"Tanpa aku sadari aku sudah cemburu terhadap wanita lain dan saat ia tersenyum akupun ikut tersenyum"
-Karina
____________________________________________Karina memaksakan matanya untuk tetap terbuka lebar saat menerima mata kuliah dari Dokter Herman. Matanya terasa sangat berat. Ini semua gara-gara tugas-tugas nya yang menumpuk dan juga ia harus mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapkan oleh perusahaannya. Alhasil, ia baru tidur selepas salat Subuh. Ia merutuki dirinya yang tidak bisa bertanggungjawab atas perusahaan yang diwariskan oleh mediam almarhum kakeknya itu. Untungnya hari ini ia tak bertemu dengan Azmin Dosen nyebelin yang suka ngasih tugas ke dirinya dengan seenak jidat.
Karina menceritakan apa yang terjadi di perusahaannya itu pada Nafira seusai kelas Dokter Herman.
"Astagfirullahalazim, Na. Kok bisa sih kamu sampai ketipu begitu? " tanya Nafira.
Karina menghela napasnya panjang "Gatau. Ra, aku kira seluruh project yang telah aku dan para karyawan kerjakan itu sudah benar tapi nyatanya nggak. Ra, padahal kami sudah menghabiskan dana sekitar 15 miliar untuk membangun gedung itu, "
"Yaallah. Na, kenapa kamu baru cerita sekarang? Masalah sebesar itu kamu sembunyikan dari sahabat kamu sendiri padahal kalau kamu cerita ke aku atau ke mas Azmi pasti kami akan bantu carikan jalan keluar nya. Na" Wajah Nafira terlihat sangat kecewa.
"Aku cuma nggak mau bikin kamu kuatir. Ra, apalagi sekarang kamu sedang hamil pasti kamu membutuhkan dana yang cukup besar untuk melahirkan. "
"Nggak begitu caranya Karina, semakin kamu sembunyikan masalah sebesar ini semakin kamu dibuat putus asa dengan masalah ini. "
Karina tersenyum tipis dibalik cadar nya. "Aku juga nggak tau. Ra, kalau masalah ini akan menjadi besar sepertinya ada yang korupsi deh, Ra. "
"Coba kamu pasang seluruh CCTV atau mau kita rombak semua? "
"Kalau kita rombak pasti ada banyak karyawan yang akan di berhentikan dan pastinya kita butuh dana yang cukup lumayan besar. Ra, "
"Bagaimana kalau aku Investasi ke perusahaan kamu aja. Ra?, kan lumayan nggak ada karyawan yang akan dipecat atau apalah intinya itu. "
"Tapi bagimana dengan Azmin?, Azmin kan tipe orang yang nggak bisa percaya sama orang lain apalagi sama sahabatnya sendiri. "
"Mas Azmin pasti akan setuju kok. Na, selama uang yang ku Investasi ke kamu dibangun bangunan yang bermanfaat pasti Mas Azmin akan dukung, tapi aku harus minta izin dulu ke Mas Azmin. " Nafira mengambil ponsel dari dalam tasnya. "Bentar ya, aku telpon Mas Azmin dulu. "
Selagi Nafira menghubungi suami tercinta, Karina merebahkan kepala di atas tangan yang ia lipat di meja. Tanpa perlu diundang rasa kantuknya datang lagi.
"Ra, ngantuk. Aku tidur dulu ya. Kalau kelas Dokter Citra mulai, jangan lupa bangunin aku, ya. "
Nafira mengangguk. "Iya, Mas. Kayaknya diperusahaan Karina ada yang korupsi gede-gedean, " ucap Nafira kepada suaminya melalui ponsel.
"Astaghfirullahalazim, kok bisa sih?. Padahal selama ia kelolah tidak pernah ada kejadian yang seperti ini" ia menggigit bibir bawah, mendengarkan setiap kata yang tengah diucapkan oleh suaminya.
"Aku juga nggak tau mas, Karina baru aja cerita ke aku barusan dan katanya Karina nggak mau merepotkan kita. Mas, padahal kita bertiga kan sudah bersahabat sejak lama. "
Karina, yang belum benar-benar tidur, mendengarkan apa yang Nafira ucapkan. "Kalau Azmin nggak setuju jangan dipaksakan. Ra, jangan sampai karena aku kamu jadi durhaka terhadap suami kamu sendiri" matanya masih dalam keadaan terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adalah Abdi Negara [REVISI]
Teen FictionBagimana jika perjodohan yang dilakukan tanpa sepengetahuan calon mempelai? Perjodohan yang sama sekali belum tentu bisa membawanya kedalam kata ikatan halal dan juga perjodohan itu dilakukan tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, bagimana jika sang...