Hai, love. Apa kabar?
Pelan-pelan aja bacanya, happy reading.
•
•Tak terasa ujian kenaikan kelas telah mereka lewati. Mereka resmi menjadi kakak kelas tahun ini, Adi, Jepan, Cakra, Aska dan Sandyakala mereka menduduki peringkat 10 besar, mulai dari Kala yang senantiasa menduduki peringkat pertama, Adi peringkat ketiga, Jepan peringkat keempat, Aska peringkat ketujuh dan Cakra peringkat kedelapan, mereka berlima tidak pernah membedakan pertemanan melalui nilai, mereka solid tanpa batas.
Disisi lain, Ana, Milla, Gizelle, dan Zeira atau yang biasa disebut dengan julukan Sekawan juga menduduki posisi 10 besar, Sekawan dan Thunder adalah pondasi MIPA 1, mereka bersembilan selalu menduduki peringkat 10 besar, tak ada yang lengser kecuali semakin naik dan turun di barisan 10 besar. Persaingan sengit para pelajar membara tatkala mereka saling melihat satu sama lain saling mempelajari ilmu lebih dalam. Satu minggu berlalu setelah perang soal itu, setelah raport keluar, mereka akan diliburkan selama kurang lebih 3 minggu.
Baik Ana maupun teman-temannya sudah mempersiapkan peralatan serta makanan juga pakaian yang akan mereka bawa berlibur di Puncak Bogor. Benar, mereka merencanakan liburan selama 4 hari di Puncak dengan menetap di villa untuk menikmati keindahan alam di sana. Tak hanya Sekawan, Thunder ikut bergabung dengan mereka juga kali ini, entahlah apa yang membuat Thunder ikut bermalam di puncak.
"Lo yakin nyuruh mereka ke villa sebelah?" tanya Ana memastikan, ia tak ingin beradu mulut dengan remahan cabe keriting di sekolah lagi.
"Jepan yang minta di sebelah kita, dia gak mau jauh-jauh, masih mending di sebelah kita daripada satu villa." Jelas Milla seraya tersenyum kikuk sebelum ia berjalan menjamah barangnya menuju kamar mandi.
"Sinting lo, dasar bulol," umpat Anasya, ia memaklumi temannya karena ia juga pernah diposisi seperti Milla.
"Santai, Na. Lagian lo sama Adi nggak deket-deketan kan, kalau Beila sampai nyari ribut, kita jadi garda terdepan buat lo." Pungkas Zeira seraya menarik Ana ke dalam dekapannya, disusul Gizelle yang memeluk mereka berdua dari luar.
Mereka tertidur setelah perjalanan panjang, tak lupa membersihkan badan dan juga perlengkapan besok untuk berjalan-jalan, namun tidak dengan Adi, ia berjalan keluar villa hendak mencari udara segar, suasana yang sangat beda dengan kota, terlihat ada dua bapak-bapak menghampiri Adi.
"Den, jangan di luar atuh, dingin. Masuk aja den."
"Eh, iya Pak, sebentar lagi saya masuk."
Kini jam menunjukkan pukul 22.00 malam, Adi berdiri dan kembali berjalan, ia mendongak ke atas menatap bulan yang selalu terlihat dekat dengan bintang namun nyatanya mereka terpisah jarak ribuan bahkan jutaan Mil.
"Andai lo datang lebih awal, Na. Pasti Lo yang dikenal sebagai cewek gua, bukan Beila. Tapi, itu juga kalau lo mau." Adi bermonolog sendiri menatap angkasa, ia selalu suka hal-hal yang berbau dengan keseharian Ana, contohnya menatap Bulan dan Kejora yang bersinar di lautan awan.
"Kelas unggul? Semua itu bullshit, cuma karena kelas kita aktif osis dan selalu paralel, MIPA 1 jadi kelas unggul, tapi manusianya munafik semua." Monolognya lagi.
"Andai kita beda kelas, Na." Ia terus bergumam memeluk angan, tak memperhatikan waktu yang sudah sangat larut untuk bercengkrama dengan cakrawala.
Tak disangka, Ana melihat semuanya ia mendengar ucapan pria itu, Ana tak ingin lebih mencintai orang yang sudah bersama wanita lain, ia berbalik menuju tempat tidur, berusaha tak mengingat ucapan Adi tadi.
YOU ARE READING
About the Sea & Madava
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! REVISI SETELAH ENDING!! Since: 12 Februari 2024 End: - #1 of adi : 01/05/2024 #2 of anasya : 15/08/2024 #2 of favorit : 01/10/2024 #2 of cinta : 22/10/2024 #5 of story : 07/06/2024 Menceritakan tentang jatuh cinta yang...