11 - Singa dan Kelinci

1.4K 193 17
                                    

"Akhhh...!"

Dengan panik Nera melepas jaket dan kaosnya, terlihatlah tubuh atletis dengan six pack tipis. Nera menggosok brutal leher dan punggungnya hingga seekor ulat hijau gemuk terjatuh di sisi kakinya.

"HAHAHAHAHA"

"HAHAHAHAHA"

Disana Kiera dan Ixora sudah terbahak-bahak, sementara Aester? Pemuda itu hanya terkekeh, Nera menatap tajam mereka semua. Nera mengambil batu segenggaman tangan dan melemparnya ke kepala Ixora, tapi berhasil pemuda itu tangkap.

Aster berjalan mendekati Nera, sambil memasang anak panah pada busurnya. Pemuda itu berhenti di sebuah batu besar, membidik seekor ikan seukuran lengan, Nera memperhatikan itu. Kemudian pandangannya beralih pada Sungai, Sungai ini masih sangaat asri, terlihat jernih dan masih banyak ikan, tapi banyak juga batu-batu dengan lumut hijau yang tebal di pinggirannya, jelas akan sangat licin.

Pyas!!

Anak panah hitam berbulu kalkun melesat, dari titik daratnya, sesuatu menggelepak, bidikan Aester tepat sasaran. Pemuda pirang itu segera menjejakkan kaki ke air, dan mengambil hasil buruannya, melepaskan dari anak panah lalu melemparkan ke tepi Sungai.

Pyas!!

Pyas!!

Di sudut Sungai yang lain, Ixora dan Kiera sudah memposisikan diri untuk memanah, dua ikan kembali didapat.

Grusak!!

Perhatian Nera teralih pada segumpal bulu putih yang melompat di antara Semak-semak. Nera mengikutinya, seekor kelinci gemuk yang sedang memakan selada air tampak terganggu dengan kehadiran Nera, kelinci itu lantas melompat semakin masuk kearah hutan. Dengan langkah yang berusaha disenyapkan, Nera mengikuti dengan hati-hati. Tanpa menyadari sepasang mata biru membidiknya.

Kelinci putih itu berlari hingga sisi hutan yang cukup terbuka, penuh pohon oak besar yang renggang, dibawahnya terbentang rumput hijau. Satu kaki Nera memijak daun kering, seketika kepala-kepala bertelinga panjang menyembul dari rerumputan yang cukup tinggi. Dengan cepat, Nera melompat utnuk menangkap kelinci yang tadi ia kejar, kelinci itu terkejut, tidak sempat menghindar.

"Kena lo!!" Ucap Nera puas melihat kelinci di pelukannya, hingga suara geraman terdengar.

Nera berusaha menajamkan pendengaran, kelinci-kelinci lain sudah melompat menuju lubang untuk bersembunyi. Tubuh Nera menegang, menangkap sepasang mata yang menatapnya lapar. Dengan pelan dan geraman, seekor singa putih keluar dari bayang-bayang pepohonan, matanya terkunci pada Nera yang terbaring sambil memeluk kelinci putih gemuk.

Menekan ketakutannya, tangan kanan Nera perlahan menarik keluar belati dari sarungnya yang terpasang di pinggang kanan. Seolah merasakan ketegangan yang sama, kelinci di depakapan tangan kiri Nera juga terdiam menegang, menatap predator yang masih mengenadap.

"GRRRAAAAA!!!"

Kuku-kuku tajam singa mulai keluar, dengan tumpuan kaki belakang, singa itu melompat menerkam dengan mulut terbuka. Nera berguling menghindar, tangannya masih tidak lepas dari kelinci. Kuku tajam singa menggores dalam akar besar pohon oak. Seluruh rasa takut Nera membangkitkan naluri bertahan hidup.

Dengan kaki terkatuk akar dan napas tersenggal Nera menghindari terkaman Singa dengan menyembunyikan diri dibawah lubang besar akar pohon. Dengan ganas singa putih itu mengoyak akar untuk mendapat mangsa segar yang menatap ngeri dirinya. Nera sudah membidik jantung singa itu saat akar terakhir mulai patah. Raungan singa kembali menggelegar, ini adalah kesempatan hidup dan mati Nera, hingga...

"SAN!!" Suara itu menghentikan kebringasan hewan bersurai putih yang seketika berjalan mundur.

Nera tercengang, Nera tahu suara siapa itu. Di depannya kini sudah berdiri sosok yang lebih mengerikan dari pada singa albino tadi, yaitu Elliot. Setelah kejadian satu tahun yang lalu, Nera jadi punya trauma dengan dokter, terlebih pemuda berambut pirang putih itu sedang menggunakan jas lab nya, jas putih panjang yang mirip dengan dokter psikopat teman Shamar yang mengoperasinya dulu.

BITTER AND SALTY [HIATUS]Where stories live. Discover now