"Mamaa"
Shani mendongak kan kepala nya mencari sumber suara hingga mata dia kembali tertuju pada Muthe
"MUTHEE!!!!" Shani berteriak dan berdiri langsung terheboh dengan apa yang di liat nya
Jari jemari Muthe sedikit bergerak dan wajah Muthe bergumam tapi entah menyebut apa
Shani langsung memencet tombol di nakas untung memanggil perawat atau dokter, tapi di tunggu-tunggu tidak juga datang
Akhirnya dengar ragu karena harus meninggalkan Muthe, Shani segera bergegas mencari dokter
Ceklek
"Kenapa Shan?"
Belum sempat Shani membuka pintu, Eli pun terlebih dahulu datang ke ruangan
"Mut- Muthe Li anu apa namanya, gerak" ucap Shani terbata-bata
Mendengar itu Eli langsung menghampiri Muthe yang masih terkapar lemas di ranjang nya
Eli mengejek kondisi Muthe beberapa saat, sedangkan Shani di sebrang Eli hanya menatap dengan cemas
"Suster tolong ganti cairan infus nya ya" ucap Eli kepada suster yang ada di belakang nya
"Gimana Li?'' ucap Shani ragu, mendengar itu Eli malah berjalan ke sofa dan menyilangkan kedua tangannya
"Eli kamu denger aku ga sih?" Lanjut Shani
"Kalo 3 hari lagi Muthe belum siuman kita harus lakukan operasi di kepala nya dan jika setelah operasi 1 Minggu dia belum siuman juga maka..." Eli berhenti berbicara
"Maka? Maka apaa Eli?" Ucap Shani dengan nada sedikit meninggi
"Emhhh maka jangan terlalu berharap dia akan siuman, atau bahkan jangan berharap dia akan lebih lama ada" Eli kembali berucap
"Fuck! Stop thinking like that Eli!!!" rengek Shani karena ucapan Eli
"Ini medis bukan hanya perkiraan Shani Indira Natio!!'' ucap Eli langsung berdiri "Kamu harus bersiap dengan semua kemungkinan yang ada, terima aja lah perjodohan dari ayah kamu dari pada nungguin Muthe terus Shan" lanjut Eli
"Shut up Eli sampai kapan pun aku gamau nerima Michael, aku bakal nunggu Muthe sampai kapan pun walau hari kematian menjemput ku'' ucap Shani dengan nada bergetar
"I see, Michael is your friend, you won't marry him, tapi sha--"
"HELISMA!! SHUT UP, I WANT YOU TO SAY THIS AGAIN! NGERTI?" Ucapan Eli dipotong oleh Shani yang tersulit emosi
Merasa Shani yang emosi, Eli memilih tidak meladeni dan keluar dari ruangan takut Shani makin menjadi
Melihat Eli pergi Shani kembali duduk dan memijat pelipis nya "Orang-orang bikin emosi aja tau nya"
Drttt
Drttt
Drttt
Shani reflek melihat handphone nya yang bergetar tersebut 'Gracia shy' nama yang tertera di layar handphone Shani
"Hallo Shan"
"Iya Gre kenapa?"
"Kamu masih dirumah sakit?"
"Emhh? Iya masih"
"Aku nyusul ya ci"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir (Shani Muthe)
Fantasy"Aku disini selalu menunggu mu" -Shani Indira Natio