🌪BAB 5 : Kabur⛰️

943 74 1
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Saat ini, di dalam ruangan tempat Aurel dikurung, gadis dengan raut wajah tenang itu tengah mencoba pintu dengan penjepit rambut. Aurel memang selalu membawa penjepit rambut ke mana-mana, untuk berjaga-jaga jika saja rambutnya bertingkah, tidak ia sangka jika benda kecil tersebut dapat berguna saat hal genting seperti ini.

Meski raut wajahnya tenang, namun terpancar jelas kekesalan di mata Aurel. Sudah sedari tadi ia mencoba membuka pintu, namun tidak kunjung berhasil.

Oke, ini terakhir. Jika tetap tidak berhasil, ia tendang saja pintunya, pikir Aurel kesal.

Klek!

Aurel tidak bisa untuk tidak tersenyum senang, bahkan ia berjingkrak kecil. Berdehem sebentar untuk menetralkan perasaan senangnya, Aurel perlahan membuka pintu dan menatap sekeliling.

Sekali lagi senyum senang terpatri di bibir plum Aurel ketika tidak melihat bodyguard di depan pintu, terlebih lorong di lantai empat itu sungguh sepi. Tidak ada pelayan maupun bodyguard yang berlalu-lalang.

Perlahan Aurel keluar dari ruangan, dan berjalan dengan santainya. Ketika sampai di mulut lift, Aurel berhenti. Ia mendongak menatap angka-angka yang bercahaya di atas lift, dipastikan jika lift itu digunakan oleh Rio. Lift berhenti di angka tiga, yang artinya Rio pergi ke kamarnya.

Helaan napas lega terdengar dari bibir Aurel, untuk sesaat ia panik. Takut Rio menuju lantai empat. Karena tidak ingin menanggung risiko, Aurel lebih memilih menuju tangga yang ada di samping lift.

Tatapan Aurel jatuh pada pegangan tangga yang terlihat mulus tanpa ada noda sama sekali, seketika mata Aurel berbinar. Dengan tenang dia menaiki pegangan tangga tersebut lalu meluncur begitu saja, mengabaikan tatapan horor dari para pelayan dan bodyguard yang tengah bertugas di tangga.

Di lantai satu, terdengar suara canda tawa dari beberapa orang. Seketika tawa mereka terhenti ketika melihat seorang gadis tengah berseluncur di pegangan tangga dengan wajah tenangnya.

Mereka adalah partner kerja kelompok Rio, sang Tuan rumah sedang pergi ke kamar untuk berganti pakaian. Mata mereka membulat kala melihat gadis yang tengah berseluncur di pegangan tangga dengan santainya.

Tak hanya mereka, tapi para pelayan dan bodyguard yang ada di lantai satu pun ikut membulatkan mata. Astaga, Nona mereka ini kenapa suka sekali membuat mereka senam jantung? Jika saja sang Tuan mengetahui hal ini, bisa habis nyawa mereka.

Aurel menepuk-nepuk celananya setelah melakukan pendaratan dengan mulus, kakinya melangkah hendak pergi ke dapur. Namun, cekalan tangan yang didapatnya membuat Aurel terpaksa menatap seorang pelayan yang menjadi pelaku.

Alis Aurel terangkat seolah bertanya pada si pelayan, tapi si pelayan tidak menyahut, malah pelayan itu langsung mengecek tubuh Aurel berharap tidak ada luka di tubuh mungil Aurel.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang