Chapter 28
"Menyembunyikannya.."
(1401 Word)***
Keesokan harinya.. di kediaman Tuan park.
.
.Ouyin sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit dulu, sebelum ke sekolah.
"Ini tuan bekalnya..".
"Ini untuk tuan ouyin, dan ini untuk tuan sing..". Ucap bibi Jung.
Ouyin menanggapi bekal yang sudah di buatkan oleh bibi Jung. "Terima kasih, bibi..".
"Kalo begitu, Ouyin pamit..". Ucap Ouyin langsung melangkah pergi menuju pintu depan.
Tiba-tiba sang ayah, yaitu tuan Park Junwook, muncul menuruni tangga.
"Ouyin..". Ujar tuan park, melihat Ouyin yang hendak keluar pagi-pagi.
Ouyin menghentikan langkahnya, lalu menatap sang ayah yang masih menuruni tangga.
"Kamu mau pergi ke rumah sakit?..". Tanya sang ayah.
Ouyin hanya menganggukkan kepala tanpa berbicara.
Sang ayah menghela nafas. "Pergilah dengan mba kim, hari ini mba kim akan menjaga sing..". Ucap sang ayah.
Lagi-lagi Ouyin hanya menganggukkan kepalanya, lalu keluar.
.
.Tuan park mendatangi mba kim yang sedang bersiap-siap untuk ke rumah sakit.
"Nee, seoyan-ah..".
"Apa kau baik-baik saja?..". Cemas tuan park.
Mba kim menggendong tas yang sudah di isi perlengkapan untuk sing.
"Tuan jangan khawatir, saya baik-baik saja..". Ucap mba kim dengan sopan masih bersikap seperti pembantu.
Mba Kim pun cabut dari hadapan tuan park.
Tuan park hanya menghela nafas berat. bagaimana pun ia sudah bertekad menikahi mba Kim, tapi karena anak-anaknya yang masih belum setuju, ia pun terpaksa sabar menunggu jawaban dari ouyin, sing, dan anak mba kim sendiri yaitu Zayyan.
.
.Pindah tempat, di rumah sakit.. ruang inap sing.
Zayyan sedang duduk di kursinya sambil menatap sing yang masih tidur.
"Sing..".
"Kau ingat seminggu yang lalu.. aku pernah tanya padamu, bahwa kau akan menikahi ku atau tidak waktu itu..".
"Dan kamu ragu untuk menjawabnya...".
"Apa karena ini alasannya?.. apa karena penyakitmu ini?..". Gumam zayyan.
Zayyan memegang tangan sing, lalu mengelus-elusnya. "Nee.. sing..".
"Kalo aku bilang, aku sedang mengandung anakmu sekarang.. apa kau akan menikahi ku?..". Gumam zayyan. Lalu, menyentuh perutnya.
"Apa kau mau menjadi suamiku, dan ayah dari anak ini?..". lanjut Zayyan.
Dalam hitungan detik saja, mata sing sudah terbuka..dan langsung menoleh ke zayyan.
"Zayyan-ssi? Kamu belum pulang sayang?..". Ucap sing dengan suaranya yang masih serak karena baru bangun tidur.
Zayyan kaget dengan sing yang tiba-tiba sudah terbangun. "Eh??!..".
"Ah, i-iya.. belum..". Ucap zayyan gugup.
Sing mengucek matanya, lalu menatap zayyan.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu gugup begitu?..". Selidik sing.
"T-tidak kok..".
"Aku hanya kaget, melihatmu tiba-tiba sudah bangun..". Alasan Zayyan.
Sing mengangkat alisnya, lalu tangannya yang panjang langsung menarik tengkuk leher zayyan. hingga wajah zayyan mendekat ke wajah sing.
"S—sing??..". Bingung zayyan.
"Apa yang kamu sembunyikan dariku?..". Ucap sing.
"Eh? Tidak ada kok.. kenapa kau tiba-tiba bertanya begitu?..". Zayyan gelisah.
Sing melirik ke bibir mungil zayyan. "Kalo kamu tidak mau jujur.. aku akan menciummu..".
Mata zayyan membulat, dan ia langsung mencoba lepas dari tangan sing yang masih menarik tengkuk lehernya, Tapi tidak bisa.
"Apa maksudmu.. ini rumah sakit..". Ucap Zayyan.
"Apa masalahnya?.. kemarin kita berdua ciuman kok disini..". Ucap sing menyeringai.
"Ya, tapi itu sudah malam.. dan jarang ada yang masuk.".
"Kalo pagi-pagi gini, bisa saja ada yang datang..". Ucap Zayyan terus beralasan.
Sing menatap mata zayyan. "Nee, zayyan..".
"Kamu itu kalo bohong atau menyembunyikan sesuatu, gampang ketahuannya..".
"Jadi, menyerah lah.. dan beritahu aku apa yang kau sembunyikan dariku..". Ucap sing tegas.
Zayyan terdiam mendengar ucapan sing, dia bingung untuk memberitahu tentang kehamilannya, karena kondisi sing yang sekarang. Itu hanya akan menambah beban pikiran sing.
Dan lagi masalah kedua orang tua mereka yang masih berencana untuk menikah. Banyak sekali hambatan yang di alami zayyan hingga ia susah untuk memberitahu tentang kehamilannya itu.
"Sayang?..".
"Apa aku terlalu memaksa?..". Ucap sing mulai melepaskan tengkuk leher zayyan.
Zayyan pun duduk normal kembali.
"Maaf, tidak seharusnya aku memaksamu jujur..". Ucap sing menundukkan wajahnya.
Zayyan segera menyentuh tangan sing lalu..
"Sing! A-aku...". Ucap Zayyan gugup.
Sing menatap zayyan. "Iya?..".
"Sebenarnya aku..". Ucap Zayyan gugup.
'Tok..tok..tok...'. Suara pintu ruangan diketok.
Membuat zayyan dan sing, langsung menoleh ke arah pintu.
Setelah itu, sing langsung menatap zayyan. "Apa Zayyan?.. kau mau memberitahu ku apa?!..". Ucap sing sedikit memaksa.
Zayyan menatap ke sing. namun, belum juga zayyan lanjut ngomong.. pintu ruangan sudah di buka.
Dan yang datang itu adalah ouyin dan mba Kim.
"Zayyan hyung?..".
"Kau jaga sing hyung, semaleman sampai pagi?..". Ucap Ouyin.
"I-iya..". Ucap Zayyan.
Mba Kim menatap ke Zayyan. "Zayyan, kamu tidak ke sekolah..".
Zayyan langsung menundukkan wajahnya. "Ini mau pergi kok..".
Lalu, menatap ke sing. "Nee, Sing.. aku pulang ya.. jaga dirimu, sampai jumpa lagi..". Ucap zayyan lalu cabut dari ruangan tersebut.
Ouyin menaruh bekal makanan untuk sing ke meja depan sofa. "Nee, hyung..".
"Ini sarapan untuk hyung..".
"Jangan lupa dimakan..".
"Kalo begitu aku pamit, untuk ke sekolah..". Ucap Ouyin.