53 - Gus Ku! [Kematian umi Ana]

302 12 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kita semua pasti akan kembali."
{Q.S Al-Baqarah: 156}


***
Semenjak kejadian tadi siang, Ulfa melamun di balkon kamar sembari menatap langit yang sudah mulai gelap, karena sekarang sudah pukul setengah enam.

Ia menikmati pemandangan sore itu sendirian, karena tadi sehabis maghrib suaminya izin untuk pergi ke ndalem, karena ada sesuatu yang memang penting untuk diurus olehnya.

Disaat dirinya tengah menikmati suasana itu, tiba-tiba ada notifikasi dari handphone.

Cling!

Ulfa yang melihat jika notif itu berada dari kakak keduanya pun mulai membuka aplikasi hijau yang berlogo telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ulfa yang melihat jika notif itu berada dari kakak keduanya pun mulai membuka aplikasi hijau yang berlogo telepon. Dan ia mulai membalas pesannya.

Ulfa benar-benar dibuat kebingungan dengan permintaan kakak keduanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ulfa benar-benar dibuat kebingungan dengan permintaan kakak keduanya itu.

Setelah membalas pesan dari Adnan, tiba-tiba handphone bergetar, dan menunjukkan ada telepon masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari Adnan, tiba-tiba handphone bergetar, dan menunjukkan ada telepon masuk.

"Hah, mas Anan nelepon?" Ucap Ulfa kebingungan.

"Aduh, angkat gak ya? Nanti kalo di angkat mas Anan tau lagi kalo aku lagi cemas,, tapi kalo gak diangkat nanti malah di kira ada apa-apa." Ucap Ulfa yang sedari tadi hanya melihat telepon masuk kedalam handphone nya.

" Ucap Ulfa yang sedari tadi hanya melihat telepon masuk kedalam handphone nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg!

Jantung Ulfa serasa terhenti, dan ia merasa seperti tidak ada pasokan udara untuk dihirup nya.

Sedetik, dua detik, air mata Ulfa mulai meluncur dengan derasnya.

Prang!

Ulfa sengaja memecahkan gelas kaca yang ada di kamarnya, "gak! Gak mungkin!!" Teriak Ulfa seperti orang kerasukan.

Suara pecahan itu mengundang orang ndalem untuk menghampiri sumber suara. Dan benar saja, Zaki masuk kedalam kamarnya bersama abi Hussain, umi Nisa, dan juga Zahra.

"Gak! Gak mungkin!!" Teriak Ulfa lagi seperti orang kerasukan.

"Dek, kamu kenapa?" Tanya Zaki sambil memeluk Ulfa yang tengah merasakan kesedihan yang luar biasa.

Ulfa menggelengkan kepalanya pelan, dia merasa sudah tak sanggup untuk berkata-kata lagi.

Zaki yang melihat respon istrinya pun hanya bisa memeluk dan mengusap-usap lembut punggungnya guna untuk menenangkannya.

Drt! Drt!

Suara telepon masuk kedalam handphone Zaki yang ada di atas nakas. Zaki tak bisa mengambil handphone nya, karena ia masih memeluk istrinya yang seperti terguncang akan sebuah peristiwa.

Zaki memberikan kode pada Zahra untuk mengangkatkan teleponnya, dan Zahra yang mengerti akan kode itu pun mulai menurutinya.

Zahra mengangkat telepon itu dengan memencet lounge spiker.

"Assalamualaikum?" Salam Zayn dari arah seberang sana.

"Wa'alaikumussalam. Ada apa mas?" Jawab Zahra.

"Mas Zaki kemana dek?" Tanya Zayn yang keheranan saat mendengar suara Zahra yang ia dapatkan.

"Ada, ini lagi didekat Zahra." Jawab Zahra.

"Lounge spikernya udah di pencet kan?" Tanya Zayn memastikan.

"Udah mas." Ucap Zahra.

Zayn yang mendengarnya pun mulai membuang nafasnya gusar.

"Dek, udah dengar kabar belum?" Tanya Zayn lagi.

"Kabar apa mas?" Kali ini bukan Zahra yang menyahuti, melainkan abi Hussain.

"Umi Ana meninggal." Jawab Zayn.

Deg!

Mereka semua terkejut mendengar kabar yang datang dari besannya.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un..." Ucap mereka bersamaan.

"

"M-mas?" Panggil Ulfa sesenggukan.

"Kita ke pesantren sekarang ya, Ulfa pengen lihat umi buat yang terakhir kalinya." Ucap Ulfa dengan mata yang berkaca-kaca.

Zaki menganggukkan kepalanya pelan, "iya, kita langsung berangkat sekarang aja yuk!" Ajak Zaki.







































































BERSAMBUNG

Gus Ku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang