Chapter 1

1.1K 141 20
                                    

Keesokan harinya, Supra bangun pagi seperti biasa pada jam setengah enam. Hari ini ada kelas pagi yang harus ia hadiri. Tak duduk berlama-lama, ia pun bangun dan segera ke kamar mandi.

Namun, saat hendak membuka pintu, pintunya tak bisa dibuka. Ia mencoba memutar kenop berkali-kali, tapi tetap saja tak bisa dibuka.

"Kenapa, sih? Pintunya rusak?"

Supra memeriksa keadaan pintu itu, dari yang terlihat sih itu baik-baik saja. Ia kembali mencoba.

"BERISIK! GUA LAGI MANDI!"

Supra dikejutkan oleh suara perempuan.

"ITU SIAPA DI DALAM?"

"SI IDIH, ISTRI SENDIRI LUPA."

Hah? Istri?

"Apaan, sih. Emang gua punya? Gak usah ngaku-ngaku. Keluar sekarang!"

"Bentaran!"

"Sekarang! Dalam hitungan kelima harus keluar atau gua dobrak,"

Supra mulai menghitung. (Name) yang belum selesai mandi mulai panik. Buru-buru ia mengambil handuk untuk menutupi dirinya, daripada pintunya benar-benar didobrak oleh Supra lalu lelaki itu melihat dirinya yang sedang telanjang bulat.

"Iya, iya! Gua tunjukin diri sekarang!"

Pintu dibuka, menampakkan (Name) dalam keadaan tubuh yang basah dan hanya ditutupi handuk. Supra seketika histeris melihatnya. Membuat tangan (Name) gemas lalu menampar wajah Supra.

"Lebay, lo. Lupa istri sampai berlagak lagi kedapatan maling."

Supra memegangi wajahnya yang barusan ditampar. "Ya lagian lo gak bilang-bilang lagi pakai kamar mandi. Terus, siapa yang izinin lo pakai kamar mandi gua?"

"Yang buat kamar mandinya bukan lo, ya! Gua gak ada kewajiban untuk izin pakai fasilitas di sini!"

"Emang bukan gua yang buat, tapi emangnya pakai duit lo?"

"Idih, kayak pakai duit lo aja. Lo kerja aja pasti belum."

"Kata siapa! Gua enterpreneur!"

"Halah, enterpreneur yang kerjaannya minta duit orang tua, kah?"

Supra ingin marah lebih banyak lagi, tapi ini masih sangat pagi. Daripada melanjutkannya, ia berjalan ke dalam kamar mandi dan melewati (Name). Niatnya mau mandi pagi.

"Woi! Gua belum selesai, keluar lo!"

"Pakai kamar mandi bawah 'kan bisa,"

"Ya udah, lo aja yang pakai."

Ngalah lagi. Daripada Supra ladeni dan jadi semakin jauh. Ia segera mengambil handuknya dan pergi dari kamar mereka. (Name) memandanginya dengan rasa tak sedap hati, kemudian kembali masuk ke kamar mandi.

===

Jam enam lewat lima belas menit, waktunya sarapan sekeluarga. Ayahnya Supra, Ibunya Supra, Adiknya Supra, Supra dan (Name) sudah menempati posisi masing-masing.

Di tengah aktivitas yang hanya ditemani suara dari alat makan yang beradu, sang ibu membuka suara.

"Dari kemarin ibu dengar kalian ribut terus. Walau gak jelas, sih. Ributin apa kalian, tuh?" tanya Lilis, Ibunya Supra.

(Malah keinget sama Uncle Muthu ngomong Sally, tapi di-reverse 😭).

"Namanya juga malam pertama, pasti ribut," celetuk Rio, Ayahnya Supra.

(Bapaknya vaRIO, anaknya SUPRA. Ga peduli kebalik, yang penting masih motor 🗿👍).

"Ributnya beda ihh, mereka mah kayak KDRT, pa. Gak kayak ribut-nya kita waktu malam pertama."

Perforce [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang