20

263 24 0
                                    

Aran terperanjat dari tidurnya, lagi-lagi kejadian itu yang datang pada mimpinya.

Keringat mengucur deras, nafas tersengal, dan mata berkaca-kaca. Mimpi yang sangat jelas dan dengan sengaja memperlihatkan kejadian sadis itu yang membuat aran kehilangan cinta pertamanya.

Ia belum pulang, ia ketiduran di uks karena sebelumnya ia hanya numpang tidur sebentar sambil menunggu bel pulang.

"Kak aran" Aran menoleh pada gadis cantik yang datang membawa tas aran.

"Udah bubar dir?" indira mengangguk.

"Oiya tadi kak chika bilang kalau dia pulang sama kak vion" aran mengangguk.

Indira duduk didekat aran melihat wajah aran yang sedikit panik.

"Kak, are you oke?" aran mengangguk kecil.

"Dira, kakak boleh peluk kamu?" indira tentu saja tersenyum.

"Sure" indira merentangkan tangannya dan tak lama aran masuk kedalam pelukan hangat gadis cantik itu.

Pelukan indira tidak pernah berubah, hangat dan nyamannya sama seperti ia memeluk rafa maupun chika.

"Kamu wangi dir" indira terkekeh kecil.

"Masa sih? padahal ini bau asem kata aku mah" aran menghirup dalam wangi cookies dari tubuh indira.

Sebenarnya yang hampir sama dengan rafa adalah indira, karena sampai wangi parfum saja wanginya sama.

"Dalem banget kak hirup wanginya"

"Aku suka" gumam aran.

Indira merasa debaran yang begitu hebat ketika aran mengatakan hal itu. Bukan pertama kalinya indira merasakan ini tapi sering ketika dirinya sedang berdua dengan aran.

Meskipun aran menganggap indira seperti adiknya, tapi bagi indira aran lebih dari seorang kakak. Ia selalu berharap rasa yang ia miliki pada aran akan terbalaskan kemudian hari.

"Udah yuk pulang" aran melepas pelukannya.

"Ayo" indira bangkit dan mengulurkan tangannya pada aran.

Aran meraih tangan indira.

"Aku anterin pulang ya" tentu saja indira tidak menolak.

Keduanya berjalan menyusuri lorong yang sudah sepi.

"Kak chika kemarin jadi nginep kak?" aran mengangguk.

"Kenapa? kamu mau gantiin dia nginep malam ini?" tanya aran.

"Ayah pasti ga bakal izinin" ucap indira.

"Gimana kalau kakak main aja kerumah kamu nanti? kakak udah lama ga ketemu ayah sama bunda kamu"

Indira tersenyum senang kemudian mengangguk.

"Nanti kakak kabarin lagi ya, yuk masuk" indira memasuki mobil aran.













"Ferry, kamu sudah tahu jevon dari keluarga mana?" tanya gracio.

"Belum pak, tapi bapak tidak usah khawatir karena sudan ada beberapa orang yang sedang memata-matai jevon" jelas ferry.

"Baguslah, saya ingin secepatnya kasus ini selesai"

"Jika sudah terbongkar keluarganya akan kita apakan mereka pak?"

"Itu bukan tugas saya, itu jatah zee dan saudara-saudaranya biar mereka yang menghukum" ferry mengangguk.

Jika nama zee sudah disebut berarti sudah tidak ada maaf untuk siapapun yang mengusik mereka.

Junjou U-19 (Kesucian hati hingga umur 19 tahun)Where stories live. Discover now