Rapat yang penuh keributan dan perbedaan pendapat akhirnya telah berakhir. Johnny memutuskan untuk memecat 2 - 3 orang yang menjadi faktor utama permasalahan ditempat ini yang diduga demi keuntungan mereka sendiri.
Mereka secara diam- diam telah melakukan penggelapan dana dengan cara menjual buku besar perusahaan yang seharusnya disimpan dan dijaga baik-baik.
Jam kunjungan di anak perusahaan ini juga sudah selesai, sudah waktunya bagi mereka kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena hari sudah memasuki petang.
Semua karyawan telah memasuki bus, sementara Johnny terdiam di depan pintu masuk sembari menatap layar ponselnya yang menunjukan ruang obrolan antara dirinya dengan Jaehyun. Ingin Johnny menanyakan kabar sahabatnya itu, namun mengingat apa yang telah terjadi kemarin membuatnya jadi ragu.
"Sedang memberanikan diri untuk menghubungi nya?" tanya Sooyoung, tiba - tiba berdiri disamping Johnny.
Tentu kemunculan wanita itu membuat Johnny terkejut. "Noona, kau mengagetkanku saja!"
"Mau ku bantu mengetik?"
"Tidak perlu," Johnny kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku. "Aku bisa melakukannya sendiri," lanjutnya.
Sooyoung menatap kagum pimpinannya ini. "Oh, kau benar - benar pria sejati,"puji nya.
"Memang!" balas Johnny, dengan kepercayaan dirinya.
"Sepertinya kau benar-benar menyukai sekretaris baru itu"
Johnny terdiam, menatap lurus Sooyoung.
"Apa kau tahu, sebutan yang didapatkan oleh sekretarismu selama ini?"
Johnny mengernyitkan dahinya.
"Perusak hubungan orang, penghancur rumah tangga, dan yang terakhir, seorang jalang pria."
Johnny berhasil dibuat terkejut atas apa yang didengarkannya ini.
"Awalnya mereka mengira kau adalah istri dari pria yang kemarin datang menarik sekretaris mu-"
"APA??!!!" seru Johnny, terkejut. Memotong ucapan Sooyoung.
Sooyoung tertawa kecil mendapati reaksi pimpinannya ini, lalu ia melanjutkan. "Kemudian setelah kejadian kemarin, sekretarismu itu mendapat julukan baru yaitu seorang jalang pria murahan."
"Siapa yang mengatakan itu?!"
"Kalau kau tahu, apa yang akan kau lakukan? Memecatnya? Yang benar saja, kau tidak bisa menggunakan kekuasaanmu untuk memecat seseorang hanya karena mereka menghina sekretarismu, mereka pasti tidak akan menerima itu dan akan menuntut mu." "Biarpun mereka hanyalah karyawan biasa yang hanya digaji pas - passan, hukuman yang akan mereka berikan bisa jadi jauh lebih buruk"
Johnny mengerang sambil mengepalkan kedua tangannya. Perlahan rasa amarah mulai menguasai diri nya setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Sooyoung.
Melihat bagaimana pimpinannya itu menahan emosi, Sooyoung memegangi kedua pundak Johnny. "Aku yakin semua ini akan cepat berlalu jika kau memilih jalan yang benar." Setelah itu, Sooyoun menaiki bus, dan tak lama kemudian Johnny menyusul.
Begitu Johnny memasuki bus, ia menatap satu persatu karyawannya dengan rasa benci, kemudian langsung duduk di kursinya dengan amarah yang masih tertahan.
"Jaehyun, karena persediaan untuk makan malam ini sudah habis, aku keluar sebentar untuk membelinya. Sekalian untuk besok," kata Jeno, sembari mengambil dompet dan jaketnya.
"Kau akan pergi belanja, sendirian?" tanya Jaehyun yang tak yakin.
Kepala Jeno mengangguk, "hm, kau ingin menitip sesuatu?"