Bab 1 - 4

1.5K 181 33
                                    

Satu – Aku Kembali

Lisena terkurung di sebuah menara tinggi. Begitu pintu terbuka, dia melihat banyak awan dari jarak dekat. Dia mendengar suara sirine yang berbunyi nyaring, lalu lonceng raksasa mulai berdering. Bibir Lisena mengukir senyuman samar, dia menghirup napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan.

Rasa sakit, kekecewaan, dendam, rasa putus asa atau amarah di dadanya lenyap. Lisena tidak memiliki emosi lagi. Lagipula, dia hanya sebuah karakter sampingan dalam buku. Dia tidak memiliki kekhawatiran atau pertanyaan karena kehidupannya yang tidak adil.

"Anak itu melarikan diri!"

"Pintunya dilelehkan. Dia mengamuk!"

"Cepat tangkap dia hidup-hidup, jangan biarkan dia melarikan diri!"

Lisena mendengar suara keributan samar-samar. Pendengarannya sangat tajam dan peka, dia naik ke atas pagar menara dengan kedua kaki telanjang. Pakaian compang-camping yang kekecilan itu berkibar.

Lalu Lisena melompat. Dia berteriak bahagia, tertawa seperti anak kecil yang melakukan permainan favoritnya.

Pasti nyaman sekali.

"Jika tubuhku mengantam tanah dari jarak setinggi ini, aku akan hancur. Setiap tulang-tulangku akan remuk, semua persendianku akan meledak. Darahku akan muncrat mewarnai tanah dengan merah yang cantik."

Sayang sekali, Lisena tidak bisa terluka saat ini. Jika dia hancur, dia tidak bisa melarikan diri. Jadi bayangan hitam di balik punggungnya terbuka lebar, melambai menjadi kepakan sayap raksasa.

"Bam-bam-bam-bam! Aku akan membunuh kalian semua!" suara gadis berumur 13 tahun sangat kekanakan. Dia mendarat di tengah kepungan. Melihat banyak pria yang memakai baju besi membentuk lingkaran besar, mulai mengintruksikan untuk menyerang.

Bayangan hitam itu memeluk Lisena erat, lalu menghempaskannya membalikkan setiap serangan musuh. Suara teriakan dan kesakitan orang-orang sama sekali tidak mempengaruhinya. Lisena hanya benci karena yang terluka bukan dirinya sendiri. Lisena melebarkan jangkauan bayangannya lebih jauh, mencekik banyak leher orang sekaligus lalu menghancurkannya.

Tinggi anak itu hanya sekitar 120 cm. Dia sangat pendek untuk ukuran gadis seusianya. Tubuhnya kurus hanya tulang berbalut kulit yang kusam. Kotor dan memiliki banyak jejak luka, bahkan beberapa potongan daging di tangannya menghilang.

Dia membunuh banyak orang tanpa berkedip. Masih tertawa seolah yang dia lakukan bukanlah apa-apa.

Lisena Karve. Dia adalah inkarnasi Dewi Kegelapan. Keberadaannya ditakuti juga dibenci.

Lisena di kehidupan pertama sangat berhati-hati dalam setiap perilakunya. Bahkan walau dia kuat, dia tidak pernah ingin menyakiti siapa-siapa. Dia ingin membuktikan pada semua orang, terlepas dari dia yang merupakan inkarnasi siapa, dia masih memiliki hati yang lembut dan penyayang.

Jangankan membunuh seseorang, Lisena bahkan tidak berani memotong seekor kelinci.

Tapi ... dia masih dibenci. Dia selalu dimusuhi. Mereka jelas sangat takut, tapi melihat Lisena tidak berani melakukan perlawanan apa pun setiap disakiti, mereka semakin bengis dan keji. Mereka tidak ragu menghakimi Lisena secara publik. Melemparinya dengan batu atau kayu.

Lisena bertanya-tanya, kesalahan apa yang sudah dia lakukan? Kenapa dia selalu dituduh menyakiti orang-orang? Dicap sebagai seorang tiran. Tapi di kehidupan ini, Lisena tidak akan menahan diri.

Hanya sebuah novel.

Dibuat oleh seseorang yang sedang bosan.

Masih novel yang tanpa akhir dan ditinggalkan penulisnya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hurt Me Harder (Reverse Hareem)Where stories live. Discover now