40. Perkara Mobil Jemputan

5.4K 581 145
                                    

Ayo-ayo aku kejer target buat tamatin caska meskipun kayanya masih agak lama, cuma butuh komentar kalian aja sih wkwkw supaya aku makin tergasss buat update, apalagi aku udah gak sabar publish cerita baru...

Tebak dong kali ini Publish cerita siapa?

Jaemin | Jeno | Mark | Dejun

Tebak ya wkwkkw
Sekarang aku kasi target komen
130 komen ku lanjut wkwk

***

Jea bertanya pada Caska, setelah acara tujuh bulan kemarin. Nenek berpamitan untuk segera pulang ke rumah, dan menanti kabar Caska serta Jea untuk kembali.

Nenek gak bisa lama-lama menginap di rumah kedua orangtuanya Jea. Meskipun dia pengen, ada kerjaan yang menanti karena beberapa anak perusahaan masih dihandle oleh Nenek. Apalagi Pak Daris udah calling-calling kangen sama Nenek.

Bercanda!

Maksudnya Pak Daris udah sering nanyain Nenek kapan pulang, karena banyak dokumen yang harus beliau tinjau.

Sekarang malah Jea yang bingung, kapan mereka akan kembali ke kota. Lebih tepatnya kembali ke mansion besar keluarga Wijaya. Memikirkan Jea akan bertemu teman-teman pelayannya saja sudah membuat Jea agak merinding.

"Ka, kapan kalian kembali ke Kota?" Ibu bertanya setelah selesai makan malam.

"Kenapa bu, pengen banget Caska sama Jea cepet-cepet pergi dari sini?" Tanya Mbak Ayu sedih.

"Udah to, kan Tu---Caska harus balik kerja lagi," tegur Mas Derry yang malam ini ikut makan malam bersama karena sudah senggang.

Karena Jea ada di rumah kedua orangtuanya, Mau gak mau Mbak Ayu sering bolak-balik, toh juga kalau diem di rumah dia gak ada temen karena tetangga-tetangganya di perumahan individualis. Mau diajak gosip juga gak bisa soalnya, Mbak Ayu masih awam sama daerah perumahannya.

"Caska tergantung sama Jea aja bu, kapan siapnya."

"Lah atasan kamu gak marah nanti?" Bapak bertanya penasaran.

Mas Derry sama Mbak Ayu auto saling pandang. Masalahnya Caska adalah atasan, jadi suka-suka dia mau masuk kapan. Meskipun Derry mengetahui kalau saat ini Sekretaris Caska yang menangani banyak tugas.

Jea juga menahan untuk tidak tertawa, kemudian menyenggol Caska agar pria itu menjawab pertanyaan bapak.

"Insya Allah gak marah kok, Caska udah izin."

"Iya, izin sama dirinya sendiri," celetuk Mbak Ayu yang langsung dapat tatapan tajam dari Jea.

Karena mendengar ucapan Mbak Ayu, Bapak malah tertawa di tengah keheningan, "Oalah Hahaha, Jangan-jangan kamu punya toko di kota ya ka? Soalnya muka-muka kamu kaya koko punya toko."

Caska hanya menyengir, sementara Jea menahan untuk tidak tertawa karena jokes bapak. Setelah malam ini, Jea harus bisa berbicara serius masalah pulang ke rumah.

"Pasti lagi mikirin masalah pulang ke rumah?" Tebak Caska setelah melihat Jea duduk dengan pandangan lurus, tidak menoleh sama sekali ketika Caska sudah duduk di sampingnya.

"Menurut kamu gimana?"

"Pulang aja. Lagipula aku gak tahan disini. Apalagi kalau dengar nyinyiran Bukde kamu itu."

Jea terkekeh mendengar ucapan Caska yang saat ini kesal. Mungkin karena dituduh kerja yang enggak-enggak sama Bukde Laksmi, makanya Caska langsung sebal dan pengen banget lempar mukanya Bukde Laksmi pakai uang segepok.

Mana anak mereka yang belum lahir ini dikata-katain prematurlah. Apa gak kesal Caska dengarnya, untung waktu itu yang denger langsung Mbak Ayu, bukan Caska. Mana dia bicara begitu beres dari acara tujuh bulanan. Orang di doain yang baik-baik, ini malah sebaliknya.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLEWhere stories live. Discover now