18 - Good Mood?

1.5K 123 0
                                    

18 - Good Mood?

---

Detik demi detik, jam demi jam serta hari demi hari terus berlalu hingga setelah aku menyadarinya, aku sudah bertemu kembali dengan hari Sabtu.

Aku tak seperti orang kebanyakan yang sangat bahagia apabila berjumpa dengan hari keenam ini karena akhirnya bisa lepas dari kegiatan sekolah dan beristirahat dengan puas di rumah atau jalan-jalan keluar bersama teman-teman. Menurutku semua hari sama saja.

Tapi khusus untuk hari ini, aku membuat pengecualian.

Why, you ask? Mudah saja jawabannya. Hari Sabtu ini adalah hari terakhir dari bulan November, dan besok aku akan dipertemukan lagi dengan bulan terfavoritku di antara sebelas bulan lainnya. Jadi jangan keheranan apabila sejak bangun tidur tadi mood bagusku tak kunjung hilang hingga sore ini.

But unfortunately, good things has always come to an end.

Di sekolah kemarin, Vita memintaku menemaninya ke mall di wilayah Senayan untuk membeli sebuah novel. Dengan hubungan kami yang semakin dekat dalam kurun waktu yang hampir satu minggu ini, aku tak perlu berpikir dua kali untuk mengiyakan permintaannya.

Setiap jam istirahat tiba, Vita pasti dengan sendirinya datang ke kantin dan bergabung bersamaku dan yang lainnya tanpa harus dijemput dan digeret paksa oleh Rhesa. Memang, ia lebih banyak berbicara padaku dibanding keempat cowok yang juga duduk di meja yang sama dengannya, ia juga tak lagi beradu pelototan atau kata kasar dengan Rhesa. I mean, yes, sahabat bodohku itu sesekali masih melontarkan komentarnya yang sangat tak dibutuhkan jika Vita baru selesai mengatakan sesuatu padaku, tapi Vita hanya meresponnya dengan memutar kedua bola matanya malas atau bahkan mengabaikannya seratus persen.

Tapi semua itu adalah sebuah proses, bukan? Aku bisa merasakan tak lama lagi Vita akan tau bahwa 'geng cowok ganteng' itu tak seburuk yang ia kira jika sudah benar-benar mengenal mereka.

Kini sudah hampir dua jam aku berada di dalam toko buku bersama Vita. Dan saat aku bilang anak ini ingin membeli sebuah novel, turns out, sekarang ia malah harus membawa tas khusus belanjaan yang disediakan toko ini karena tak mampu lagi menentengnya dengan dua tangan. Jika aku tak salah perhitungan, kurasa sudah ada sekitar 13 buah novel di dalam tas itu.

I didn't mind, though. Karena seperti yang kukatakan, mood-ku sedang dalam kondisi baik hari ini. Selain itu Vita juga tak mengabaikanku saking seriusnya meneliti novel mana yang menurutnya pantas dibaca. Ia terus mengajakku berbicara tentang topik-topik random, dan aku juga menyibukkan diri dengan membaca komik Detektif Conan atau Doraemon.

Ya, aku membuka plastik pelindungnya dan membaca komik itu di tempat tanpa membelinya.

Bad ass? Bad ass.

Namun, seperti yang sebelumnya kukatakan, good things has always come to an end.

Dan di sinilah mood bagusku lenyap seketika.

Baru saja aku meletakkan kembali edisi-terbaru komik Detektif Conan dan hendak kembali menghampiri Vita di rak khusus novel remaja--tepatnya di blok yang ada di sebelahku--aku tak sengaja bertabrakan dengan seseorang tepat begitu aku baru bergerak dua langkah setelah memutar tubuhku.

Philophobia [On Hold]Where stories live. Discover now