℘ ꭈ ᨵ ᥣ ᨵ ᧁ

5 2 0
                                    

Bandung, 01 September 2022

  Aku berjalan kearah seseorang yang sudah menunggu ku beberapa menit dibangku taman dengan udara sejuk dan cuaca yang sangat cerah. Setelah aku mendekat senyum ku seketika mengembang dan hati ku berdebar, karena aku sedang menemui seorang pria yang telah aku sukai sekitar 1 tahunk. Ya, namanya adalah Saga Hafriza. Dia satu sekolah plus satu kelas denganku dan lucu nya aku malah jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Lo udah nunggu lama? sorry ya, tadi ada urusan dulu hehe" ucapku yang tentunya aku berbohong, padahal aku sedang menormalkan detak jantung ku supaya tidak terlalu kelihatan salah tingkah didepan nya haha.

"Ah, santai aja gue juga baru sampe kok" ujar nya dengan senyuman ciri khas yang membuatku gemas melihat nya.

Aku duduk disebelah nya dan kami berdua hanya diam tak bergeming setelah dua percakapan tadi. Entahlah...  karena kami belum pernah keluar berdua dan ini pun tiba-tiba Saga mengajak ku dengan alasan ada barang ku yang mau dia kembalikan, padahal sejujurnya aku tidak ingat bahkan tidak tahu barang apa yang pernah ku titip padanya, tapi dengan hati yang senang tentu saja aku mengiyakan ajakan nya karena kalo kata orang

"Kesempatan gak akan datang dua kali" .

"Eh iya mana barang yang lo mau balikin itu? gue bingung banget deh, emang gue pernah ya nitip barang ke lo? perasaan ngga deh" ucapku dengan melontarkan banyak pernyataan.

Saga pun terkekeh "Santai aja kali nanya nya, emm sebenarnya bukan itu alasan gue ngajak lo kesini" katanya sambil terlihat gugup.

Hati ku benar-benar berdebar semakin kencang, satu sisi aku menebak bahwa ada kabar baik yang akan datang tapi satu sisi lagi aku menebak bahwa akan ada kabar buruk? ah entahlah aku hanya akan mendengarkan nya saja tanpa memikirkan dan mengharapkan sesuatu.

"Terus apa dong?" tanya ku, sungguh aku benar-benar penasaran.

Pria itu terus memainkan tangan nya dan terlihat sangat gugup sekali membuat rasa penasaran ku semakin tinggi.

"Apa sih cepetan!" kata ku yang mulai tak sabar.

"Emmmm... Eil.... G-gue su-suka sa-sama l-lo!"

DEG.

Aku mulai mencubit tangan ku dan aku meringis, ternyata ini bukan mimpi. Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang telah dia lontarkan barusan, apa dia main-main? atau sebuah ungkapan tulus yang benar-benar tertuju untuk ku? ugh sungguh, hati ku tidak beres—

"Ini beneran lo bilang gini?" tanya ku memastikan, agar saltingku tidak memalukan haha ini antisipasi saja takutnya dia benar-benar bercanda dan aku terlanjur kegeeran.

"I-iya lah, kapan gue bercanda Eil? gue beneran bilang gitu tulus ke lo" jawab nya, arghh rasanya aku benar-benar ingin berteriak detik itu juga namun ini tentang harga diri, mana boleh aku salbrut didepan nya, yang ada dia akan menarik ucapan nya.

"Dari kapan?" tanya ku dengan lagak so kalem.

"Dari kelas satu. Awal nya gue belom pasti sama perasaan gue, soalnya gue tau gue orang nya mudah suka sama orang lain, tapi semakin gue kenal lo semakin gue yakin kalo perasaan gue gak salah. Tapi..."

Ugh, tapi? kenapa harus ada tapi—

"Gue mau kita komitmen aja, soalnya gue masih mau ngenal lo lebih jauh sebelum ke hubungan yang lebih serius, jadi jalanin dulu aja gak papa kan?" lanjutnya sambil mencoba memegang tangan ku.

Perasaan aku campur aduk dihari itu, aku benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa karena satu sisi aku bahagia akhirnya perasaan ku terbalaskan setelah satu tahun lamanya, tetapi satu sisi lagi aku sedih karena kita hanya sebatas komitmen?

{{~🌼~}}

"I didn't think you'd understand me

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I didn't think you'd understand me.
But how could i ever even try?"

Ariana Grande –
We Can't Be FriendS

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Like We Just MetWhere stories live. Discover now