-- Epilog Volume 1 --
Malam itu Ezal seperti biasa, membuka dokumen dan catatan miliknya. Gadis itu mengetuk pintu dan langsung masuk ke kamar Ezal.
"Ada apa?" Ucap Ezal tanpa melihat Gadis itu.
Gadis itu masih belum tahu alasan mengapa setiap dia masuk ke kamar Ezal selalu saja dalam keadaan gelap, hanya lampu belajar saja yang menerangi wajahnya.
"Aku ingin meminta maaf atas sikapku sebelumnya."
Ezal menghentikan aktivitasnya dan berbalik menghadap Gadis itu. "Kamu tahu? Semakin aku mengetahui informasi mengenai kematian kedua orang tuaku, aku rasa aku mulai merasakan suatu perasaan aneh, sesuatu yang belum pernah aku rasakan."
"Ezal, kamu tidak perlu memaksakan dirimu, bukankah kita sudah bahagia dengan kehidupan seperti ini?"
"Tidak, aku rasa aku harus melakukan sesuatu."
"Apa maksudmu, apa yang akan kamu lakukan? Ezal, aku mohon jangan melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal nantinya."
"Aku masih belum tahu apa yang akan aku lakukan. Aku ingin tidur, kamu juga sebaiknya tidur."
Pintu itu ditutup dibelakang punggung Gadis itu. "Oh sungguh, semoga saja tidak ada tragedi lain yang akan terjadi."
-- Volume 2 --
Perang di Provinsi P semakin memanas. Pihak Quad P kini menginginkan lebih dari sekedar pemenuhan hak mereka, namun ingin memaksa memisahkan diri dari negara, mereka ingin menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri. Hal ini sudah bukan lagi permasalahan nasional biasa. Masalah ini sudah sampai ke dewan PBB dan menjadi salah satu pembahasan utama dalam sidang internasional.
180 perwakilan dari tiap negara menghadiri sidang internasional tersebut. Dari tahun ke tahun perkembangan ilmu dan teknologi memang berkembang sangat cepat, namun tingkah laku manusia berakal semakin berkurang, sehingga permasalahan di berbagai negara tidak jauh berbeda, perang dan tindak kekerasan.
Sebenarnya ini sudah diprediksi dari beberapa tahun kebelakang, apalagi oleh para pemuka agama. Kini dunia diliputi oleh krisis akhlak, tidak perlu menunggu kiamat, perlahan dunia akan hancur dengan sendirinya.
Pagi itu, Presiden Majelis Umum membuka sidang dengan membahas isu-isu internasional yang sedang terjadi, khususnya masalah perang dan keselamatan warga sipil yang kini sedang menjadi urgensi di berbagai negara.
Agenda sidang utama yang telah disepakati adalah tentang rencana perluasan wilayah Negara A dan konflik internal di Negara I.
Negara A di duga sedang merencanakan sebuah perluasan wilayah atas negaranya, tidak diketahui pasti seperti apa maksud perluasan wilayah tersebut. Namun sudah ada beberapa laporan dan kecaman keras dari berbagai negara terkait isu ini. Presiden Negara A telah mengadakan konferensi umum, mereka membantah keras isu tersebut dan berdalih bahwa semua itu adalah racun politik untuk melemahkan dan menargetkan negara mereka karena mereka adalah salah satu dari negara adidaya.
Namun negara-negara yang melaporkan isu ini pun mempunyai bukti terkait kebenaran dari rencana perluasan wilayah Negara A, dan dari beberapa bukti yang terkait, ada yang berhubungan dengan Negara I.
Akhirnya Presiden memberikan hak bicara kepada Menteri Luar Negeri Negara A.
"Tuan Presiden yang terhormat, terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan kepada kami. Berdirinya saya di sini mewakili Negara A dengan tujuan untuk menyampaikan klarifikasi mengenai isu-isu yang ditujukan kepada kami, khususnya mengenai rencana perluasan wilayah. Sebelumnya, Presiden kami telah mengadakan konferensi umum terkait masalah ini. Kami dengan tegas menyangkal dan membantah tuduhan tersebut. Kami yakin bahwa ini adalah racun politik yang ditujukan kepada kami, dilatarbelakangi oleh kemajuan pesat negara kami yang mungkin dianggap sebagai ancaman oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Negara kami telah berkontribusi secara signifikan dalam inovasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Selain itu, kami memiliki sejarah sebagai pelopor negara demokratis yang telah memberikan inspirasi bagi negara-negara lain. Mengenai keterlibatan Negara I, perlu diketahui bahwa Negara I merupakan pusat perhatian dunia saat ini karena sumber daya manusia berkualitas dan kekayaan alam yang melimpah. Kami telah menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Negara I selama hampir 80 tahun. Mungkin terdapat beberapa kekeliruan sehingga muncullah isu ini, terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Novel : Cumara
Mystery / ThrillerVolume 2 Una, seorang novelis amatir yang suka menulis novel di salah satu platform novel online di internet. Suatu malam, di bawah cahaya lampu belajar, dia tertunduk lesu di depan laptopnya. Selama 8 tahun dia menggeluti dunia kepenulisan novel am...