Beberapa hari berlalu, Jeno kembali pada aktivitas awalnya sebagai Kreator dari NA-WEB, jika boleh jujur, Jeno menikmati perannya ini, ternyata membuat sensasi di jejaring sosial begitu menyenangkan, ia yang terbelenggu dalam rahasia hidupnya sebagai Agen benar-benar merasakan kebebasan yang tidak pernah ia rasakan selama hidupnya.
Atau mungkin selama 10 tahun lebih kebelakang? Jeno tidak ingat masa-masa sekolahnya apalagi masa kecilnya, semua seakan terhapus dari ingatannya, mungkin karena kecelakaan yang dikatakan petinggi Agen padanya kala ia terbangun dari koma panjang saat umurnya 20 tahun.
Drrtt drrtt
Saat ia melamun memikirkan bagaimanaka kehidupannya dimasa lampau, getaran ponselnya menyadarkannya, ia meraih ponsel disebelah tab-nya dan mengecek sebuah pesan masuk dari Jaemin.
Staff Lee Jaemin
onlineHai Kekasiiihkuuuu!!!|
Apa kabar? Kau tidak lupa jika memiliki kekasih bukan?|
Sudah satu minggu kau tidak menghubungiku, apa pekerjaanmu sangat banyak hingga tidak dapat mengabariku semenit saja?☹️|
I miss u, Jeno|
*Jeano|
readJeno tersenyum tipis melihat rangkaian pesan dari Jaemin, bukan maksud tidak ingin mengabari, tapi ia baru saja kembali dari Afrika kemarin sore, total 6 hari ia berada disana untuk membersihkan segala penjajah yang lolos, jadi timnya harus berpisah untuk menemukan 5 penjajah yang bersembunyi di berbagai sudut Afrika, untung saja ia serta tiga rekan timnya dapat dengan cepat menemukannya dan tidak harus lebih lama lagi berada di Afrika.
Dan benar-benar baru hari ini ia berada di rumahnya karena harus menghadap terlebih dahulu ke markasnya dan rapat hingga menjelang dini hari tadi sekitar pukul 3 pagi, dan sampai dirumah ia membersihkan diri lalu tidur hingga jam 8 pagi.
Sekarang sudah jam 9, setelah mandi dan mengcover dirinya sebaik mungkin, ia lalu merekam dirinya untuk konten video di NA-WEB, dan setelahnya seperti sekarang ini, ia yang mendapatkan pesan dari Jaemin.
Jeno akhirnya membalas pesan Jaemin.
Staff Lee Jaemin
online|Maaf.
|Satu minggu ini aku benar-benar sibuk hingga lupa untuk mengaktifkan ponselku.
|Bagaimana kalau kita bertemu di tempat biasa?
|Aku memiliki sesuatu untukmu.
readAku maafkan asal berikan aku sebuah ciuman!!😡|
Ke apartemenku saja yaaaa, aku ingin memelukmu!! Aku rinduuu beraaatt😣|
Aku menantikan hadiahmu!! Jadi cepatlah kesiniii!!|
read|Tunggu, 5 menit.
readOkeeeeeeiii😘|
readJeno terkekeh, begitu gemas dengan setiap balasan energik Jaemin, namun sesaat setelahnya Jeno termangu, memikirkan kedepannya setelah semua terungkap, jujur saja Jeno sangat nyaman bersama Jaemin.
Hidup Jeno benar-benar berwarna setelah ia mengenal Jaemin, walau nyatanya hidup berwarnanya hanya sesaat, karena setelah ia mengetahui pimpinan di balik NA-WEB, ia juga harus kehilangan Jaemin yang ia manfaatkan dan jelas saja setiap staff yang bekerja di NA-WEB akan di interogasi dan mungkin saja membayar denda atau parahnya di penjarakan untuk beberapa bulan karena bekerja di perusahaan kotor.
Jeno menghela nafas gusar, menutup matanya sejenak, semakin lama ia dalam misi ini, semakin berat rasanya untuk menjalankannya, apalagi saat ia memikirkan nasib Jaemin nanti.
"Jika saja aku bukan Agen. Mungkin aku hidup bahagia." gumamnya melantur dan segera beranjak dari duduknya, ia harus siap-siap untuk bertemu Jaemin, ia tidak ingin membuat cantiknya itu menunggu lama.
oOo
Jeno akhirnya sampai di depan pintu apartemen Jaemin, menekan tiap sandi apartemen itu, Jeno memang tau karena Jaemin sendiri yang memberikannya, begitu percayanya Jaemin kepadanya dan hal itu yang semakin membuat Jeno dilema untuk melanjutkan misinya ini.
Cklek
Pintu terbuka, dengan pelan Jeno masuk kedalam apartemen Jaemin, hingga ia menemukan sang pemilik yang tertidur di sofa ruang tengah.
Jeno menggelengkan kepalanya melihat itu, seraya berjalan mendekati sang empu dan berjongkok tepat disamping sofa sejajar dengan wajah Jaemin.
Ditelisiknya wajah pria yang dominan cantik itu, dengan pelan Jeno menyingkirkan rambut yang menutupi wajah si cantik, buku jarinya ikut mengelus pipi Jaemin lalu diganti dengan jari jempolnya yang mengelus bulu mata lentik itu hingga turun ke bibir tipis Jaemin.
'Indah.'
Batin Jeno seraya maju mendekat ke arah wajah Jaemin, mengenduskan hidungnya di pipi gembil itu tak lupa mendusalkan ujung hidungnya di hidung Jaemin lalu turun mempertemukan bibirnya dengan bibir Jaemin, dikecupnya berulang kali bagian itu, ternyata Jeno juga begitu rindunya dengan pria cantiknya ini.
Saat Jeno ingin menjauhkan wajahnya, tiba-tiba kedua tangan Jaemin terulur dan menangkup kedua pipinya dan pria cantik itu kini maju dan menyerbu bibir Jeno dengan lumatan brutal, bahkan Jaemin sampai bangun dari tidurannya ikut turun dari sofa dan berlutut ditengah kaki Jeno yang kini terduduk akibat dorongan Jaemin tadi.
Jeno memegang pinggang Jaemin dengan satu tangannya, lalu tangan satunya bertumpu ke lantai agar ia tidak semakin terdorong dan membiarkan Jaemin menginflasi mulutnya hingga puas, tentu ia ikut andil dengan berperang lidah.
Pagutan terputus dengan jalinan saliva yang masih terhubung, keduanya meraup oksigen sebanyak-banyaknya dan setelah beberapa menit, kali ini Jeno yang kembali maju mempertemukan bilah bibir mereka.
"Buka." titah Jeno begitu dekat dengan bibir Jaemin.
Jaemin dengan cepat membuka mulutnya, menantikan mulut didepannya untuk memporak-porandakan isi mulutnya, dan benar saja dengan lidah terjulur, Jeno kembali meraup bibir didepannya dengan lidah bergerak didalam sana, mengabsen gigi Jaemin dan melumat lidah si manis sampai ia puas lalu turun mengendus leher Jaemin dan tanpa segan memberikan tanda merah yang dapat dilihat oleh orang lain.
Seperti inilah, Jeno dengan keposesifannya.
Setelah membuat tanda disana, Jeno sedikit menjauhkan dirinya, lalu mengecup tanda itu.
Jeno tersenyum lembut, lalu ia menantap Jaemin hingga kedua netra mereka bertemu, Jaemin ikut tersenyum dan maju kedepan mengecup dagu Jeno lalu menerjang Jeno dengan pelukan erat miliknya.
Jeno hampir terhuyung jika ia tidak mengatur keseimbangannya, ia tersenyum dan membalas pelukan Jaemin tak lupa dengan kebiasaanya yang mengecup puncuk kepala si cantiknya itu.
"Menginap saja ya?" tawar Jaemin menatap Jeno dengan mata berbinar miliknya.
Membuat Jeno mengumpat dalam hatinya, ia tidak bisa jika tatapan Jaemin sudah seperti itu, jadi Jeno hanya dapat mengangguk membuat Jaemin tersenyum lebar seraya memberikan kecupan tiap kecupan di wajah tampan Jeno.
'Aku berharap kebahagiaan ini terjalin lebih lama, Jaemin-ah.'
oOo
Di lain sisi, di seberang gedung apartemen Jaemin, berhadapan langsung dengan jendela dimana Jeno serta Jaemin terlihat didalam sana. Tepatnya di balkon gedung sebelah apartemen Jaemin itu, nampak seseorang dengan senapan laras panjangnya yang mengarah ke arah keduanya yang tidak menyadari sedang dalam bahaya.
"Target terkunci." ujarnya pada seseorang lewat aerpeace yang ia gunakan di telinganya.
"Musnahkan keduanya." Perintah orang yang berbicara dengannya lewat aerpeace-nya.
"Perintah diterima." Jawabnya lalu segera berfokus ke arah teropong senapannya, mengarahkan senapannya kearah Jeno terlebih dahulu.
DOR!
"Akh!"
Bukan, seseorang itu belum menembakkan senapannya ke arah Jeno, melainkan ialah yang mendapat tembakan pada kakinya hingga ia harus berlutut tidak dapat berdiri.
"Siapa kau!! Berani-beraninya ingin melukai sahabatku huh!!" teriak seseorang dibelakangnya, membuatnya terbelalak, ia menoleh melihat seseorang dengan piyama tidur beruangnya keluar dari dalam apartemen yang ia tempati balkonnya untuk menembak.
Padahal ia sangat yakin, tidak ada yang menempati aparemen ini, ternyata ia salah perkiraan.
Dengan cepat ia berdiri, tidak peduli dengan sakit dipahanya. Namun ia lupa, ia menaiki balkon ini dengan sebuah tali dan ia harus menuruni balkon ini juga dengan sebuah tali, sedangkan kakinya yang dipakai untuk berpijak malah terluka.
"Yak!! Mau kemana kau!"
Bugh!
Tendangan mengenai punggungnya dari pria berpiyama beruang itu membuatnya harus tersungkur.
Ia yang tengkurap, semakin tidak dapat bergerak akibat pria itu duduk di atas tubuhnya dan mengikat kedua tangannya.
"Aiishh! Sialan." umpatnya berusaha memberontak hingga pria diatasnya sedikit terhuyung.
Terlihat senyuman miring pria itu padanya, begitu puas telah mengikat tangannya.
"Kau sudah tidak bisa kabur." ungkap pria berpiyama beruang itu dengan suara mengejek, bahkan pose pria itu sangat menjengkelkan dimatanya.
Pria berpiyama beruang itu maju kearahnya, berjongkok didepannya dengan tangan terulur untuk membuka penutup wajahnya.
Sebelum ia dapat mengelak, pria itu sudah lebih dulu maraih penutup wajahnya, hingga penutup wajahnya itu terbuka membuat pria didepannya mematung setelah melihat wajahnya.
"M-Mark Hyung?"
Benar, seseorang yang ingin membunuh Jeno serta Jaemin atas perintah atasannya adalah Mark.
Mark yang mendengar namanya disebutkan oleh pria didepannya ini jelas terkejut bukan main, ia bahkan tidak tau siapa pria didepannya ini namun hatinya tidak dapat berbohong saat pertama kali melihat pria ini tadi, sebuah degupan yang familiar ia rasakan, namun ia berfikir, itu adalah degupan kencang karena sudah ketahuan ingin membunuh seseorang.
Terlihat mata pria didepannya itu berkaca-kaca, namun jujur saja, Mark tidak mengingat jika pernah bertemu pria manis didepann ini.
"Kau siapa?" tanya Mark.
Dan dua kata yang diucapkan Mark itu, membuat Haechan sang pria berpiyama beruang itu merasakan sakit hati bukan main.
Tunangannya, melupakan dirinya.
-to be continue
HALLLLOOOOWWWW PA KABSSS EUYYY!! FINALLY, GUE BISA UPDATE HUHUHUHU😭😭
Markhyuck syudah bertemu juga ges🤧