46. Jurus Kecup

1.6K 92 15
                                    

Malam guys, Om Bujang balik lagi
Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ❤️

Malam guys, Om Bujang balik lagiJangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

46

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

46. Jurus Kecup

♡♡♡

Senyap dan penuh harap. Koridor yang berisikan formasi lengkap dari sahabat Abian dan juga keluarga serta sahabat Bulan begitu dingin hingga rasanya menusuk tulang. Sebelas orang berdiri berdekatan, saling menguatkan satu sama lain. 

Di dalam ruangan besar di mana Abian berada, dua dokter dan sejumlah perawat tengah melakukan pemeriksaan.

Satu jam telah berlalu, di pukul sebelas malam ini, kantuk pun tak berani datang. Ikut menunggu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan Abian. Bulan sendiri menjadi yang terdekat dari pintu. Tidak bisa mengintip sebab kaca yang ada tidak bisa dilihat dari luar. Dia hanya bisa menunduk dalam pejaman mata, dalam hati yang riuh dengan doa. 

Bunyi benda mengerat hadir di tengah sunyi. Bunyi itu berasal dari pintu yang terbuka. Bulan yang sempat terkejut mendongak perlahan. Dia takut, jika kehendaknya tak sama dengan kehendak semesta. 

Dokter laki-laki berkacamata mengusap peluh di dahi, membuka masker dan menghadirkan segurat senyum. 

“Abian adalah laki-laki yang kuat. Setelah dua tahun dia bertahan, hari ini dia dinyatakan telah sadar. Dia sudah bisa membuka matanya. Namun, belum sanggup untuk menggerakan anggota tubuh lain termasuk bibirnya. Cidera pada saraf otak yang parah membutuhkan waktu pemulihan cukup lama untuk bisa kembali menjalani aktifitas normal seperti sedia kala.”

“Jangan dipaksakan. Terapis dari tenaga medis yang harus membantunya pulih perlahan-lahan. Jadi kamu jangan coba-coba, Bulan.”

Tawa kecil Bulan keluar seiring dengan cairan bening yang sontak meluruh ketika matanya berkedip. Penjelasan dari dokter telah membuat kemungkinan buruknya sirna sebab semesta malam ini bekehendak sesuai keinginannya. 

Gadis yang mengenakan blazer ala Korea itu menjabat tangan sang dokter. Berterima kasih dengan lantang, tanpa dokter tersebut, hari-harinya selama penantian pasti diisi keputus asaan. 

OM BUJANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang