01.PERTEMUAN TAK TERDUGA

5 0 0
                                    

Diluar kendali.

°°°

Ingat sekali, aku duduk di tempat pemberhentian bus menatap ramainya jalanan kota yang amat ramai. Di temani dengan sejuknya angin sepoi-sepoi, dengan buku di pangkuanku. Aku menatap lama caver mata kuliah yang ku bawa, sembari bergumam "duh lama banget bus nya, bisa bisa telat nih".

Tak lama bus yang di tunggu-tunggu datang dan berhenti tepat di depan halte. aku beranjak dari duduk dan berjalan cepat lalu memasuki bus yang sedari tadi aku tunggu kedatangannya. Tak lama di perjalanan, aku sampai juga ketujuan ku yaitu tempat perkuliahan.

Aku berjalan melewati satu persatu koridor kelas yang tampak ramai mahasiswa dan mahasiswi sedang berkumpul tak lupa dengan kertas praktikum di genggamannya, ya benar ternyata koridor yang sedang aku lewati adalah fakultas teknik, terlihat dari mimik wajah yang sangat gembira di setiap harinya. Aku berjalan trus hingga langkah ku terhenti. aku melihat ada satu laki - laki yang sangat jarang aku temui, aku beku saat berpapasan dengannya. Jantungku yang tadinya normal menjadi seakan akan terancam di tatap lembut oleh laki-laki yang aku saja tak tau jelas siapa namanya, dari jurusan apa.

"permisi" ucapnya sambil melambai lambaikan tangan di depan muka ku. Kenapa bisa dia menyapaku? Ya karna aku tepat sekali menutupi jalan nya.


"Eh iya kak, maaf maaf" sadarku dari lamunan yang membuat ku garuk-garuk kepala yang jelas-jelas tidak gatal sama sekali, aku yang tampak malu segera pergi dari titik dimana aku membeku tadi. " Bodoh bangett, minimal kalo ngefrezz tau tempat lahh. ini tengah jalan, bodoh bodoh" ucap batin Nala

Tak lama dari itu aku sampai juga di kelas yang terlihat cukup ramai oleh teman-temanku. Aku memang bukan tipikal mahasiswi yang datang paling awal karna rumah ku cukup jauh dari jangkauan kampus, aku termasuk mahasiswi yang sering datang terlambat, ga sering tergantung mood aja.

(mata kuliah pertama selesai)

"Nala, Lo kenapa dari tadi bengong sambil senyam-senyum gitu" ucap gadis rese tidak lain tidak bukan adalah Anjani, teman terbaik Nala selama di masa perkuliahan. Tingkah nya memang out of the box tapi berhati lemah lembut layaknya ibu peri.

"Loh gua kan emang murah senyum Jan, kemana aja lo" jawabku dengan nada naik, lalu menampilkan mimik wajah kecut.

"Gak, ini beda ni. Balik, bakso enak nihh" ajak Jani yang dia kira dengan ajakan ngebakso akan membuat luluh lantah hati temannya ini, ohhh tentu iyaa.

"Gass" jawabku yang sangat excited dengan ajakan makan besar. Sebelum bibirku menutupi mulutku Anjani langsung menembakku dengan kata kata yang bertubi tubi "cerita lah nal, masa gua ga tau tentang lo, trus kalo lu ga cerita ke gua lu cerita ke siapa? " ucapnya

"Aman" balasku yang juga menampilkan gaya jempol kebanggaan. Kata aman adalah gambaran bahwa Nala menyetujui dirinya nanti akan menjawab segala pertanyaan yang Anjani buat dan Anjani pertanyakan pada dirinya.

(Toktoktok)

Bunyi pintu kelas yang sangat jelas di ketok oleh dosen pengampu hari ini dan di iringi beberapa mahasiswa untuk penggalangan dana bencana longsor di beberapa daerah terpencil. Yang bikin kagetnya di barisan kakak tingkat itu ada laki-laki yang di awal pagi sudah membuat perasaan ku tak karuan.

"prihal di tatap lembutnya saja sudah melebur jadi bubur, gimana kalo....., aduh gak bisa nih gue" gumam Nala dalam batinnya yang membuat tanpa sadar senyumnya merekah, pandangannya yang hanya tertuju kepada kakak tingkat yang sedang berbicara di depan, lebih tepatnya kating yang tadi pagi berpapasan dengan Nala.

Tak sengaja mata yang tadi nya melihat sekeliling Nala sekarang tertuju hanya pada Nala, seketika Nala yang ketauan memperhatikannya segera memutus pandangannya. "Njir ke geb" Batin Nala saat menunduk dan berpura-pura menulis di buku nya yang jelas jelas bolpoin yang dia kenakan masih tertutup.

Di lain posisi, kakak tingkat itu hanya bisa terkekeh karna tingkah Nala yang di anggapnya menggemaskan.

KISAH FOR AKSA Where stories live. Discover now