Di dalam ruangan studio yang sunyi, Ilhoon duduk sendirian di depan keyboard, memandangi layar komputer yang telah menjadi saksi bisu perjalanan panjangnya bersama BTOB.
Tangannya gemetar saat dia menulis surat perpisahan kepada teman-teman seperjuangannya, kepada penggemar setia mereka, Melody.
Tinta digital yang terpampang di layar monitor tidak mampu meredakan kegelisahan di dalam hatinya. Ia tahu bahwa keputusannya untuk meninggalkan BTOB adalah langkah yang tak terelakkan, tetapi hatinya tercabik-cabik oleh perpisahan yang tak terhindarkan.
"Minhyuk hyung, Eunkwang hyung, Hyunsik hyung, Peniel hyung, Changsub hyung, Sungjae ya," bisik Ilhoon, suaranya penuh dengan kepedihan.
"Aku tahu aku harus pergi, tapi kalian akan selalu menjadi keluargaku. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang telah kita bagi bersama."
Air mata pun mulai menetes dari matanya saat ia mengetikkan kata perpisahan kepada Melody, penggemar setia BTOB yang selalu memberikan dukungan tak terbatas.
"Kepada Melody, cahaya dalam kegelapan hidupku," tulis Ilhoon dengan gemetar.
"Kau telah memberiku kekuatan, kau telah membuatku percaya pada diriku sendiri. Maafkan aku karena harus meninggalkanmu, tetapi aku berjanji akan membawa kenangan indah kita bersama selamanya."
Setelah menyelesaikan surat perpisahannya, Ilhoon menatap langit-langit studio dengan tatapan kosong, hatinya terasa hampa tanpa kehadiran teman-teman seperjuangannya, tanpa sorak sorai Melody yang selalu memberikan semangat kepadanya.
Dengan langkah yang berat, Ilhoon berdiri dari kursi keyboardnya dan berjalan ke pintu keluar studio. Dia tahu bahwa perpisahan ini akan meninggalkan luka yang dalam dalam hatinya, tetapi dia juga tahu bahwa langkah ini adalah bagian dari perjalanan hidupnya yang tak terhindarkan.
Dengan perasaan yang terguncang, Ilhoon menutup pintu studio dengan perlahan, meninggalkan semua kenangan-kenangan manis yang telah mereka bagi bersama.
Dan di dalam kegelapan malam yang sunyi, ia meratap dalam kesendirian, merindukan kebersamaan yang kini hanya menjadi kenangan yang semakin memudar di dalam ingatannya.
Beberapa bulan telah berlalu sejak Ilhoon meninggalkan BTOB dan Melody. Namun, rasa kekosongan dalam hatinya tidak pernah berkurang.
Setiap hari, ia terus merenungkan keputusannya yang sulit itu, terus menggali kenangan bersama teman-temannya dan Melody.
Di malam yang gelap dan sunyi, Ilhoon duduk sendirian di tepi tempat tidur, memandangi foto-foto masa lalu yang berserakan di meja. Matanya berkaca-kaca saat ia mengingat momen-momen bahagia yang telah mereka lalui bersama.
"Tidak ada yang bisa menggantikan kalian," bisik Ilhoon, suaranya serak oleh rasa sakit yang dalam.
"Tidak ada yang bisa menggantikan keluarga BTOB dan Melody."
Ponselnya bergetar, mengganggu lamunan kesedihannya. Ilhoon mengambilnya dan membuka pesan yang masuk. Tangannya gemetar saat ia membaca pesan dari seorang teman lama, salah satu anggota BTOB.
"Kangen kamu, Ilhoon-ah. Kapan kita bisa bertemu lagi?" bunyi pesan tersebut.
Air mata Ilhoon tak tertahankan saat ia merasa kekosongan di hatinya semakin dalam. Setiap detik tanpa kehadiran teman-temannya dan Melody membuatnya semakin tersiksa.
Namun, ia tahu bahwa keputusannya tidak bisa dibatalkan. Ia telah memilih jalannya sendiri, meskipun itu penuh dengan kesedihan.
Dengan tangan gemetar, Ilhoon mengetikkan balasan pada pesan tersebut.
"Aku juga merindukan kalian semua. Maafkan aku karena harus pergi. Aku selalu mengingat kenangan indah kita bersama."
Setelah mengirim pesan, Ilhoon kembali menatap foto-foto di meja, menangis dalam kesendirian. Hatinya terluka karena perpisahan yang tak terelakkan, namun ia tahu bahwa itu adalah harga yang harus ia bayar atas pilihan hidupnya.
Dengan hati yang terluka, Ilhoon membiarkan dirinya terhanyut dalam kesedihan yang mendalam, merindukan kebersamaan yang kini hanya menjadi kenangan.
Ilhoon menghabiskan malam itu dengan menyeka air mata yang terus mengalir. Namun, di tengah kesedihannya, ia merasa ada kehangatan yang menghampirinya.
Entah dari mana, ia merasakan kehadiran teman-temannya dari BTOB dan Melody, seakan-akan mereka ada di sana bersamanya.
Dalam keheningan malam, Ilhoon merenungkan kata-kata penyemangat yang pernah mereka ucapkan padanya. Mereka selalu mengatakan bahwa meskipun berpisah, mereka tetap satu keluarga, dan tak ada yang bisa merusak ikatan yang mereka miliki.
Ilhoon tersenyum getir, mengingat momen-momen bahagia bersama teman-temannya dan Melody. Ia merasa beruntung memiliki mereka dalam hidupnya, meskipun sekarang harus berpisah untuk sementara waktu.
Ponselnya berdering lagi, kali ini dengan notifikasi panggilan video. Ilhoon ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab panggilan tersebut. Wajah-wajah akrab dari teman-temannya muncul di layar, dan seketika itu juga suasana hatinya terasa lebih cerah.
"Eo, Ilhoon-ah, apa kabar?" tanya Eunkwang dengan senyum ramahnya.
Ilhoon tersenyum lebar melihat wajah-wajah yang begitu dikenalnya. Mereka semua tersenyum hangat kepadanya, memberinya dukungan dan cinta yang tak terbatas.
"Kami merindukanmu, Ilhoon-ah," ujar Minhyuk dengan tulus.
"Sudah terlalu lama kita tidak bertemu," tambah Peniel dengan antusias.
Ilhoon merasa hatinya terasa lebih ringan mendengar kata-kata mereka. Meskipun jarak dan waktu memisahkan mereka, namun ikatan persahabatan mereka tetap kuat dan tak tergantikan.
"Sampai kapanpun, kalian akan selalu menjadi keluargaku," kata Ilhoon dengan suara yang gemetar oleh emosi.
Melihat teman-temannya tersenyum padanya dengan penuh kasih, Ilhoon merasa dikelilingi oleh cinta yang hangat. Meskipun keputusannya untuk pergi telah menyakiti hati mereka, namun mereka tetap menerima dan mencintainya tanpa syarat.
Dan di antara wajah-wajah itu, Ilhoon juga melihat bayangan Melody. Meskipun tak bisa bersama secara fisik, namun cinta mereka tetap abadi dan tak tergoyahkan.
Dalam pelukan kasih sayang dari teman-temannya, Ilhoon merasa dirinya diberkati oleh kehadiran mereka dalam hidupnya. Meskipun perjalanan hidupnya penuh dengan rintangan dan perpisahan, namun ia tahu bahwa tak ada yang bisa merusak ikatan yang mereka miliki.
Dengan hati yang penuh cinta dan pengharapan, Ilhoon menutup panggilan video tersebut, merasa bersyukur atas kehadiran teman-temannya yang selalu ada untuknya, bahkan di saat-saat tergelap dalam hidupnya.
Meskipun jalan hidupnya mungkin akan berliku dan penuh tantangan, namun ia yakin bahwa bersama-sama mereka akan menghadapinya, satu langkah demi satu langkah, sebagai satu keluarga yang kuat dan bersatu.
💙
KAMU SEDANG MEMBACA
BTOB - One Shoot Series BEAUTIFUL PAIN
FanfictionMengisahkan Eunkwang, Minhyuk, Changsub, Hyunsik, Peniel, Ilhoon dan Sungjae, yang memiliki kisah dengan latar belakang berbeda bersama Melody sebagai tokoh utama wanita. Cerita dibagi menjadi beberapa bagian.