Malam yang sama.
Pov Jin
Aku pergi kerumah Pamanku dan menceritakan mengenai lamaranku terhadap Luna. Akupun menginformasikan bahwa pesta pernikahannya nanti akan diurus oleh Mom. Paman terlihat senang sekali dan mengucapkan selamat padaku.
"Paman, apakah ada cara agar Ibu bisa datang kesini tanpa aku harus menemuinya kesana? Sepertinya Luna cemas takut aku tidak bisa kembali dengan cepat seperti sebelumnya" Pintaku.
"Tapi Ibumu sama sekali belum pernah ke Bumi, Jin. Apa kau yakin dia akan mau datang kemari?" Aku mengangkat bahuku.
"Aku tidak tahu. Tapi setidaknya aku ingin mencobanya. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Ibu. Apakah kau bisa membantuku, Paman? Mengenai apakah Ibu akan datang ke bumi atau tidak biarkan Ibuku yang memutuskannya. Kewajibanku adalah mengundangnya."
"Baiklah, aku coba." Paman mencoba mencari cara dan menemukan suatu ide. Kami berdiskusi hingga benar-benar tuntas bahkan harus berteleportasi kesana kemari agar bisa terwujud.
Tanpa terasa tenagaku terkuras banyak hingga membuat rambut hitamku berubah sebagian menjadi abu-abu.
"Paman, mengapa kau tidak terlihat begitu lelah? Padahal kita sama-sama berteleportasi ke berbagai tempat dalam waktu singkat." Aku memegang kedua lututku karena terlampau lelah.
"Usia, Jin. Semakin bertambah usia kau akan semakin kuat. Bahkan sepertiku yang sudah tidak memiliki pasangan." Istri paman Sam adalah manusia bumi. Beliau sudah tiada akibat terjangkit virus yang beberapa tahun sebelumnya menyebar diseluruh bumi.
"Aku tidak mengerti maksud Paman." Aku masih bingung dan belum sempat bertanya.
"Kau harus sering membangunkan Lex untuk waktu lama agar energi yang dimilikinya bisa kau simpan saat kau menjadi dirimu. Dan itu bisa terjadi ketika usiamu sudah masuk empat puluh sepertiku." Aku mengangguk mulai sedikit paham namun masih ada beberapa hal yang membuatku bingung. Aku tidak melanjutkan kembali perbincangan kami dan langsung pamit untuk pulang dan berteleportasi.
Aku kembali dengan sangat lelah ke apartemen Luna. Aku membutuhkan energinya saat ini. Aku melihat Luna sudah tertidur lelap masih mengenakan baju hari ini, aku langsung mengubahnya menjadi piyama panjang agar Luna merasa nyaman. Lagi-lagi energiku terbuang dan membuatku semakin lelah. Aku terduduk di sisi tempat tidur dan meletakkan tangan Luna ke lenganku, tak lama aku langsung tertidur sambil menikmati serapan energi dari sentuhan Luna.
Pov Luna
Aku terbangun dini hari dan melihat kepala Jin yang hanya memperlihatkan rambutnya yang sedikit abu-abu dengan tanganku yang sedang menyentuh lengannya.
'Apa yang kau lakukan sampai energimu terkuras banyak, Jin? Bahkan kau sampai harus diam-diam kemari untuk memulihkan dirimu tanpa mencoba membangunkanku.' Melihatnya begitu lemah dan Lelah seperti ini menyurutkan amarahku yang sebelumnya menyelimuti perasaanku.
Aku membelai lembut kepalanya dengan tanganku yang satunya dan melihat lengan baju piyamaku kemudian melihat ke seluruh tubuhku yang ternyata sudah berganti menjadi piyama panjang.
'Bahkan kau masih sempat menggantikan pakaianku dengan piyama.'
Jin terusik dengan belaianku dan terbangun. Mencoba melihatku dengan mata lelahnya dan tersenyum.
"Apa aku membangunkanmu?" Tanyanya. Aku menggelengkan kepala masih membelai rambutnya yang sudah menghitam semua.
Aku lepaskan kembali tanganku yang sedang membelai kepala dan yang menyentuh lengannya. Jin terlihat lebih segar dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Astronaut
FanfictionMenurut Ramalan bangsanya, jodoh Jin berada di Bumi. Oleh karena itu dengan pesawat UFOnya dia terbang ke bumi untuk mencari jodoh manusia buminya yang bernama Luna. Tapi tiba-tiba Lex membuatnya menjauh dari Luna. Akankah Luna kembali kepada Jin, d...