Haiii ... selamat malam👋. Selamat berbuka puasa. Semoga kita semua dalam keadaan sehat di bulan Ramadhan ini. Amin. 😇🤲
Yukkk ... kita mengungkap kasus ini bersama Kompol Raynar ... 💪💪💪
Happy reading ...
🍁🍁🍁
Keluarga terdekat korban sedang mempersiapkan pemakaman. Beberapa tetangga, kerabat, sahabat dan teman sudah datang melayat.
Beberapa tetangga yang datang ke rumah korban bercerita, kalau keluarga korban merupakan keluarga baik-baik dan tidak pernah memiliki masalah dengan tetangga.
Para tetangga yang berkumpul sibuk membicarakan peristiwa pembunuhan itu, termasuk dari kelompok bapak-bapak. Pak Sodarso yang rumahnya tidak terlalu jauh bercerita kepada tetangganya, Pak Awang Darma dan Pak Jono Sukarjono.
"Mengapa ya ada orang yang tega membunuh Pak Samudra Midir ini? Padahal beliau orang baik. Apalagi istri dan anak-anaknya bukan orang-orang yang bermasalah," kata Pak Sodarso.
"Iya, Pak. Segitu bencinyakah sampai harus dibunuh?" sambung Pak Awang.
"Yang tragis itu sekeluarga lho, Pak. Itu yang bunuh sadis banget. Masa anak-anak yang nggak berdosa gitu ikut dibunuh?" kata Pak Jono Sukarjono.
Lain lagi cerita Ibu-ibu tetangga. Mereka yang sering melihat interaksi keluarga itu dengan anak-anak mereka.
"Padahal putrinya Rahmadira itu baiknya luar biasa, sopan lagi dan kalau ketemu selalu tegur sapa," kata Bu Bandriya.
"Si Ibu, istrinya Pak Samudra orangnya juga ramah," sambung Bu Darmini.
"Iya, Bu anaknya sopan-sopan. Anak yang laki itu, si Damodar temannya anak saya. Sering main ke rumah. Kalau ada teman-temannya yang mau berantem, dia selalu bilang, jangan suka berantem. Nggak baik sesama teman begitu," lanjut Ibu Yuyun.
Belum lagi obrolan di antara teman-teman sekolah yang juga datang melayat saat itu. Hampir semua teman dari sekolah merasa sangat kehilangan. Mereka bercerita tentang kebaikan hati Rahmadira.
"Gua nggak nyangka ya. Rahmadira yang cantik dan sebaik itu meninggal karena dibunuh," kata Jesna Amaya dengan lesu.
"Iya, nggaj nyangka ada orang yang sadis bisa membunuh seperti itu," kata Ahmad Zaki.
"Iya, kok tega banget? Apa salahnya sampai harus dibunuh?" ujar Serliyana Permata.
"Kalau gua ketemu pembunuhnya, udah gua pites itu orang!" Tamadur Rahayu menunjukkan rasa kesalnya.
"Iya tuh. Harus dipites habis-habisan!" Riswanda Madjid berseru.
"Gua setuju kalau orang jahat harus dihabisin supaya dia jangan berbuat seperti itu lagi!" kata Medardo Rukan dengan tegas.
Keramaian di rumah keluarga korban mulai berkurang. Yang tertinggal hanya keluarga terdekat saja. Di antara mereka juga merasa aneh karena setahu mereka keluarga Pak Samudra tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Pak Samudra juga bukanlah orang yang suka membuat keributan.
🌟🌟🌟
Begitu Kompol Raynar dan timnya tiba di kantor Polres Jakarta Tenggara, Raynar dan Ulung diperintahkan untuk segera melengkapi dokumen pendidikan Ulung ke SECAPA SUKABUMI sebelum besok siang.
Aipda Saidi Rojak langsung menemui tim Labfor untuk mengetahui penyebab kematian keempat korban pembunuhan di Bantas Gebas itu.
Cakrajiya memeriksa semua barang bukti yang mereka dapatkan. Handphone yang pertama diperiksanya. Saat ditemukan handphone milik korban anak laki-laki Pak Samudra yang bernama Damodar Agung sedang dalam keadaan mati. Cakrajiya harus mencari charger yang cocok dengan handphone tersebut. Memang merek handphone itu sudah jarang digunakan tapi Cakrajiya bertanya kepada banyak orang di Polres dan akhirnya dia menemukan seorang anggota PNS yang bekerja di Polres Jatra yang menggunakan handphone yang sama. Cakrajiya meminjam chargernya dan dia masih harus menunggu sampai batere handphone cukup untuk digunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompol Raynar
Mystery / ThrillerKisah ini berisi pengalaman-pengalaman Kompol Raynar dan timnya dalam memecahkan kasus-kasus yang terjadi di wilayahnya.