Happy reading!!
Kejadian ini sebenarnya membuat Amanda, apalagi Clara malu. Bagaimana tidak? Dengan cerobohnya sahabatnya ini menabrak laki-laki asing. Untung saja dia tak marah, kalau marah Clara tidak mau ikut campur biarkan saja sahabatnya ini menyelesaikan masalahnya sendiri.
Clara mengalihkan tatapannya pada Amanda yang sedang asik melamun. Lalu tangannya ia angkat untuk menepuk bahu Amanda, menyadarkan sahabatnya dari dunianya.
"Kau melamun? Suka sekali melamun. Jangan terlalu memikirkan tentang tadi." Ucap Clara menenangkan Amanda.
Amanda menghela nafas lalu tersenyum, membalas ucapan Clara dengan anggukan ringan.
"Pulang lah ke kediaman Justin"
"Kau mengusirku?" Tanya Amanda tak terima. Kenapa Clara mengusirnya yang jelas jelas adalah pemilik apartemen ini.
Clara hanya bisa memutar bola matanya malas. Apa Amanda tak mengerti dengan apa yang ia maksud?
"Bukan begitu Amanda sayang. Aku tak ingin kalau laki-laki itu sampai datang kesini"
Ucapnya mencoba memberi penjelasan pada Amanda. Dan Amanda yang mengerti hanya ber oh ria.
Lalu Amanda mendirikan badannya. Sambil mengangkat tas belanjaan nya. "Baiklah. Aku akan menyimpan belanjaanku, lalu aku akan pergi" ucap nya dengan nada sedikit memberengut, dan berlalu melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya.
Sebenarnya ia tidak ingin bertemu dengan Justin. Karena apa? Karena hari ini ia sangat lelah, ia tahu kalau ia bertemu dengan laki-laki itu akan berakhir seperti apa nantinya. Tapi apa boleh buat itu sudah menjadi pekerjaannya bukan.
Melihat kediaman Justin yang masih sepi seperti tak berpenghuni, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Gelap.
Seluruh ruangan gelap gulita. Seperti yang ia pikirkan bahwa sang penghuni apartemen tidak datang berkunjung.
Ia meraba bagian dinding mencari saklar lampu untuk ia hidupkan.
Ceklek
Sekita ruangan menjadi terang. Ia melangkahkan kaki panjangnya menuju dapur guna mengambil segelas air. Sepertinya kerongkongannya sangat kering sehingga air satu gelas pun langsung tandas dalam beberapa tegukan.
Tumben sekali laki-laki itu tidak datang? Tapi ia cukup senang, karena ia bisa beristirahat dengan tenang. Tubuhnya benar benar butuh tidur, dan sudah lama sekali ia tidak tidur dengan waktu yang teratur.
Tapi, seringnya interaksi dirinya dengan laki-laki itu membuat ia seperti ketergantungan dengan keberadaan nya.
Seperti sekarang. Mendapati dirinya terbaring sendirian di ranjang yang sering ia tiduri dengan Justin, serasa ada yang berbeda. Dimana biasanya saling mendekap, sekarang ia hanya bisa mendekap guling.
Ada apa dengan perasaannya ini? Ia merasa ada yang salah. Perasaan nya resah membuat dirinya terus berguling ke kanan ke kiri, Memposisikan tubuhnya agar cepat menjemput tidurnya. Karena ia tak ingin terlalu larut dengan rasa ini, ia tak mau mempunyai perasaan ini apalagi untuk pria seperti Justin. Jangan Amanda, kau harus ingat rencana awal mu, jangan pedulikan rasamu yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE LOVE
Teen FictionHidupnya benar benar hancur karena suatu insiden yang membuat kebahagiaan yang selama ini dia rasakan sirna begitu saja. Seseorang yang ia pikir adalah sumber kebahagiaanya, malah menjadi satu satunya orang yang ingin ia hancurkan. Balas dendam adal...