ARAKHA_44. Menyesal².

328 27 0
                                    

"Hey sayang! Ini mama nak, kamu pengin ngobrol sama mama kan nak? Sekarang kamu bisa sepuasnya ngobrol sama mama, bangun yuk, maafin mama ya," tagis seisi ruangan pecah, semua mata yang tadinya kering saat ini menjadi basah karena air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hey sayang! Ini mama nak, kamu pengin ngobrol sama mama kan nak? Sekarang kamu bisa sepuasnya ngobrol sama mama, bangun yuk, maafin mama ya," tagis seisi ruangan pecah, semua mata yang tadinya kering saat ini menjadi basah karena air mata.

"Alah! Ngapain di tangisin, buang buang air mata aja, tau ngga sih!!!" Ndumel Cilla, mendapatkan tatapan tajam dari Rakha. "Kamu diam!!!" Bukan Rakha yang membentak nya, namun Ardi, papa nya sendiri.

Ruangan Ayyara masih di banjiri oleh air mata dari masing-masing pemiliknya, Cinta masih terisak di samping sang anak yang sedang terbaring tak sadarkan diri, mengusap lembut suraian demi suraian rambut sang anak dengan penuh kasih sayang yang selama ini tidak pernah ia dapatkan.

Kasih sayang, cinta, perhatian dan lain lain ini lah yang ia inginkan dari kedua orang tuanya, "sayang, sayang nya mama bangun yuk, kamu pengin denger mama mangil kamu dengan sebutan sayang kan? Sekarang mama udah mangil kamu dengan sebutan sayang. Sayang nya mama bangun ya, m-maafin mama nak." Wanita itu, memeluk tubuh sang anak dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Tanpa semua orang sadari, mata indah Ayyara mengeluarkan cairan bening, seperti ia bisa mendegar semuanya, seperti ia bisa merasakan kasih sayang dari mama nya. sampai-sampai dengan mata yang tertutup dan tak sadarkan diri, gadis itu mampu mengeluarkan air mata.

"Aya nya Akha, kenapa menangis" Batin Rakha tersakiti, bagaimana bisa melihat sang gadis yang ia cintai mengeluarkan air mata, ia tak sanggup lagi melihat Ayyara menangis di hadapannya. Dengan air mata yang masih mengalir, Rakha keluar tanpa pamit ke siapapun, sontak semua mata tertuju padanya namun tak ada yang berani melerai nya.

"Saya tidak sanggup melihat mu menangis, Ayyara. Hati saya sudah sakit mengetahui tentang keluargamu," gumam Rakha, mengusap air matanya. Sementara di dalam ruangan, Cinta dan Ardi masih menangis di samping sang anak gadisnya, air mata penuh penyesalan itu lolos dari mata mereka.

"Gadis kecilnya papa. Hey bangun yuk nak, mau papa peluk ngga? Atau papa ciun, gendong? Bangun dulu ya."

"Keluarga lu, sama keluarga gue, sama Ayyara. Cuman bedanya, gue ngga nyerah kayak lo." Batin salah satu lelaki di antara mereka semua, ia sadar bahwa keluarganya dan keluarga gadis itu tak kalah beda. "Gadis kecilnya papa kok milih nyerah? Maafin papa ya nak, gara-gara papa kamu kaya gini kan, papa ngga mau lihat kamu kaya gini, ayo bangun Ayyara! Bangun! Papa sayang sam kamu." Ardi histeris, pecah semua orang yang ada di dalam ruangan sudah tidak bisa lagi untuk membendung air mata mereka.

"Apa gue nyerah kayak lo juga? Biar bokap gue berubah juga?" Lelaki itu masih bertanya tanya di dalam hatinya, apakah kalau ia melakukan hal yang sama seperti itu, apa daddy nya akan berubah dan akan menyayangi nya?

Sementara di sebuah taman rumah sakit, terdapat lelaki yang sedang menangis di bawah sebuah pohon, dengan isakan yang menyakitkan. Lelaki itu menangis sejadi-jadinya, sekarang jabatan sebagai ketua geng yang terkenal sangar dan menakutkan itu seketika hilang, dan di gantikan oleh air mata yang mengalir membasahi pipinya.

ARAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang