Pagi harinya Felix bangun dari tidurnya dia segera menuju ke kamar mandi untuk membilas wajahnya, Felix menatap miris dirinya yang ada dalam cermin, mata bengkak dengan wajahnya yang terlihat lebih pucat karena kulit putihnya, setelah dia menemui mantan kekasihnya dia pulang dan menangis semalam.
Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dari Hiyyih dan Wooyoung yang terus menelponnya. Felix belum siap berbicara dengan mereka.
Felix benar-benar merasa tidak ada lagi yang tersisa dia bahkan menyerahkan tubuhnya pada mereka tapi tetap ditinggalkan, Felix begitu frustasi, ia yang awalnya tidak pernah berpikir tentang cinta namun mereka membuat Felix jatuh cinta dan memberikan semua hatinya namun sekarang dia ditinggalkan karena orang lain.
Masih teringat jelas memori-memori bahagia bersama mereka dalam ingatan Felix, rasanya semua itu baru terjadi kemarin namun sekarang semuanya berakhir.
Felix membasu mukanya sekarang dia harus kuat tidak mungkin hidupnya berhenti karena mereka, sekarang bukan akhirnya namun awal baru bagi Felix, namun seberapa berusaha pun Felix tidaklah gampang melupakan semuanya dalam sekejap, hubungan mereka bukan hanya beberapa hari atau Minggu tapi tiga tahun waktu yang panjang.
"Ayo mulai semua dari awal lagi, berhenti menangisi mereka" ucap Felix untuk menyemangati dirinya sendiri.
Namun bukan berhenti bahu Felix malah semakin kuat bergetar karena menagis, isakannya juga terdengar sangat menyakitkan"
Siang harinya Felix berangkat ke kampus karena kelasnya kelas siang, dia menyempatkan dirinya ke kantin dahulu karena belum sempat makan tadi pagi, saat memasuki kantin dia kembali mendengar orang-orang membicarakannya, bahkan mereka tak lagi bicara dengan bisikan.
Felix tahu ini akan terjadi karena dulu banyak yang iri dengannya jadi dia tidak kaget orang-orang akan membicarakannya, ada juga yang menatapnya kasihan karena mantan-mantannya sudah dapat gandengan baru sedangkan dia terlihat sangat mengenaskan dengan kantong mata hitamnya.
"Miris sekali, tapi aku lihat penggantinya memang tidak ada yang gagal dari segi fisik"
"Mungkin mereka bosan, lihatlah dia selalu berekspresi begitu siapa yang tidak bosan"
"Aku juga melihat Hyunjin tadi dengan seseorang, mereka terlihat bahagia"
"Sudah kubilang dia akan ditinggalkan saat kekasihnya melihat yang lebih menarik darinya, dan aku lihat mereka lebih cocok dengan yang baru"
"Tentu saja lebih cocok secara ekonomi mereka pun setara, dia bahkan tak bisa dibandingkan dengan mereka"
Brak
Semua perhatian tertuju pada seseorang yang menendang meja orang yang membicarakan Felix.
"Apa mulut hanya bisa mengeluarkan kata-kata buruk, apa perlu mulut kotormu itu dirobek terlebih dahulu supaya kau bisa menyaring kata-kata yang keluar!"
"Apa urusanmu dengannya, terserah kami ingin bicara apapun"
Plak
Bugh
Hiyyih menampar orang itu lalu membenturkan kepalanya ke meja.
"Maka aku akan memberimu pelajaran, jika aku mendengarmu membicarakannya lagi maka aku akan benar-benar merobek mulut busuk kalian!" Hiyyih memandang semua orang yang ada di kantin sebagai peringatan.
"Hiyyih, sudah nanti Daddy akan marah kalau tahu ini" ujar Wooyoung menenangkan.
"Tidak apa-apa oppa aku yakin Daddy pun akan melakukan sesuatu yang sama"
"Aku bahkan bisa mem..."
"Hiyyih sudah aku tidak apa-apa " Felix memotong ucapannya karena dia semakin banyak yang melihat mereka.
Felix mengatakan tidak apa-apa namun nyatanya ucapan-ucapan mereka begitu menyakiti hatinya apalagi saat dia dibandingkan dengan penggantinya, dia memang tidak kaya dan kaku tapi apakah itu dosa, kenapa mereka seperti menghakiminya karena hal tersebut.
Dan kali ini Felix tidak akan menangis, sudah cukup air matanya lagipula tidak ada yang akan berubah walau dia menangis sampai air matanya kering, mereka semua bahkan mungkin lebih bahagia melihat Felix begitu.
.
.
.Semenjak Felix sudah memutuskan hubungan dengan mereka, Felix sudah jarang melihat mereka hanya beberapa kali kecuali Chan dan Minho Felix benar-benar sudah tidak melihatnya setelah pertemuan mereka terakhir kali.
Tentu saja itu asing bagi Felix, dulu mereka selalu dekat dengan Felix dan seperti tak terpisahkan namun sekarang begitu asing bagi tak saling mengenal.
"Lixie, ayo duduk di sana" hari ini dia dan Wooyoung juga Hiyyih ke kantin bersama, mereka semakin dekat setelah kejadian Hiyyih mengancam orang-orang di kantin.
"Biarkan aku yang memesan" usul Felix lalu bangkit dari duduknya untuk memesan makanan yang sudah mereka putuskan sebelum tiba dai kantin.
Saat sedang memesan Hyunjin datang dan berdiri di sampingnya, sepertinya dia juga akan memesan, Felix terkejut dengan itu padahal dia sudah menghindari mantan-mantannya.
Mereka hanya diam tidak ada yang saling menyapa apalagi Felix melihat Yeji berada di samping Hyunjin juga sedang memesan.
"Apa yang kau pesan?" Tanya Yeji pada Hyunjin.
"Ini" jawab Hyunjin
"Kau menyukai kue brownies?" Yang hanya diangguki oleh Hyunjin.
"Bisakah kau bergeser sedikit, tubuhmu mengambil terlalu banyak tempat" Hiyyih menyuruh Hyunjin bergeser namun suaranya terdengar mengeluarkan aura permusuhan.
"Oh Hiyyih, akhir-akhir ini kau jarang bergabung dengan kami" ucap Yeji tersenyum namun Hiyyih hanya datar.
"Aku punya banyak urusan akhir-akhir ini"
Karena tahu Felix tidak nyaman Hiyyih segera menarik Felix dari sana.
"Oppa ayo" ucapnya tersenyum.
Hyunjin melihat Felix pergi entah kenapa dia tidak suka melihat Hiyyih bergelayut pada Felix dan Wooyoung yang memeluk Felix saat dia duduk di sampingnya.
Dulu dia yang melakukan itu, pinggang rampingnya yang dipeluk Wooyoung itu dulu dia yang memeluknya.
"Hyunjin ayo duduk kau sudah memesan semuanya kan" suara Yeji menyadarkan Hyunjin.
Saat ini Felix melihat Seungmin hendak akan pulang bersamaan dengannya, namun kali ini berbeda, jika dulu dia yang akan memasuki mobil itu makan sekarang ada orang lain yang memasukinya, tetap terasa sakit walupun tidak sesakit sebelumnya.
Felix segera menuju halte bus saat mobil Seungmin sudah keluar dari gerbang, ya dia menunggu sang mantan pergi dia hanya tidak ingin Seungmin melihatnya.
Tbc