31 - The Elder Brother

587 106 45
                                    

Shira memandang punggung Nera yang masih ada dalam dekapan. Ia adalah orang yang paling tahu tentang Nera, tapi ia juga orang yang paling tidak tahu siapa Nera.

Semenjak pertemuannya dengan William, ia bahkan terlalu segan untuk bertanya tentang siapa pria itu, dan mengapa memilih dirinya yang hanya seorang kurir narkoba rendahan untuk merawat putranya.

Selama dua tahun awal, Shira tidak tau harus memanggil pria itu dengan sebutan apa, ketika ia bertanya siapa namanya, pria itu hanya akan menjawab "saya tidak punya nama"

Pada akhirnya mereka mencapai sebuah kesepakatan, untuk menyebut William dengan nama Shaje.

Sebenarnya, Shaje adalah nama kucing terlantar tua yang dulu Shira rawat hingga mati karena usia. Dan Shaje, adalah sesuatu yang berharga bagi Shira.

Awalnya, Shira mengira William seorang tidak bertanggung jawab, karena menyerahkan tanggung jawab putranya kepada anak di bawah umur dengan iming-iming tempat tinggal, yang nyatanya tempat tinggal itu nyaris tidak layak.

Terlebih, selain uang lima puluh ribu yang pria itu berikan di awal pertemuan untuk membeli makanan, ia tidak lagi memberikan sepeser pun biaya hidup.

Tapi semua yang Shira pikirkan tentang pria itu sepertinya salah, William memang tidak memberi uang untuk biaya hidup, tapi pria itu mengajarkan padanya cara bertahan hidup. Segala kemampuannya dalam bela diri, menembak hingga merakit bom, semuanya dilatih langsung oleh William, bahkan pria itu juga secara cuma-cuma mengajarkan hal sama pada teman sesama kurir narkobanya, Rajesh dan Shamar. Hingga perlahan-lahan, tanpa disadari Shira menghormati William layaknya seorang ayah.

Pula, pria itu cukup ajaib, setelah berbulan-bulan menghilang tanpa jejak, ia bisa tiba-tiba berdiri di ujung gang menyamar sebagai pengamem hanya untuk memberi permen barang tiga atau lima biji pada Nera. Atau menyamar sebagai pedagang kaki lima hanya untuk memberi para bocah pengamen jalanan yang salah satunya adalah Nera traktiran geratis.

Tapi, yang paling spektakuler adalah, penyamaran William sebagai orang yang Nera panggil sebagai 'Paman Pos' bagaimana tidak spektakuler?, perwujudan William itu tinggi dan gagah, dengan rambut hitam gondrong yang di ikat cepol rapi separuh, pria itu nyaris selalu menggunakan jaket kulit besar dan celana levis dengan bagian lutut robek, serta sepatu boots out door besar.

Sedangkan Paman Pos adalah pria kurus yang saking kurusnya hingga matanya tampak cekung. Awalnya Shira bahkan tidak mengenali pria itu, jika bukan karena ia menemukan sebuah revolver di pinggang di balik kemeja seragam petugas pos.

Hari itu, Paman Pos seolah menjadi matahari di tengah gang kumuh, ia mengajarkan anak-anak cara membaca, selalu datang dengan kantung-kantung berisi roti, Paman Pos juga orang yang telah mengajarkan Nera cara menangani racun, niatnya agar anak itu memiliki kemampuan melindungi diri dari kejamnya kota, nyatanya pengetahuan itu justru disalah gunakan.

Shira melepaskan pelukan, Nera lantas buru-buru menghapus air mata, meski justru membuat wajahnya makin cemong-cemong akibat tangannnya yang kotor penuh abu dan tanah.

Di tengah ruangan, William sedang melakukan introgasi. Nera memandang hal itu dengan meneguk ludah.

Dibanding dengan cara yang William lakukan, seketika perbuatan Caesar dan Kiera terlihat tidak ada apa-apanya. Di tengah ruang sana, William dengan wajah tenang sedang memotong jari seorang berambut gimbal menggunakan pisau hitam kecil, tiap ruas jari dipotong bersamaan dengan pertanyaan yang tak kunjung dijawab.

"Ini gue besok nggak harus tinggal sama dia kan?" Monolog Nera dalam hati.

Shira menyeringai melihat ekspresi pias di wajah Nera, begitu pula dengan Caesar. Dua pemuda itu pernah merasakan bagaimana kerasnya William dalam mendidik seorang prajurit. Selama ini yang Nera rasakan adalah versi penyamaran William yang lebih manusiawi, yang bahkan anak itu tidak tahu kebenarannya.

BITTER AND SALTY [HIATUS]Where stories live. Discover now