Bab 10. Degupan Lebih Cepat Dari Biasanya

5K 224 11
                                    

Keadaan kembali seperti semula, semuanya kembali pada posisi masing-masing, begitupun dengan Fitiara. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang OB.

Dan saat ia melayani para pegawai yang membutuhkan jasanya, para pegawai bertambah ramah padanya karena takjub dengan pemikiran dan kebesaran hati Fitiara. Beberapa dari mereka yang menguping menyebarkan fakta jika Fitiara lah yang seharusnya menempati posisi asisten sekretaris bukan OB.

Saat Fitiara mendapatkan tanggapan positif dan di hargai oleh para pegawai, berbeda dengan Lisa. Para pegawai tak ada yang respect padanya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya juga tak menyukai kinerjanya.

"Gara-gara kehadiran OB itu saya jadi jelek di mata semua pegawai termasuk bos Abram" gerutu Lisa geram menyalahkan Fitiara.

"Semuanya gara-gara saya, seharusnya saya memastikan terlebih dahulu sebelum menerima Lisa" gumam Arya pun menyalahkan dirinya sendiri.

"Seharusnya saya mengatakan dengan rinci tentang Fitiara dan memastikan posisinya" gumam Abram pun menyalahkan dirinya sendiri.

Sedangkan wanita yang menjadi korban tak masalah dengan hal itu, ia tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa merasa terbebani, justru senyum terukir di wajahnya. Meski ia masih menjadi seorang OB, tapi tak apa bagi Fitiara, setidaknya ia mengetahui Abram benar menyiapkan pekerjaan untuknya di sebuah kursi dengan meja.

Abram meninggalkan ruangannya setelah semuanya keluar, ia berhenti di depan meja sekretaris, segera Leni dan Lisa berdiri.

"Ada apa bos?" tanya Leni, Abram justru menatap Lisa.

"Lisa" panggilnya

"Iya bos"

"Ini kesempatan terakhir untuk kamu, jika kamu masih tidak ada kemajuan, saya akan berhentikan kamu"

Lisa mengangguk beruntun.

"Dan juga, di antara semua OB kamu tidak boleh meminta jasa Fitiara,. Karena kamu berhutang budi padanya, paham"

"I-iya bos"

Abram sengaja menjauhkan Lisa dari Fitiara, bisa saja karena malu Lisa akan mengerjai Fitiara dengan posisinya. Bukan karena Abram bersungguh-sungguh telah menerima Lisa sebagai asisten sekretaris, tidak. Melainkan ia menghargai ucapan Fitiara.

Kembali Abram meneruskan langkah nya menuju pantry di mana biasanya para OB berada. Melihat kehadiran bos mereka, segera semua OB yang ada berdiri.

"Ada yang bisa di bantu bos?"

"Saya mencari Fitiara, apa dia ada sini sini?"

Semua OB celingak-celinguk mencari keberadaan Fitiara tapi tak ada.

"Tidak ada bos, oh mungkin di sekitar tangga darurat, tadi saya melihatnya menelpon dengan ibunya"

Abram pun meninggalkan pantry menyusul Fitiara, membuat para OB saling lirik lalu tersenyum menerka-nerka bos mereka ada hubungan dengan Fitiara si OB baru yang seharusnya menjadi asisten sekretaris.

Abram mendorong daun pintu tangga darurat perlahan dan mendapati punggung Fitiara yang bersandar tampak kelelahan. Ia jadi bersalah karena telah membuat wanita itu menjadi kelelahan karena dirinya.

"Akhh.. Punggungku" keluh Fitiara saat bergerak.

"Fit.." panggil Abram segera Fitiara menoleh lalu berdiri dari duduknya, menaiki anak tangga menghampiri Abram.

"Bos,"

Saat berhadapan seperti itu Abram bisa melihat dengan jelas wajah cantik Fitiara tampak benar-benar kelelahan, ia mengangkat tangannya menautkan rambut Fitiara ke daun telinga nya. Dan saat itu Fitiara menatap Abram dengan perasaan berbeda, ia tak mengerti dengan degupan jantung nya yang lebih cepat tak seperti biasanya. Abram pun demikian, saat ini pria itu merasa jantungnya tak baik-baik saja. Entah kapan terakhir kali ia merasakan perasaan seperti itu, yang pasti sudah sangat lama.

Di Kejar Cinta Boss PamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang