3

207 3 0
                                    

Setelah bersih-bersih rumah, Farla sudah siap untuk mencetak pas foto, surat lamaran, daftar riwayat hidup, dan meng-copy KTP dan KK di tempat foto copy. Dengan blazer hitam kesukaannya, ia memakai helm doraemon dan menyalakan scoopy-nya yang berwarna biru. Jangan lupakan gantungan kunci doraemonnya. Kata Sarah mah ini semua bisa merusak mata karena warnanya terlalu mencolok. Maka dari itu Sarah sering ngomel-ngomel pada Farla.

"Mau ke mana, Mbak Farla?" tanya salah satu tetangga Farla.

"Nyari dosa!!!" jawab Farla spontan, kemudian melaju pergi.

Bodo amat dengan reaksi tetangganya itu. Ia sudah tahu kelanjutan respon tetangganya itu kalau ia menjawab jujur. Bodo amat juga kalo perilakunya akan dilaporkan ke maminya.

Tiba di tempat foto copy, Farla masih harus mengantri. Ia duduk di kursi yang tersisa, di pojokan. Ia menatap para pengunjung yang masing-masing membawa kertas, map, dan flash disk.

"Lho, Mbak Farla, mau ngapain?" tanya mas-mas foto-copy.nya yang memang sudah kenal dan hafal dengan Farla.

"Print, foto-copy, dan cetak pas foto. Oh, sama amplop cokelatnya 10," jawab Farla dengan menyerahkan flash disk dan berkas-berkas.

"Masih belum dapet kerjaan ta, Mbak?"

"Belum, Mas," jawab Farla dengan menopang pipinya. Entahlah ini sudah yang ke berapa kalinya Farla ke sini dengan keperluan yang sama.

"Semoga cepet dapet kerjaan ya, Mbak," jawab mas-mas itu tulus seraya menyerahkan berkas milik Farla.

"Iya, Mas, makasih ya," jawab Farla setelah menyerahkan uang kepada mas-mas itu.

Farla tidak langsung pulang ke rumah. Ia langsung menuju ke Polres untuk memperpanjang SKCKnya. Suasana jalan masih sepi karena ini masih jam kerja sehingga Farla bisa menikmati dan menyetir motornya dengan santai.

"Lha tumben rame banget," gumam Farla melihat begitu banyak orang yang sudah duduk mengantri.

Sudah sekian kali Farla memperpanjang SKCK, namun baru kali ini pengunjung atau antriannya banyak. Farla sampai hafal siapa saja petugasnya dari pembuatan SKCK pertama hingga perpanjangan yang kesekian kalinya ini.

Dengan cekatan Farla menyerahkan berkasnya dan ditaruh di tempat yang sudah disediakan. Ia duduk di barisan paling depan, yak arena itu satu-satunya yang masih kososng. Beruntunglah ia masih bisa mendapatkan kursi.

"Buat SKCK juga, Mbak?" tanya seorang perempuan berkacamata yang duduk di samping Farla.

"Memperpanjang sih. Nggak tahu deh ini yang ke berapa kali," jawab Farla disertai tawa.

"Sama, Mbak. Rencananya mau ngelamar di mana?"

"Ya di mana aja sih," jawab Farla.

Yang penting kualifikasinya masih masuk mah terobos-terobos aja kata si Farla. Bahkan gak sesuai kualifikasi masih diterobos aja sama si Farla. Yang penting usaha aja dulu.

"Kamu mau melamar di mana?" tanya Farla.

"Di luar kota."

"Oh biar dapet gaji yang lebih tinggi ya?"

"Iya, Mbak. Nyari kerja susah banget. Kalau di dalem kota jarang ada lowongan plus harus ada orang dalam."

"Cari kerjaan mah gampang, dapetinnya yang susah," timpal Farla.

Farla menatap sekitarnya. Lebih banyak pengunjung cowok lulusan SMA yang didampingi orang tuanya. Sepertinya mereka ingin mendaftar kepolisian atau sejenisnya mengingat saat ini pendaftarannya sudah dibuka. Farla berpikir, lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi itu banyak banget. Lowongan pekerjaan juga banyak sekali, tapi mereka hanya mengambil 1 kandidat, tetap saja tidak berimbang dengan banyaknya para lulusan ini. Mau jualan? Kebanyakan yang jualan, siapa yang beli?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JoblessWhere stories live. Discover now