Chapter 19 Karma's terry sue

20 2 0
                                    

rasanya udah lama ga up...

jangan lupa vote dan komen nya yaaa...

Tittari ai terhenyak mendengar pengakuan pasien di depannya, bagaimana mungkin dunia begitu sempit dan kejam, ia menyembunyikan keterkejutannya dengan ekspresi tenang dan mengelus punggung tangan terry. Biasanya ia tidak seberani itu untuk skinship dengan pasiennya, namun ai sangat tahu bagaimana menenangkan terry, lelaki itu sangatlah physical touch.

Keheningan menyelimuti keduanya, tittari ai dengan sabar menunggu terry yang sedang berusaha mengendalikan dirinya, lelaki itu seakan takut jika ia bersuara maka hanya tangisannya yang akan keluar, biarlah gadisnya yang melihat sisi terlemahnya, ia hanya ingin ada seseorang yang bisa mendengar kisah kelam yang dialaminya.

Setelah berdeham beberapa kali, terry memutuskan untuk melanjutkan kisahnya.

"aku, arui, paman Sammy dan ibu, kita tinggal bersama saat itu di Sidney, banyak hal baru kuketahui saat kami tinggal bersama, kau tahu dok??" tittari menggeleng pelan.

"semenjak tragedy itu aruimada membisu, tatapannya selalu kosong, sesekali mungkin ia bisa mengerti ucapan kami, tapi ia lebih banyak terdiam seolah olah jiwanya hilang, paman Sammy sekuat tenaga mendatangkan berbagai pengobatan untuk keponakan sekaligus anak asuhnya itu. Diagnosis dokter kejiwaan mengatakan jika anak itu mengalami PTSD, penculikan, pelecehan, pembunuhan orang tersayangnya dan terakhir, ia menganggap bahwa ia juga seorang pembunuh. Bayangkan dok anak 12 tahun mengalami banyak kesakitan itu dalam waktu yang bersamaan!! Jiwa aruimada seakan hancur berkeping keping, dan aku ? aku salah satu penyebab ia seperti itu dok! Jika bukan karena ayahku yang bejat melakukan hal menjijikan itu pasti arui tumbuh menjadi anak lelaki yang ceria, aku yang membunuh manusia itu bukan aruimada. Tapi aku tidak bisa mengungkapkan itu semua, yang kulakukan hanya berdiri di sampingnya."

"selama 3 tahun anak itu rutin pengobatan PTSD nya, tidak terhitung berapa butir obat yang harus ia minum dalam sehari. Aruimada tidak pernah mengeluh, namun ia tidak pernah berbicara sepatah katapun pada kami, pada dasarnya anak itu jenius music, jadi saat dokter menyarankan untuk melakukan hal yang disukainya, tanpa bicara anak itu menunjuk gitar di pojok ruangan, gitarku yang usang karena aku memakainya hanya Ketika itu tugas dari sekolah. Aruimada lalu memeluk gitar seperti itu adalah satu satunya benda yang ada di dunia ini, semenjak itu musik selalu terdengar dari rumah kami, entah itu petikan gitar, dentingan piano, aruimada masih tidak bersuara dan ia berkomunikasi melalui alunan nada yang ia buat. Aku? Tentu saja hanya ada di sampingnya, menolongnya saat aku bisa tanpa satu katapun pengakuan tentang tragedy itu pada arui. Aku sangat takut jika anak itu Kembali hancur."

"perlahan pengobatan yang dijalani arui bertahun tahun menunjukan peningkatan, ia mulai bisa berkomunikasi, meski hanya padaku, paman Sammy dan ibu, tapi itu kemajuan yang besar bagiku, beban di hatiku sedikit terangkat. Anak itu terpenjara oleh ruang tak kasat mata, banyak hal yang membuatnya ketakutan, bau obat obatan, darah, hujan dan petir, ia sangat rentan hancur, itulah mengapa aku selalu ingin ada di sampingnya. Bagaimanapun aku telah menghacurkan jiwa seorang anak yang tidak berdosa."

"aku dan aruimada akhirnya memutuskan untuk Kembali ke kota ini, kekayaan peninggalan orang tua aruimada tentu saja harus ada yang mengelola dan paman Sammy mulai kewalahan karena bisnis di aussie sangat pesat hingga membuka cabang Perusahaan ke beberapa negara termasuk Indonesia dan jepang. Si anak jenius itu meskipun hanya di rumah, ia mampu mengelola Perusahaan cabang Indonesia dengan bantuan orang orang kepercayaannya, dan aku? Aku hanya merawat agar karma atas dosa dosaku tetap utuh dan tidak hancur, aruimada adalah karma yang harus kutanggung seumur hidupku."

Terry memijat pelipisnya yang terasa pening karena dirasa terlalu banyak menangis, entah berapa lembar tissue yang sudah ia habiskan, awalnya ia merasa malu pada tittari ai, namun perasaannya itu menjadi lega karena gadis itu tetap menatapnya dengan pandangan yang hangat dan lembut.

(a)romanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang