Melisa menatap tajam ke arah pria yang baru dikenalnya itu, Bagaimana tidak seorang pria yang baru saja kenal tiba-tiba menawarkan untuk menjadi istri simpanannya. Melissa tidak menjawab sepatah kata pun tawaran dari Pria itu ia mempercepat makan nya agar cepat selesai. "Yah kalau kamu memang keberatan atau secara tidak langsung menolak tawaran aku tadi nggak masalah, tapi jika kamu memang berniat untuk menjadi istri simpanan silahkan hubungi nomer ini". Farel memberikan kartu nama yang berisikan nama, nomer telepon dan juga alamat email nya kepada Melissa yang sedang menenggak air mineral. "Ingat! Kesempatan tidak datang dua kali" bisik Farel ke telinga Melissa. Gadis itu hanya bisa menelan saliva nya dengan lidah yang terasa kelu. Kini pilihan ada di tangan nya apakah ia menyetujui ajakan pria tadi atau malah menjauhi nya? Sebelum meninggalkan kantin Melisa membayar makanannya terlebih dahulu karena dia tidak bisa berlama-lama meninggalkan ibunya seorang diri. Melisa mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya menghubungi salah satu kontak menghubungi salah satu nama yang ada di kontak nya. "Hallo Bella, loe dimana?" Tanya Melisa. "Gue di rumah kenapa?" sahut Bella dari sebrang telepon.
"Loe bisa ke rumah sakit harapan bunda gak sekarang?"
"Ngapain loe sakit?"
"Bukan gue tapi nyokap, bisa kan?"
"Bisa yaudah loe tunggu ya 15 menit lagi gue otw"
"Oke , jangan lama-lama ya"
"Iya bawel"
Saat hendak akan meninggalkan kantin lebih jauh Melisa teringat dengan Farel yang memberikan kartu nama nya dan tergeletak atas meja. Ia pun memutar balik badan nya untuk mengambil kartu nama tadi. Namun saat ia kembali kesana di meja tersebut sudah bersih. "Permisi Bu, apakah ibu melihat kartu nama yang ada di atas meja". Tanya Melissa sambil menunjuk ke tempat yang ia tempati tadi. "Tunggu sebentar ya" . Sahut ibu kantin itu. Tak lama kemudian si ibu kantin sambil memberikan kartu nama yang basah karena terkena air. "Ini?" Tanya ibu kantin sambil memperlihatkan benda yang ada di tangan nya. "Iya ini, makasih ya Bu" ucap Melissa dengan cepat ia menyambar kartu nama itu dari tangan ibu kantin sambil mengelap nya ke baju agar kering, Melissa pun memasukan kartu nama itu ke dalam saku celana nya agar tidak hilang. Melissa kembali menuju kamar ibu nya dengan menaiki lift seketika wajah pria yang baru dikenal nya tadi terlukis dalam ingatan nya. "Kalau di lihat-lihat pria tadi masih muda tapi kenapa dia meminta ku untuk jadi istri simpanan nya?" Batin Melissa.Ting!!!
Pintu Lift terbuka ia segera kembali menuju ruangan sang ibu dengan langkah nya yang cepat ,sesampai di ruangan sang ibu Melissa duduk di kursi dekat nakas menatap sang ibu yang sedari tadi tidak menunjukan perubahan apapun. "Ya Allah tolong kuatkan aku, perluas lagi rasa sabar ku" doa nya dalam hati. Melisa mengeluarkan kartu nama yang ada di dalam kantong celana nya dan mencatat nomer telepon itu ke kontak di ponsel nya.
"Permisi Nona" suara itu berhasil membuyarkan lamunan Melissa.
"Iya?"
"Ini jatah makan nya ya" ucap seorang wanita yang memberikan kotak makanan .
"Terimakasih Bu".ucap nya sambil menerima makanan itu. Melissa menaruh kotak makanan itu di atas nakas dan kembali melanjutkan memainkan ponsel nya sambil memandang no telepon Farel. "Hoaaaammm" rasa kantuk pun mulai datang mata nya mulai terlihat sedikit merah dan perih, Melisa pun memutuskan untuk memejamkan mata nya sejenak dari segala beban yang membuat nya lelah.Lima Belas Menit Kemudian...
Tak lama berbunyi suara ponsel yang berhasil membuat nya terbangun dengan mata yang masih mengantuk, Melissa melihat nama di layar ponsel nya.
"Hallo?"
"Loe dimana gue udah sampe rumah sakit nih"
Kata Bella terdengar dari sebrang telepon.
"Loe naik lift ke lantai tiga belok kanan"
"Okey".
Melissa keluar dari ruangan ibu nya dan menunggu di kursi luar. tak lama muncul seorang wanita memakai baju hitam dengan rok berwarna merah keluar dari dalam lift. Melissa pun mengangkat tangan nya agar perempuan itu menyadari keberadaannya.
"Mel, gimana keadaan ibu loe?" Tanya Melissa sambil menaruh bokong nya di kursi.
"Masih belum bangun Bell" sahut nya dengan lemas.
"Loe yang sabar ya Mel, emang kalau boleh tau nyokap loe sakit apa?" Tanya Bella penasaran.
"Kelenjar getah bening" .
"Ya Ampun, terus apa kata dokter?"
"Dokter nyaranin untuk operasi tapi gue engga ada biaya nya". Terang Melissa.
"Terus loe minta gue datang kemari untuk apa Mel?" Tanya Bella.
"Gue mau kerja di tempat loe bell" kata Melissa to the point.
"Serius loe mau kerja di tempat gue?" Tanya Bella dengan tatapan heran. Melissa menundukan kepala nya dengan cepat menatap teman nya itu dengan penuh harap. "Kerja kaya gue tuh resiko nya besar Mel, loe harus siap di godain lelaki hidung belang" jelas Bella. Ya! Bella adalah salah satu diantara teman Melissa yang bekerja di dunia malam, saat ini ia berprofesi sebagai public relation di salah satu club terbesar di ibukota. "Gue enggak ada pilihan lain Bell, karena gue butuh biaya buat operasi nyokap gue" . Sambung nya dengan suara yang tersedu-sedu sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan. Sejujurnya Bella tidak merekomendasikan sama sekali untuk Melisa bekerja di dunia hiburan malam seperti dirinya, karena ia sudah merasakan pahit manisnya bekerja di dunia seperti itu. Dari lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak mau melihat temannya merasakan nasib yang sama yaitu harus menemani para lelaki hidung belang untuk sekedar mabuk dan tak jarang dari mereka untuk ditemani tidur.
"Emang kalau gue boleh tahu berapa biaya yang dibutuhkan sama nyokap lu buat operasi? "Tanya Bella penasaran.
"Lima puluh juta" jawab Melissa.
"Astaga mahal juga ya biaya nya".
"Iya maka nya itu gue harus cari duit kemana bell, sumpah gue bingung banget". Kata Melissa dengan mimik wajah nya yang terlihat begitu kacau. Bella menarik nafas dan membuang nya dengan kasar "oke gue bisa aja sih bantu loe buat bayar biaya pengobatan nyokap loe tapi ga bisa sepenuhnya, karena gue juga harus biayain nyokap Ade gue di kampung" terang Bella. "Sebenernya gue dapat tawaran dari seseorang yang mau bantuin gue buat ngasih uang sebesar itu" . Lantas saja hal tersebut membuat Bella bingung dan menautkan alisnya
"Maksud Loe gue engga ngerti?" Tanya Bella dengan wajah penasaran.
"Tadi pas gue lagi makan di kantin ada cowok nyamperin gue tinggi nya kurang lebih 180cm terus dia basa-basi nanya gue lagi ngapain blablabla sampe akhirnya dia nawarin gue buat jadi istri simpanan nya". Mendengar hal tersebut buat Bella tertawa dan seakan tak percaya dengan ucapan teman nya tersebut.
"Kok lu ketawa sih bell?". Tanya Melisa sambil mendelik ke arah Bella yang menutup mulut dan menahan perut nya karena geli dengan cerita itu.
"Sorry-sorry, gue cuma enggak habis fikir aja itu orang ngajak loe kenal ngobrol bentar gak lama nawarin loe buat jadi istri simpenan nya , maksudnya apa coba?" Bella pun menjadi tak habis fikir dengan pria yang diceritakan oleh Melissa.
"Entahlah, terus cowok itu juga dengan pede nya ngasih kartu nama nya ke gue dia bilang kalau gue setuju buat jadi istri simpenan nya gue bisa hubungin dia". Hal itu membuat Bella tak kuasa menahan tawa karena membayangkan wajah pria yang mengajak Melisa untuk menjadi istri simpanan merupakan Pria tua dengan bobot tubuh nya yang di atas normal. "Loe tuh kenapa sih malah ketawa-ketawa kaya gitu, emang nya ada lucu ya" Melissa mulai kesal dengan sikap Bella yang seakan tidak peduli. "Ih loe tuh sensitif banget sih gue bukan ngetawain loe tapi gue ngetawain muka cowok itu yang udah dengan pede nya minta loe buat jadi istri simpenan nya". Jelas Bella sambil merapihkan rambutnya. "Loe emang udah pernah liat muka cowok yang gue ceritain ?" Tanya Melissa dengan polos nya, Bella pun menepak dahi nya sendiri.
"Ya belum lah gimana sih loe, gue cuma udah punya bayangan aja kalau cowok yang loe ceritain itu pasti Pria tua tinggi besar dengan perut nya yang buncit".
"Dih kok loe sok tau banget sih Bell, apa yang loe bayangin itu ga sesuai dengan realita nya" kali ini Melissa yang menertawai balik teman nya itu.
"Terus kaya gimana gambaran orang itu? Karena setahu gue cowok-cowok yang nyari istri simpenan yang udah berumur, bahkan udah punya cucu" ledek Bella sambil memberikan minuman soda kaleng kepada Melissa.
"Loe mau liat orang nya" kata Melissa, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Bella. "Nih!!" Lanjut Melissa.Uhuk..uhuk...uhuk...
Bella tiba-tiba tersedak minuman nya yang menyerang sampai ke hidung saat Melissa menunjukan foto profil yang di pasang oleh Farel di WhatsApp nya."Lu seriusan ini orang nya?" Tanya Bella mengambil ponsel Melissa dan memperbesar gambar pria di foto itu.
"Ya serius emang itu orangnya, emang maunya siapa cowok yang ada di pikiran lo tadi tinggi besar dengan perut yang buncit gitu?" Kata Melissa sambil merebut ponsel itu dari tangan Bella."Tapi kan bisa jadi itu foto palsu?" Bella masih kukuh jika itu bukan pria yang sebenarnya.
"Ya udah deh terserah lo mau percaya atau enggak yang jelas emang itu orangnya" Melisa mendelik kesal ke arah Bella."Coba gue liat kartu nama yang dia kasih". Melissa pun merogoh saku celana nya dan memberikan kartu nama itu ke tangan Bella.
"Kenapa masih gak percaya juga?" Tanya Melissa namun kali ini Bella tidak banyak berkomentar lagi ia hanya menggelengkan kepala nya sambil membulatkan mata nya, saat melihat nama Farel Putra Setyo dan nama perusahaan yang di miliki pria itu pada kartu nama nya. "Yah malah bengong dia sekarang" ucap Melissa yang melihat Bella yang membeku setelah melihat nama itu.
"Mel loe tau Farel Putra Setyo itu siapa?" Tanya Bella menatap serius kedua bola mata Melissa.
"Enggak, siapa emang?" Jawab Melissa dengan wajah nya polos nya."Dia itu pengusaha sukses yang bisnis nya ada dimana-mana, dan dia juga salah satu pemegang saham di tempat gue kerja".
Melissa hanya memberi respons biasa saja saat Bella menjelaskan secara singkat tentang Farel.
"Oh gitu ya" jawab Melissa singkat.
"Fix sih loe orang paling bodoh kalau nggak mau sama dia" cerocos Bella sambil menunjuk wajah bela dengan telunjuk nya."Ya masalah nya dia udah punya istri gue ga mau di cap sebagai pelakor!!" Terang Melissa dengan suara yang lumayan keras hingga membuat orang yang di dekat nya menoleh ke arah Melissa.
"Tapi loe butuh duit kan?" Ucap Bella menatap Melissa yang seperti menyetujui jika teman nya itu menjadi istri simpanan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan CEO Tajir
RomanceMenceritakan seorang wanita yang bernama Melisa bertemu dengan Farel pria yang baru dikenal nya di sebuah kantin Rumah Sakit Tidak disangka perkenalan pertama nya membuat mereka menjalin kedekatan hingga akhirnya menikah. Farel mau menolong Melissa...