12. is it possible?

495 37 4
                                    

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ
.
.
.

"Thanks," Selena kembali mengenakan pakaiannya setalah luka yang berada di punggungnya terobati semua.

Lucas mundur dan bersandar pada sandaran kasur sembari memainkan ponselnya. Beberapa detik setelahnya ia kembali menatap gadis itu.

"Lo ada masalah apa sama Franky?"

Selena mengangkat bahunya, "Ga ada."

"Gak mungkin dia gangguin lo tanpa alasan sel," ujar cowok itu.

Selena mengerutkan keningnya, "Ya, gue ga tau, gue aja ga kenal dia," semburnya. Memanglah dimanapun ia berada pasti ada saja orang yang berprilaku seperti Franky, salah satunya adalah Calista.

"Satu lagi, jangan sok jagoan di kelas sel, terutama sama Calista."

Perkataan yang diucapkan Lucas membuat langkah kaki Selena yang hendak meninggalkan kamar terhenti, gadis itu menoleh pada lelaki yang juga menatapnya itu.

Selena terkekeh pelan, "Ya, terserah lo, gue mager ngebela diri," gadis itu menutup pintu lumayan keras sehingga suaranya terdengar nyaring.

Selena duduk di sofa, gadis itu berdecak kesal karena harusnya saat ini dia masih berada di sekolah kan? Ia pun belum sempat mencari tahu lebih lanjut tentang Asher, karena saat di rumah pohon itu Lucas tiba-tiba saja datang dan membuat mereka tak bisa membahas apapun terkait misinya.

Gadis itu juga terpikirkan masalah Franky, memang apa yang diinginkan cowok itu? Padahal dirinya sama sekali tak menyenggolnya sedari awal. Merekalah yang sokab kepada Selena.

"Banyak banget beban gue," gumamnya. Seharusnya ia mengikuti keinginan Daddy nya saja dengan masuk jurusan hukum dan menjauhi misi ini, namun ia juga tak tega dengan kematian Viona yang mengenaskan.

Selena melirik ponselnya yang berdering, gadis itu melihat nama Anne di sana.

"Hai Selena, apa kabar? Mama tadi ragu mau nelpon kamu takutnya masih sekolah, ternyata udah di rumah ya?"

Selena mengangguk di depan layar ponselnya, di mana terpampang wajah ibu mertuanya itu disana.

"Selena baik ma, ada apa nelpon ma?"

"Mama kangen, masa kalian gak pernah berkunjung kemari? Lucas pun gak ada hubungin mama," ucap wanita itu dengan raut sedih.

Selena terkekeh, "Lagi sibuk sekolah ma, hari libur nanti kami mampir,"

Wanita itu tampak sedih mendengar perkataan Selena barusan, "Kenapa harus hari libur? Sekarang aja ga bisa nak? Mama udah masak enak,"

Selena melihat makanan yang tersaji di meja makan, Anne menampilkan makanan yang telah dimasaknya ke dalam frame.

"Kalau gitu kami data-,"

"Gak bisa ma, Selena lagi sakit."

Selena membelalak melihat di layar hp nya ada Lucas yang sedang berdiri di belakangnya. Cowok itu tiba-tiba saja muncul dan memotong ucapannya.

"Ah, benarkah? Ya ampun, maaf mama gak tau, gak parah kan nak? Udah dibawa dokter?"

Selena mengangguk, "Gapapa kok ma, gak parah, bentar lagi sembuh, luka biasa aja."

Moonlight At Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang