15. Understand

36 8 0
                                    

AUTHOR POV

Juna mengernyit, "Raf??"

Sofia segera berjalan meninggalkan Juna.

Juna mengejar Sofia dan segera menarik tangan Sofia agar berhenti. "Tolong jelasin ke gue, Siapa yang lo maksud dengan Raf? Rafa? Sodara gue itu huh?"

Sofia menunduk canggung. "Juna maafin gue.. ada sesuatu yang udah buat gue nggak bisa tetep disini.. gue harus pulang." Ucap Sofia.

Akhirnya dengan berat hati Juna melepaskan tangannya dari tangan Sofia.

.
.
.

Sofia kini berdiri di depan kamar Rafa.

Ingin sekali masuk.. tapi perasaan ragu itu masih saja membuat langkahnya terasa berat.

Tangan kanannya sudah menggenggam gagang pintunya, tapi Sofia kembali melepaskannya.

Sofia menepuk-nepuk telinganya dengan kedua telapak kanannya karna bingung. "Rafa bahkan nggak hubungin aku hari ini, ck.. untuk apa aku mikirin dia." Sofia melangkah tiga langkah menjauh dari pintu itu. Tapi lagi-lagi langkahnya terhenti dan ia memutuskan kembali berdiri di depan pintu kamar Rafa.

Matanya hanya terus memperhatikan pintu itu. "Seharusnya dia keluar dan liat aku sekarang." Gumam Sofia.

"Sofia?" Seseorang menepuk pundak Sofia, membuat Sofia sangat terkejut dan segera berbalik. "Ngapain disini? Kenapa nggak ketuk aja pintunya kalau mau ketemu Rafa?" Lanjut seseorang itu. Seorang wanita paruh baya. Wajahnya sangat cantik dan keibuan. Dia 'Ibu Regina, Ibunya Rafa'.

"Ah.. Iya tante.. barusan saya.." Sofia menjadi salah tingkah.

"Yaudah masuk aja, Rafa lagi sakit.."

"Sakit?" mata Sofia membulat sempurna, panik dan merasa bersalah pada Rafa, Ibu Regina segera membukakan pintu kamar Rafa untuk Sofia.

.

Kamar dengan ukuran yang cukup besar.
Kira-kira ukurannya empat kali lebih besar dari kamar Sofia, Sama besarnya dengan kamar Juna. Dinding dekat jendela di-cat dengan warna biru tua gelap, sedangkan dinding yang lain berwarna putih. Tirainya juga berwarna putih. Semua perabotan terlihat sederhana, ranjangnya dibalut sprei berwarna biru terang. Banyak barang berwarna biru disini.

Mata Sofia langsung tertuju pada kekasihnya yang tertidur.

Sofia mendekat.. memegang kening Rafa, kekasihnya itu memang demam tinggi. Ada beberapa obat yang tergeletak di meja, sepertinya tidak lama sebelum tertidur Rafa sudah meminum obatnya lebih dulu.

Di meja juga terlihat hape Rafa layarnyaterlihat retak, dan berembun seperti menyimpan banyak air di dalamnya.
Sofia jadi mengerti.. ternyata Rafa bukan tidak ingin menghubunginya.. tapi karna hapenya 'rusak'. 😔

Sofia memeluk kekasihnya itu dengan hati-hati. Menyandarkan kepalanya pada dada Rafa. Sofia merasa bersalah karena mengecewakan Rafa walau Rafa tidak melihatnya. Dia tau betul kalaupun saja Rafa melihat kejadian tadi, pasti Rafa hanya akan berkata 'Jangan gitu lagi ya.'
Sofia sadar dirinya lah yang sangat egois.. marah pada Rafa saat Rafa terlihat berciuman dengan Laura. Tapi dirinya sendiri??

Pintu kamar Rafa tidak tertutup, Ibu Regina melihat Sofia yang memeluk Rafa.
Tidak memarahi, Ibu Regina justru tersenyum.. beliau sangat menyetujui hubungan putranya dengan Sofia.
Dari awal saat Rafa bercerita pada Ibunya itu tentang keinginannya untuk menjadi suami Sofia, Ibu Regina segera menyetujuinya karena Ibu Regina bisa melihat ketulusan dari mata putranya walau ada sisi lain yang kadang memperlihatkan kebimbangan Rafa akan perasaannya pada Laura.

Understand [Han Yujin x Leeseo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang