"Sooji, bangun! Katanya mau sekolah."
Sooji yang memang dulu saat menjadi Bona mudah dibangunkan, hanya bisa menjawab dengan dehaman. Tapi tetap bangun dan bersiap-siap mandi.
"Kamu udah bangun atau cuman jawab doang sih?"
"Gue lagi mau mandi, Jaeun~" Jawabnya di depan pintu kamar, lalu bergegas ke kamar mandi. Jaeun terkekeh kecil dan melangkah ke tangga, sepertinya dirinya harus membiasakan Sooji yang sifatnya baru, karena amnesia itu.
_-_-_-_
Mereka berdua sampai di sekolah itu, di antar oleh supir dari keluarga Sung. Sooji melirik dinding nama sekolah itu, seperti layaknya masuk ke kandang singa, dia bergidik.
'Aku bakal balas kakek tua itu!' Batinnya sembari melihat-lihat keadaan dengan tenang.
"Sooji!"
Saat hendak masuk kelas dirinya terkejut saat ada yang memeluknya, dengan cepat dia melepaskan pelukan itu. Jaeun berdeham, ketika seorang gadis nerd yang memeluk Sooji itu muram karena pelukannya ditolak. Mereka berada di tengah-tengah lorong.
"Maaf, lu siapa?"
"Ini Ji ae, Ji. Yang gue ceritain, nah itu Yerim, yang ini Jaehyeong."
Jaeun menunjukkan satu persatu orang dari pemilik nama itu. Yang membuat mereka heran karena Sooji tampak bingung dan melihat Jaeun malah memperkenalkan mereka pada Sooji.
"Lah.. lu ngapa Ji? Kek gak kenal sama kita?" Tanya Yerim.
Jaehyeong mengangguk dan menggandeng Jaeun, "Kayak gak ingat kita."
"Dia amnesia."
Ketiganya terkejut. Dan Yerim menatap ke kelas dengan nyalang.
"Ini gara-gara mereka, Sooji jadi amnesia."
"Hust, Yerim.. jangan gitu ntar mereka dengar. Walau kamu rank A, kita kan pada rank D."
Rank? Maksudnya apa? Kenapa memangnya kalau mereka berada di rank tersebut? Sooji semakin pusing akan rumitnya hal ini.
"Tapi kan Sooji jadi luka terus masuk rumah sakit, karena geng Harin." Bisik Jaehyeong.
Sooji menegang mendengar nya.
_-_-_-_
Jam istirahat berbunyi, dan peluit terdengar. Itu bermasalah dari seorang siswi yang tengah duduk di kursi yang menghadap gadis lainnya.
"Berdiri.. seekor anjing harus mematuhi itu."
Sooji melirik gadis yang menunduk takut itu dan seorang yang mengintimidasi.
"Namanya Dayeon, yang megang peluit," ujar Jaeun. "Belakang Dayeon itu Seol Ha. Nah yang nunduk itu Seulki, dia berada di rank F."
"Itu yang aku bilang, Pyramid Game."
Sooji menatap adegan itu. Pembullyan secara live, depan mata, dan tak ada seorang pun yang membantu. Apa-apaan ini? Tapi dirinya sedikit banyaknya, mulai mengerti apa yang terjadi.
Saat dirinya sudah muak melihat pembullyan itu, terlebih dirinya waktu menjadi Bona, tak membuat penderitaan terhadap seseorang yang tak bersalah, dia hanya membuat menderita seseorang yang salah. Membuatnya ingin berdiri dan membantu.
Gratak.
Suara kursi bergeser dirinya menatap Jaeun yang menahan tangan gadis yang dibilang Dayeon itu yang hendak memukul Seulki.
"Lo gak usah ikut campur sialan!"
Sooji menatap sekeliling, dan jatuh pada Harin yang juga menatapnya. Tapi tatapan gadis itu aneh. Entah membuat perutnya bergejolak dan jantung nya berdegup. Padahal seingatnya terakhir kali jantung merasakan timah panas yang menembus.
Memutuskan kontak mata itu yang menjadi pilihannya. Mendekati orang-orang yang berkumpul.
"Jadi, Jaeun, bisa ulang penjelasan singkat tentang Pyramid Game ini?"
Sooji berdiri di antara Dayeon dan Jaeun. Jaeun yang dikatakan seperti itu lalu menjelaskan.
"Pyramid Game, sebuah aplikasi sistem permainan yang dibuat, untuk ranking A, B, C, D, dan yang terakhir F. Rank F paling bawah boleh diperlakukan semena-mena oleh tingkat atas."
Sooji mengangguk dan membuka handphonenya, "yang mana aplikasi nya?"
"Tuh, itu yang gambar Piramida."
"Jelek juga."
Jaeun mengulum tawanya.
"Yakh! Sooji! Lu ganggu kesenangan gue aja, minggir sialan! Jangan mentang—"
"Shut up, Dayeon."
Dia melihat nama-nama yang ada di dalam aplikasi itu, dan ada namanya yang ada di rank C. Cukup untuk memberi pelajaran. Ayo, jadi bar-bar!
Dengan gerakan cepat Sooji menggerakkan kakinya dan menendang perut Dayeon. Membuat Dayeon tersungkur sakit.
"Argh!"
"Ups, my bad."
Melihat keberanian Sooji membuat yang lain menganga. Dayeon menggeram dan mendorong Sooji ke loker dengan keras.
BRAK!
"Jangan coba-coba.. Dayeon. Kita.. sama sama Rank C." Sooji sudah bisa membaca situasi yang dari awal aneh ini. Tapi ini karena sistem tersebut.
Wajah datar dan berani nya. Padahal biasa nya dirinya hanya diam, dan terlihat lemah. Tapi dirinya bis merasakan bahwa tubuh yang sedang ditempatinya ini masih terbilang cukup lemah. Perlu banyak olahraga dan latihan.
Dayeon menyeringai melihat Sooji yang seperti biasa, yang lemah.
"Lo.."
"Dayeon, cukup."
Harin berdiri dari duduknya, dan menarik pelan Dayeon agar menjauhi tubuh Sooji. Atensi Sooji terganti pada Harin yang seperti nya khawatir akan sesuatu. Do ah hanya dapat memandang dari kursinya sembari membetulkan posisi kacamata nya.
"Sooji, ikut aku."
Tangan Sooji langsung ditarik begitu saja. Membuat Jaeun menahan tangan satunya.
"Kamu mau apa bawa Sooji, Rin?"
Yerim dengan tenang memutuskan tangan Harin, "anak gue nih, jangan kasar."
Harin menghela nafas dan menatap mata Sooji. "Aku perlu bicara sama Sooji, itu doang kok."
"Mana percaya kita," sahut Jaehyeong yang ada di belakang Jaeun.
"Sooji.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You and Me [End]
RomanceTransmigration Books #2 *Beberapa bagian diambil dari drama asli* Kim Bona, seorang pengusaha terkenal, dan memiliki suatu organisasi mafia rahasia yang terkenal. Hanya memiliki sepupunya, yaitu Eunseo. Bona tak menyangka dirinya akan mati, dan berp...