Bab_06: Gairah yang Tak Kunjung Padam

5.8K 129 2
                                    

(*Warning: (21+) read on your own risk.)


Dario terbangun setelah dua jam tertidur karena gerakan tidur Lana yang menggesek Dario tanpa sadar. Dario melirik Lana yang tidur tengkurap di atas dadanya dengan wajah polos. Pikiran Dario kembali ke adegan panas mereka tadi.

Dario benar-benar kehilangan kendali dirinya, seharusnya ia tidak melepaskan benihnya ke dalam rahim Lana. Tapi menurut regulasi, Lana seharusnya meminum pil kontrasepsi secara rutin sebelum acara lelang dimulai.

Dario menggulingkan tubuh Lana perlahan sehingga gantian Dario yang sekarang ada di atas Lana. Lana betul-betul terlelap, Dario menatap wajah Lana yang cantik dengan hidung mancung mungil dan bulu mata lentik. Dario ingat sepasang mata itulah yang sudah menjeratnya hingga ia mengeluarkan sejumlah besar uang hanya untuk memeluk pemilik mata indah ini. 

Bibir indah Lana bengkak karena ciuman-ciuman Dario tadi, bibir inilah yang tadi melantunkan lagu-lagu indah menghanyutkan dan rintihan yang membangkitkan gairahnya. Dario mengulum bibir indah yang membengkak itu sekali lagi, kali ini dengan lembut dan perlahan merasakan kehangatan tekstur bibir Lana.

Setelah puas menciumi Lana, Dario mengalihkan perhatiannya ke bagian intim mereka yang masih menyatu dan menarik keluar kejantanannya, cairan mereka yang bercampur dengan darah keperawanan Lana ikut keluar dari kelopak kewanitaan Lana, tumpah ke sprei putih ranjang. Melihat hal tersebut, gairah Dario bangkit kembali. Seumur hidupnya, baru kali ini dada Dario membuncah oleh perasaan bangga dan memiliki yang sebegitu kuatnya.

Kali ini Dario memakai kondom dengan terburu-buru karena gairah yang tiba-tiba memuncak dan kembali menuntaskan gairahnya tanpa membangunkan Lana terlebih dahulu. Entah setelah berapa lama baru Lana terbangun karena gerakan tubuh Dario dan sensasi di bagian kewanitaannya. 

Lana kembali terbangun dengan gairah yang sudah memuncak akibat perbuatan Dario. Lana kembali menjerit saat mencapai klimaksnya, sementara Dario mempercepat gerakan pinggulnya dan berusaha mencapai klimaksnya sendiri. Dengan suara lenguhan yang tertahan, Dario berhasil mencapai klimaksnya dan jatuh tertelungkup di samping tubuh Lana yang sekarang sudah bangun dari tidurnya dengan mata lebar.

Melihat Lana yang melotot kesal padanya, Dario mengulurkan tangannya membelai wajah Lana dan menarik Lana kepelukannya.

"Baru kali ini aku begitu bergairah terhadap seorang wanita. Maaf aku tak dapat menahan diri, Lana! Apakah masih terasa sakit?" tanya Dario sambil mengecup kening Lana yang masih melotot.

"Tidak, sudah tidak terasa sakit tapi kau menikmatinya sendirian!" tuding Lana

"Apa?" Dario terkejut dengan reaksi Lana.

"Sekarang kau mau tidur setelah membuatku terbangun? Tidak, tidak bisa begitu!" Lana segera bangun dari posisi rebahnya dan naik ke atas tubuh Dario.

"Kau tidak boleh tidur, sekarang giliranku!" Lana duduk mengangkangi pinggul Dario dan kedua tangannya menahan bahu Dario.

"Hah?" Dario ternganga gagal mengatasi keterkejutannya, Lana sudah menundukkan kepalanya mengulum bibir Dario. Sekarang giliran Lana yang menjejalkan lidahnya mengelus ke dalam mulut Dario. Dario yang pada awalnya terkejut akhirnya menerima semua aksi berani Lana dengan senang hati, kali ini Dario membiarkan Lana memimpin. 

Lana mencoba mempraktekkan apa yang pernah ia lihat di film porno. Lana menciumi leher Dario turun ke dada dan terus turun sampai ke pusat diri Dario.

Dario mencengkram sprei dengan kuat saat Lana melepaskan kondomnya, menjilat ujung kejantanannya sambil mengurut batangnya yang kembali menegang dan membengkak dengan cepat.

Messing Up Your PlansWhere stories live. Discover now