Ekspresi bahagia yang terpancar di wajah kedua orang tuanya. Sementara itu, Jennie berdiri di sisi altar, menatap ayahnya yang kini menggandeng tangan istri barunya, ibu Lisa. Di sisi lain, Lisa bersama dua orang pria di sampingnya.
“Kau baik-baik saja?” bisik Jisoo sambil memeluk lengan Jennie.
“Ya.” Kata Jennie singkat. Hatinya hampa.
Bukan berarti dia tak bisa ikut bahagia dengan apa yang terjadi dengan ayahnya. Tapi, seandainya bukan Lisa yang menjadi kakaknya, tentu saja kebahagiaan itu lebih lengkap.
Bukan Lisa yang menjadi kakaknya, dia seharusnya menjadi pacarnya. Jennie menunduk, tak bisa menatap Lisa setiap mata Lisa tertuju padanya.
“Kau tahu, tidak masalah jika kau merasa bersedih.” Hibur Chaeyoung yang juga tahu pada apa yang terjadi.
Baru satu minggu lalu, Chaeyoung dan Jisoo menggoda Jennie karena wanita itu sangat terpana pada Lisa. Mereka berdua mendorong Jennie agar mereka berdekatan. Baru minggu lalu juga Jennie dan Lisa saling melemparkan senyum satu sama lain.
Tapi sekarang, suasana jauh berbeda. Tentu saja, sebagai sahabat yang sebelumnya turut bahagia saat menggoda Jennie pun, mereka mengerti apa yang Jennie rasakan.
“Aku tidak bisa bersedih, teman-teman. Terutama di hari pernikahan ayahku. Karena, lihatlah wajahnya.” Kata Jennie sambil menatap sang ayah. “Dia bahagia sekali. Kenapa aku sebagai anak, harus egois merasa sedih karena perasaan yang baru aku rasakan ini?”
Kedua sahabatnya segera memeluk Jennie dan Jennie menerima pelukan itu dengan mata tidak henti tertuju pada ayahnya. Jennie tidak tahan dengan ini. Bahkan sebentar lagi, dia dan Lisa akan berbagi rumah yang sama karena mereka adik kakak.
Jennie merasakan sesak yang semakin dalam dan melepaskan pelukan keduanya dan pergi dari altar. Dia keluar dari tempat pernikahan orang tuanya. Ketika dia sudah keluar, seseorang meraih tangannya.
Ada Lisa disana, memberi tatapan yang sama sedihnya. Jennie segera menangis dalam pelukan Lisa tanpa peduli pada riasannya.
“Hei, hei, jangan seperti ini,” Bisik Lisa memberi pelukan pada Jennie. “Jika mereka melihat, mereka akan khawatir dan juga curiga.”
“Aku tidak bisa menahannya lagi.”
“Ayo, ikut aku.” Ajak Lisa sambil membawa Jennie menjauh dari gedung pernikahan.
Kendati bingung, Jennie tetap pasrah saat Lisa membawanya. Dia tak mau banyak bertanya, percaya pada apapun yang Lisa lakukan. Lisa membawanya ke tempat parkir lalu membuka pintu untuk Jennie terlebih dahulu.
“Lisa, pernikahannya…”
“Apa? Mereka sudah menjadi suami istri, hanya itu yang bisa kita lihat. Sekarang, ayo masuk. Kita pergi.”
“Jika mereka mencari,”
“Aku sudah bilang pada Jisoo dan Chaeyoung agar mereka memberitahu orang tua kita bahwa aku pergi denganmu.” Ujar Lisa meyakinkan.
Tanpa ragu lagi, Jennie pun masuk ke dalam mobil. Lisa melajukan mobilnya pergi meninggalkan tempat pernikahan, saksi bahagia penyatuan kedua orang tua mereka. Perjalanan mereka cukup hening, hanya sekali saja Lisa bertanya apakah Jennie ingin membeli sesuatu dan Jennie menolaknya.
Sampai sekitar 45 menit perjalanan tanpa hambatan macet, mobil Lisa berhenti. Jennie memperhatikan sekeliling, dimana mereka tiba di pantai. Mereka hanya saling menatap dan tanpa bicara, keduanya pun turun dari mobil.
Lisa mengaitkan jarinya pada jari Jennie. Jalan menyusuri pantai. Karena hari sore menjelang malam, angin semilir di rasakan oleh mereka.
“Bagaimana? Kau menyukainya? Aku sering pergi ke pantai setiap aku merasa suasana hatiku sedang kacau.” Ujar Lisa memberitahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️
Fanfiction[21++] "𝙺𝙰𝙼𝚄 𝙰𝙳𝙰𝙻𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙸𝙽𝙳𝙰𝙷𝙰𝙽 𝙳𝙰𝚁𝙸 𝚂𝙴𝙱𝚄𝙰𝙷 𝙳𝙾𝚂𝙰. 𝙳𝙰𝙽 𝙹𝙸𝙺𝙰 𝙼𝙴𝙽𝙲𝙸𝙽𝚃𝙰𝙸𝙼𝚄 𝙼𝙴𝙼𝙰𝙽𝙶 𝙳𝙾𝚂𝙰, 𝙰𝙺𝚄 𝚂𝙸𝙰𝙿 𝙼𝙴𝙽𝙰𝙽𝙶𝙶𝚄𝙽𝙶 𝙿𝙴𝙳𝙸𝙷𝙽𝚈𝙰 𝚂𝙸𝙺𝚂𝙰𝙰𝙽 𝙸𝚃𝚄 𝚄𝙽𝚃𝚄𝙺 𝙱𝙸𝚂𝙰 𝙱𝙴𝚁𝚂�...