari kamar mandi, omega itu terlihat jauh lebih baik dan lebih waras ketimbang saat dirinya di kuasai oleh serigala heat beberapa hari yang lalu.
Reksa mengangguk dan mulai berjalan ke arah dapur yang terdapat meja makan kecil dengan empat kursi di sana "Sebentar" Ucap Arkhan setelah meminta Reksa untuk duduk karena dia lah yang akan menyiapkan makanannya.
Dan Reksa hanya menurut, entah karena tubuhnya yang masih terasa sakit atau karena kesadarannya yang masih belum terkumpul sempurna, dia hanya memperhatikan Arkhan yang sibuk di meja dapur dan kulkasnya.
"Sup ayam, kata Mamih kamu harus makan yang hangat"
Satu mangkuk sedang berisi sup buatan Mamihnya Arkhan kini tersedia di atas meja, lengkap dengan dua piring nasi dan juga beberapa lauk tambahan, Arkhan tersenyum puas ketika melihat Reksa mulai meraih sendoknya dan memakan makanan yang dia siapkan.
"Makan yang banyak, sweetie" Ucap Arkhan lagi, kali ini di ikuti oleh usapan lembut di kepala si omega.
Keduanya menghabiskan makanan tersebut dalam diam, sebenarnya bukan tanpa alasan Reksa sempat menghindar dari Arkhan seminggu ini, dia merasa harus menjauh dari Arkhan untuk sementara waktu karena tidak ingin mengganggu karirnya yang mulai naik lagi.
Cepat atau lambat, kartu yang ada pada Gilang pasti akan terungkap, dan Reksa belum siap untuk itu.
Dia belum siap jika harus melihat Arkhan kesulitan, apalagi karena ulahnya. Andai saja dirinya tidak bersama Arkhan saat itu, Gilang pasti tidak akan memiliki hal yang akan mengancam jalannya karir Arkhan.
"Reksa?" Usapan Arkhan di sisi mulutnya membuyarkan lamunannya, Reksa sedikit terkejut dan berusaha fokus terhadap Arkhan yang menatapnya di depan "Are you okay? Kamu kenapa diem aja daritadi?" Tanya Arkhan kemudian.
Reksa menggeleng pelan "Gapapa, aku kenyang" Jawabnya singkat, lalu segera bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah dapur dengan piring kotor di tangannya.
Arkhan tau kalau Reksa berbohong, dia dengan cepat menyusul langkah kekasihnya. Dan menemukan Reksa sedang berdiri di depan wastafel dengan kedua tangan di atasnya sebagai tumpuan, helaan napas beratnya langsung masuk ke telinga Arkhan begitu jarak mereka semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}
Non-FictionAroma feromon milik Arkhan seperti bau tanah kering yang bercampur dengan tetesan air hujan aromanya dapat membuat Reksa tenang saat berada di sampingnya. Dan siapa yang tidak menyangka kalau laki-laki yang sudah hidup selama tiga tahun bersamanya...