☪︎²⁵

1.3K 94 0
                                    


╓┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╖

ASTER
•Bintang & Bulan•

╙┈♔◦☓◦☙◦♔◦☙◦☓◦♔┈╜

☀︎

PRIA berwajah tempan itu terus menatap gadis kecil di depannya, ia begitu yakin jika anak di depannya ini adalah anaknya, wajah cantik itu perpaduan wajahnya dan wajah Thaalea. Sangat persis namun lebih cantik lagi.

Gadis kecil itu sibuk menikmati eskrimnya, ia telah menghabiskan tiga cup eskrim, jalan cup keempat yang berada di tangannya. Mumpung Bubunya tidak ada dan ada seorang pria tampan yang memberikannya eskrim gadis kecil tidak menolak.

"Kamu suka eskrim?"

"Iya, sangat suka.. Tapi Bubu selalu melalang Bami.." ucap gadis. Kecil itu seraya menunduk memasang wajah sedihnya.

"Kenapa?"

"Ba—"

"BAMI!" ucap Thaalea yang masih di mulut pintu ruangan VIP. Di sampingnya ada sosok anak kecil lainnya yang seusia gadis kecil di depannya. Jefry terus memandangi mereka.

Thaalea memeluk tubuh kecil itu kala Bami dengan cepat turun dari kursi duduknya, memeluk tubuh Ibunya, sementara anak laki-laki di samping Thaalea hanya terdiam menatap saudaranya.

"Bami membuat Bubu dan Bambi khwatir.. Jangan lain kali tidak boleh begitu oke, Bami?"

"Iya Bubu.." ucap patuh Bami, lalu menatap pria di belakang Bubunya, mengikuti arah pandangan putrinya. Tubuh Thaalea seketika menegang berdiri kaku setelah menyadari ternyata ada seseorang lagi di dalam ruangan, lebih mengejutkannya adalah pria tersebut adalah pemimpin Ceilo Pallas, Ayah kandung si kembar sekaligus suaminya.

"Kamu..." cicit Thaalea saat kedua mata mereka saling bertemu.

"Bagaimana kabar mu? Begitu sulit menemukanmu.." ucap Jefry , tangan Thaalea dengan cepat menarik tangan Bami dan Bambi.

"Terimakasih sudah menemukan anak saya, saya permisi." ucap Thaalea memandang sengit pada Jefry.

"Bukankah dia anakku. Kau melahirkan anak kembar rupanya"

"Jangan berbicara omong kosong. Mereka adalah anakku, anakku seorang."

"Bagaimana bisa kau memiliki anak tanpa bantuan seorang laki-laki Thaalea" ucap remeh Jefry.

"Ini anakku. Kau tidak ada hak. Ayo sayang.."

Jefry hanya terdiam, memandang punggung Thaalea yang bersama kedua sepasang anak kembarnya menjauh.

"Kau tidak mengejarnya?" ucap Jovhan.

"Biarkan. Beri dia waktu, nanti kita temui mereka lagi" ucap Jefry berjalan ke arah yang berlawanan dari langkah Thaalea.

"Atur ulang jadwal kepulangan ku"

"Baik."


•••


Bambi bersama Bami sedang duduk di atas tempat tidur, mereka baru saja selesai di mandikan oleh Bubunya.

"Kamu jangan seperti hantu." ucap Bambi menatap kembarannya.

"Hantu? Bami?" ucap bingung Bami menatap Bambi

"Kamu jangan suka ngilang.. Bubu nangis tadi.." ucap Bambi menautkan kedua alisnya, menatap marah pada Bami yang terlalu aktif dan terlalu polos.

"Tadi ada kupu-kupu, cantik"

"Besok Bambi tangkapkan." ucapnya lalu memunggungi Bami.

Beberapa jam kemudian, Bami terus menangis dalam tidurnya, membuat Thaalea terbangun dan mengecek Bami.

"Astaga! Panas sekali.." ucap Thaalea kala tangannya menyentuh tubuh putrinya, menggendong tubuh kecil itu seraya mengusap punggung kecil tersebut.

Sebelum keluar kamar, ia mengecup jidat Bambi, membenarkan selimut lalu berjalan ke luar kamar, untuk mengambil kompresan penurun panas serta sirup obat.

Mendudukkan tubuh Bami, di atas meja makan,  dengan kening yang sudah di tempelkan kompres penurun panas gadis kecil itu masih menangis. Namun ia sudah terbangun.

"Minum dulu sirupnya,"

"Paittt.."

"Tidak.. Ini manis kok rasa stroberi, nih bubu cobain.. Manis.." ucap Bubu yang meminum pura-pura obat sirup tersebut, karena melihat Bubunya meminum lebih dulu sirupnya tangan kecil itu terangkat meminta juga.

Setelah berhasil meminum sirupnya, Thaalea meminumkan sedikit air karena sirupnya terlalu kemanisan.

"Bami.. Jawab jujur pertanyaan Bubu.. Bami habis makan eskrim kan? Habis berapa?"

Seketika tangis Bami kembali terdengar, membuat Thaalea dengan cepat menggendongnya sambil mengusap punggung Bami.




















T. B. C.

ORION ASTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang