Bab 29 (Kembali Ke Awal)

346 36 1
                                    

Kini Nayla sudah berada disalah satu ruang inap di rumah sakit, dengan satu tangan nya yang terikat infus. Mata nya perlahan mulai terbuka, hal pertama yang Nayla lihat adalah Shasa yang duduk disamping bangsal nya dengan buku di tangan nya.

"Shasa" lirih Nayla, Shasa lalu menoleh pada Nayla. Senyuman mengembang di wajah nya, senyuman tulus yang Nayla rindukan.

"Kamu udah sadar, gimana perasaan kamu? Ada yang masih sakit?" Nayla menggeleng sebagai jawaban.

"Bentar ya aku panggilin dokter dulu" ucap Shasa lalu berdiri dari duduk nya.

Tak berselang lama seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Nayla.

"Gimana keadaan temen saya dok?"

"Keadaan nya udah membaik, kalau begitu saya tinggal dulu ya" ucap Dokter itu, lalu pergi meninggalkan ruangan Nayla.

Shasa kembali duduk disamping bangsal Nayla, tak ada percakapan antara ke 2 nya. Hening hanya itu yang menyelimuti ke 2 nya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Nayla memecahkan keheningan.

"Kenapa? Enggak boleh?" Jawab Shasa dengan tengil.

"Kan kamu sendiri yang bilang enggak mau liat aku" ucap Nayla dengan kesal.

Shasa tersenyum tipis. "Ya udah kalok gitu aku pergi aja" jahil Shasa, saat Shasa hendak pergi Nayla menarik ujung baju Shasa.

"Kenapa? lepas, kan kamu enggak mau ketemu aku"

"Engg- yaudah sana pergi!" Usir Nayla, lalu menoleh ke arah lain tak ingin menatap Shasa.

"Ya udah" ucap Shasa lalu benar-benar pergi meninggalkan Nayla.

"Beneran pergi, ngeselin banget!" Monolog Nayla sambil mengerucutkan bibir nya.

Pandangan nya masih terfokus pada jendela di samping nya, pikiran nya masih mengingat kejadian mengerikan yang menimpa nya belum lama ini. Berkali-kali ia menggeleng mencoba menghilangkan ingatan itu. Langit berubah menjadi abu-abu perlahan hujan mulai turun, membasahi bumi. Jendela itu kini sudah penuh dengan air hujan, menutupi pemandangan dibawah. Nayla kembali menatap tangan kanan nya yang sudah dibalur perban. Pintu ruangan itu kembali terbuka, memperlihatkan seseorang yang masuk sambil merapikan rambut nya yang basah karena hujan.

"Ngapain pakek ujan segala sih, jadi basah kan!" Kesal orang itu, tangan nya masih mencoba merapikan rambut nya yang basah karena hujan.

"Ngapain balik lagi?!" Ketus Nayla.

Orang itu tak menggubris perkataan Nayla, hanya senyuman yang ia tunjukan. Ia lalu kembali duduk di samping Nayla, tangan nya mencari sesuatu didalam plastik yang ia bawa.

"Ni, dimakan" titah orang itu sambil memberikan onigiri kepada Nayla.

"Mau enggak? Atau mau makan yang dikasih rumah sakit?" Tanya orang itu sambil melirik pada makanan rumah sakit yang berada di meja.

Nayla menggeleng, tangan nya terulur menerima onigiri itu. Orang itu tersenyum, ia masih menatap dalam Nayla.

"Kamu enggak makan?"

"Nanti" jawab orang itu singkat.

Nayla kembali memakan onigiri ditangan nya, hingga pandangan nya tertuju pada tangan kanan orang itu yang terlilit perban.

"Sha, tangan kanan kamu kenapa?"

"Hemm, ini?" Nayla mengangguk sebagai jawaban.

"Enggak papa" Nayla mengerucutkan bibir nya. Melihat itu Shasa menjadi gemas, inggin sekali ia mencubit pipi Nayla detik ini juga. Namun berhasil ia tahan.

          

"Pengen tau banget atau pengen tau aja ni?!"

"Ya udah kalok enggak mau ngasih tau!" Kesal Nayla.

"Eh iya iya, ini aku jawab jangan ngambek dong" Nayla kembali menatap Shasa.

"Kemaren kena piso"

"Kok bisa? Oh... Gara-gara aku ya?!" Ucap Nayla lalu kembali menunduk.

Shasa lalu berdiri, tangan nya terulur menakup pipi Nayla.

"Enggak ini bukan salah kamu. Ya anggap aja ini hukuman karena aku cuekin kamu 3 minggu" ucap Shasa sambil tersenyum.

"Maaf ya"

"Kenapa minta maaf?"

"Karena waktu itu aku enggak mihak kamu"

"It's ok. Itu bukan salah kamu, aku aja yang egois waktu itu" ucap Shasa lembut, tangan nya lalu mengelus pelan pipi Nayla.

"Ehem! Kek nya kita dateng diwaktu yang enggak tepat ni" celetuk Lily yang sudah berdiri diambang pintu dengan teman-teman nya.

"Loh sejak kapan kalian sampek?" Tanya Shasa yang baru menyadari keberadaan Lily dkk.

"Lih sejik kipin kiliin simpik. Ck! Udah dari zaman purbakala gua berdiri disini" ketus Lily.

"Emang ini rumah sakit dulu udah ada Kak, waktu zaman purbakala?!" Celetuk Fritzy, Lily memutar malas mata nya.

"Udah mending kita masuk dulu deh, kita udah menghalangi jalan soal nya! Malu gua diliatin orang dari tadi" ucap Lana.

"Loh lu masih bisa malu to Lan? Baru tau gua" ucap Erin yang langsung diberi  bombastic side eye oleh Lana.

"Gua juga masih manusia ya mon maap!" Celetuk Lana.

"Oh~ lu masih manusia to? Gua kira setan!" Ejek Shasa yang langsung di geplak oleh Lana.

Mereka tertawa melihat tingkah random Shasa, Erin, dan Lana.

"Btw Delynn itu pipi kamu kenapa?" Heran Nayla kala melihat pipi Delynn yang sedikit biru.

"Tu tanya aja ke Lily" jawab Delynn datar sementara Lily hanya nyengir kuda.

"Ya maaf kan gua kagak tau itu"

"Hemm- itu kek nya kalok gua kagak bilang, lu kek nya masih mukulin gua ya?!"

"Enggak"

"Enggak apa?"

"Enggak salah" jawab Lily sambil senyum Pepsodent.

"Dah lah mau balik aja gua!" Ucap Delynn lalu melangkah menuju pintu.

"Gak ada yang mau cegah gua gitu?!"

"Enggak! Dada Delynn" ucap mereka serentak.

Delynn lalu kembali sambil mengerucutkan bibir nya.

"Kok gak jadi pergi Lynn?!" Kompor Oline.

Delynn tidak menggubris perkataan Oline, ia malah semakin menekuk muka nya. Hal itu malah mengundang tawa teman-teman nya.

...

"Ya udah gua balik dulu ya Nay" pamit Shasa saat Ollan dan Jessi sudah datang.

"Iya makasih ya Sha" Shasa mengangguk sebagai jawaban.

"Saya pulang dulu ya Om, Tante" pamit Shasa sambil menyalami Ollan dan Jessi.

"Iya makasih ya Sha, udah nolongin Nayla" ucap Jessi lembut.

"Iya Tante, ya udah Shasa ijin pulang dulu ya Om, Tante permisi" ucap Shasa sopan lalu pergi meninggalkan ruangan inap Nayla.

"Pi, Davin gimana?"

"Kamu enggak usah mikirin Davin lagi, dia udah di urus sama Aldo dan Ferrel. Jadi kamu santai aja dia bakal dapet balasan yang setimpal" ucap Ollan sambil mengelus pucuk kepala Nayla. Nayla mengangguk paham.

~~//~~

"Gimana Rel, ortu nya udah bisa dihubungi?" Tanya Aldo.

"Belum Dul, kek nya ni anak beneran udah dibuang sama keluarga nya dah"

"Terus kita harus gimana in ni bocah?"

"Hemm~ ah gua tau" Ferrel lalu membisikan sesuatu kepada Aldo.

"Gimana?"

"Ya udah deh mau gimana lagi coba" ucap Aldo pasrah.

...

Setelah keadaan Nayla benar-benar sudah membaik Dokter sudah mengijinkan Nayla untuk bisa pulang.

"Akir nya aku bisa pulang ke sini lagi" batin Nayla.

"Nay!" Panggil Jessi, Nayla lalu menoleh kepada Jessi.

"Kamu lanjut istirahat dulu ya, nanti Mami panggil kalok udah jam makan malem" titah Jessi, Nayla mengangguk paham.

Ia lalu berjalan menuju kamar nya, sesampai nya di kamar nya ia langsung merebahkan badan nya. Ia lalu mengambil handphone nya yang tersimpan rapi di nakas samping kasur, ia kemudian membuka aplikasi Wa nya melihat berbagai macam pesan masuk dari teman-teman nya saat ia diculik. Senyuman terukir kala melihat salah satu chat nya.

 Senyuman terukir kala melihat salah satu chat nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ting...

~~//~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~//~~

TBC~

1101 Kata~
   

     

Kagum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang