Bingung

973 60 0
                                    

Vote komen jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

Asta menggaruk kepalanya bingung karena ada Febbi dan Reza berjalan di kanan kirinya dengan badan di buat tegap serta wajah yang garang.

"Lo berdua kenapa? Kayak ga beres."

"Mari belok kiri habis itu kita naik tangga." ucap Reza.

"Pfft.. Ekhem."

"Kenapa sih? Agak lain."

Tiba di tangga sebelum naik badan Asta diangkat bridal style oleh Reza yang membuat anak itu meronta minta turun.

"Turunin gue pantekkkkkkk." omel Asta.

"Pssst saudara Dimasta tolong diam calonmu sudah berada di kelas."

"Hah? Calon? Caleg baru ada."

Namun, tidak di gubris. Haha kasian.

Sampai di kelas Asta d ituruni oleh Reza dan kembali anak itu di ikuti Febbi.

"Bi, ngapain ngintilin gue? Balik sono tempat duduk lo." usir Asta.

Febbi melihat arah lain sebentar lalu mengganguk beralih jalan ke tempat duduknya.

"Bocah ngapak ya?" Asta ingin membalikkan badannya untuk mengambil buku dan peralatan tulisnya. Namun, di cegah Reza dan membiarkan dirinya yang mengambil apa yang di butuh Asta dari dalam tas nya.

"Oyy, lo ngapa anjir? Kesambet?"

"Ini. Kalo butuh apa-apa bilang ma gue atau ma Febbi." ucapnya sebelum ninggalin meja Asta.

"Gaje bet setan."

Tidak lama, masuklah Fajri dan Nagina membawa banyak roti dan susu dengan wajah semangat dan riang.

"Sya~ la ~ la ~ la ~ la ~ Astaaa nih buat lo." girang Nagina mengelus kepala Asta.

"Apaan sih elus-elus di kira gue kucing hah?" sewot Asta.

Nagina menatap Fajri seolah saling paham.

"Pffft.. Yaudah dehh maapppp yee tuh makan rotinya."

"Tapi gue ga laper."

"Laperin. Udah akh jan lupa di makan okay."

Asta menghela nafasnya mengiyakan ucapan Nagina.

"Orang aneh."

Di luar kelas ada Bara melihat Asta sedang memakan roti dari Nagina. Senyumnya terukir di wajahnya.

"Makan yang banyak Asta." gumamnya.

"Mikin ying binyik Isti. Heleh ga bakal hamil dia cok."

"Hamil ga hamil yaudah sih ngapa lo sensi? Jan jangan yang hamil lo."

"Eh bangsat." Bara tertawa usai menepis tangan Varen yang hendak menjitaknya.

"Wah ini mah lo yang boti bukan Nazel yang boti."

"Bacot betumbuk gas."

"Yeuu nanti."

Di jam istirahat Asta risih karena kembali dirinya di ikuti Reza dan Febbi di belakangnya padahal dia ingin pergi ke rooftop tetapi dua anak itu berjalan mengikutinya.

Asta yang penasaran, apakah kalau dirinya berjalan ke arah kantin dua anak itu tetap mengikutinya atau tidak.

Tetapi ternyata nihil meskipun melewati kantin Febbi maupun Reza tetap mengikutinya sampai Asta pun berhenti dan berbalik ke arah mereka.

BARASTA (ON GOING) Where stories live. Discover now