Bab 9

2.3K 150 4
                                    

sesendok nasi sudah masuk kedalam mulut Shani, ia mengerutkan keningnya

"rasanya.. Desy, Jinan?" tatap Shani penuh intimidasi

"a-anu Shan, itu kita ga s-sengaja masukin cab-" Jinan

"abangnya yang masukin cabe banyak!!" potong Desy cepat

"yah.. itu, abang-abang nya kebanyakan deh masukin cabe nya" lanjutnya

"katanya bikin?" Shani

"haelah percaya aja lo, ga kok Shan kita beli. bilang masak ke lo biar gimmick doang kali aja dipuji.. ya ga Nan?" kata Desy terburu-buru

"tapi Des itu tadi lo masukin cab-" Jinan dengan suara kecil

Desy menginjak kaki Jinan dengan tumitnya dari bawah meja tanpa sepengetahuan Shani

"nah kan bener, abangnya yang masukin cabe kebanyakan" Desy cengengesan

"huh.." Shani menghembuskan nafasnya sambil menggelengkan kepala, sangat mengerti dengan sifat kedua sahabatnya ini

Shani berdiri dari meja makan

"mau kemana? nasinya ga dimakan?" Desy

"mau tambah kecap biar pedesnya kurang, gw gabakal buang makanan kok tenang aja, overall nasgornya enak kok cuman kepedesan doang" jelas Shani

mendengar itu Desy tersenyum begitu lebar senang dengan pujian yang Shani berikan, sangat jarang Desy mendapatkan pujian seperti ini dari sahabatnya

"keren kalian masaknya" Shani

"h-hehe iya nih, makas-" Jinan, karena nasi goreng ini dibuat dengan racikan Jinan, hanya saja Desy menambah cabe terlalu banyak karena ia menyukainya dan lupa jika Shani tidak suka makanan pedas

"jangan lupa dapurnya dirapihin, lo bedua masak nasgor aja kek mau perang dunia ketiga" potong Shani, sebab mereka masak ntah bagaimana caranya sehingga dapur Shani sangat berantakan

"SIAP SHANI INDIRA NATIO" Desy dan Jinan bersamaan sambil menunjukkan gerakan hormat

15.12

"Ten, Cen, bosen banget" Gracia terbaring di sofa melihat kedua adiknya yang bermain PS didepan tv dan tidak menghiraukan dirinya

"Cen ke kiri Cen" Stanlie semangat sambil memencet tombol konsol game

"ya lu sendiri ngapain di kiri juga kocak, kalo mau gw dikiri ya kokoh dikanan" sahut Jason

"yaya maksudnya itu" Stanlie masih fokus dengan game yang mereka mainkan

"gila ni bocah bedua ampe gw ga didengerin" gumam Gracia sendiri

"Ten Cici ke kamar dulu, jangan lupa nanti jam 7 kita udah nyampe di airport" kata Gracia sambil berjalan ke arah tangga menuju kamarnya diatas

"siap" Stanlie


✧⁠✧⁠✧

Gracia sudah berada dikamar nya, tepatnya di balkon kamarnya menikmati suasana sore di komplek rumahnya, melihat anak-anak kecil yang berlarian kesana-kemari hingga Gracia melihat satu anak kecil yang terjatuh

seketika Gracia teringat dirinya kala berolahraga pagi, joging mengelilingi lapangan yang ada di Jogja waktu itu

menabrak seorang wanita bertubuh tinggi, kulit putih, serta tangan lembut yang menolongnya, bersifat dingin namun terdapat kepedulian didalamnya

wanita itu adalah orang yang sama dengan orang yang memeluk Gracia kala ia ingin pergi berangkat untuk kembali ke Jakarta

siapa lagi jika bukan Shani? ya sudah pasti orang itu Shani

Only You - GreShan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang