3. Terkejut

3.5K 162 4
                                    

Hari masih pagi, namun seorang gadis sudah duduk di taman hotel dan sudah siap dengan pakaian olahraganya.

"Mari mulai hari di Indonesia dengan kegiatan produktif," ucap Arine sambil bersiap untuk jogging mengelilingi track jogging yang disediakan di Hotel ini.

Sudah 1 jam berlalu, Arine mulai mengatur nafasnya sambil berjalan dan menggerakkan tangannya untuk meregangkan otot-ototnya. Sudah cukup lama ia tidak berolahraga, jadi sudah pasti otot-otot tubuh Arine akan semakin terkejut.

"Woii, Produktif amat," ucap seseorang tiba-tiba yang membuat Arine meloncat terkejut

Melihat Arine yang terkejut, reflek lelaki tersebut mundur dan tertawa terbahak-bahak, "Sorry, sorry, gue ngagetin lo ya?" ucapnya tanpa rasa bersalah.

"Lo nyebelin banget si, bisa gak usa ngagetin orang gak?" ucap Arine berusaha menahan tangisnya dan mengontrol degup jantungnya serta tangannya yang bergemetaran.

Ya, Arine tidak bisa dikagetkan seperti itu. Dia akan sangat sulit mengontrol dirinya disaat seperti ini. Perlahan air mata mulai turun yang membuat laki-laki itu panik.

"Arine, maaf bercanda gue kelewatan ya? Maaf banget, ini tangan lo kenapa?" ucap laki-laki itu sambil menggenggam erat tangan Arine yang masih bergetar. Ingin sekali ia memeluk gadis ini untuk menenangkannya, namun ia takut melewati batas dan membuat Arine risih padanya.

Saat melihat Arine sudah mulai tenang, lelaki tersebut memberikan botol minumnya dan langsung disambut oleh Arine.

"Gue gak bisa dikagetin, Ael" ucap Arine kepada laki-laki yang dipanggilnya Ael, yaa Rafael Struick.

Rafael terkejut, bukan karena gadis itu tidak bisa dikagetkan. Namun apa yang dibilang gadis itu? Ael? Sudah sangat lama Rafael tidak dipanggil dengan sebutan itu, hanya keluarga dekat saja yang memanggilnya seperti itu. Namun gadis ini? Rafael berusaha menetralkan mimik wajahnya kembali.

"Maafin gue ya, gue bener-bener minta maaf," ucap Rafael menyesali perbuatannya.

Arine hanya mengangguk, dan kemudian dia perlahan mulai bangkit berdiri dari duduknya, "Gue duluan ya balik ke kamar," ucap Arine yang hanya dibalas anggukan oleh Rafael.

Belum 5 langkah gadis itu melangkah sudah dihentikan oleh Rafael, "Arin, gue boleh minta nomor handphone lu?" ucap Rafael ragu.

Arine mengangguk dan kemudian ia mengetikkan nomor handphone nya ke ponsel milik Rafael. Tampak walpaper HP nya Rafael bersama adik lelakinya, bisa Arine simpulkan Rafael sangatlah family man.

Setelah memberikan nomor HP, Arine pamit pergi. Bohong jika Arine tidak merasa grogi saat berdekatan dengan Rafael, bahkan ia berusaha menahan rasa saltingnya di saat Rafael meminta nomor ponselnya. Rasanya Arine ingin melompat dari ketinggian agar harapannya tidak terlalu tinggi lagi.

———————-
ting.. ting..
Instagram

Rafael Struick request to follow you
Confirm             Delete
———————
ting.. ting..

Whatsapp

Rafael Struick
Haii..
Gue Rafael
Jangan lupa folback gue ya 👉🏻👈🏻
————————

Dua notifikasi yang mampu membuat Arine terkejut sekaligus bahagia. Langsung saja ia membuka aplikasi Instagramnya dan menerima permintaan pertemanan dari Rafael.

Whatsapp

Clayrine Noel
Hallo Ael
Done ya

Kamu akan menyukai ini

          

Rafael Struick
• Nathan lagi siap-siap tuh buat ke kamar lu
• Mau breakfast bareng katanya

Clayrine Noel
Dia belum ngechat gue •
Yauda gue siap-siap dulu •
Bye •

Rafael Struick
• Oke, Bye.

——————————————-
Kini Nathan tengah makan bersama Arine dan tentu saja tidak lupa Rafael akan selalu mengekor, tidak banyak yang bisa mereka nikmati karena Nathan dan Rafael harus menjaga stamina tubuh mereka persiapan sebelum pertandingan besar di Piala AFC 2024 nanti yang akan diselenggarakan di Qatar.

"Ain, nanti gue sama tim ada latihan. Lo mau ikut atau di hotel aja?" tanya Nathan sambil mengambil sehelai tissue dan untuk membersihkan mulutnya.

Arine yang masih sibuk dengan steak yang ia makan mengangkat kepalanya, "ikut aja deh, mau ngapain juga gue di hotel sendirian," ucap Arine sambil disambut anggukan dari Nathan.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang tersenyum sumringah karena akan ada penyemangatnya nanti di lapangan, siapa lagi jika bukan Rafael. Tapi tak ingin menampakkannya Rafael sontak menetralkan wajahnya kembali.

Setelah ketiganya selesai sarapan, kembali mereka bergegas untuk kembali ke kamar masing-masing. Teman-teman Nathan yang lain baru akan tiba pagi ini, dan mereka akan berangkat bersama untuk latihan sore nanti.

"Nanti jam 3 ya, gue uda ijinin ke coach jadi lu siap-siap aja nanti," ucap Nathan sambil mengacak pelan rambut Arine dan berlalu pergi.

Seorang pria yang masih asik dengan handphone nya ikut berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, Arine dibuat bingung dengan kelakuan pria itu. Sepanjang sarapan tadi, tidak ada suara apapun yang keluar dari mulutnya. Hanya dehaman kecil saat Nathan bertanya kepadanya, Ntahlah Arine berusaha tidak peduli dan kembali ke kamarnya.

ting.. ting..

Rafael Struick
Hai Arine..
What're u doin?

Clayrine Noel
Rebahan aja
Are u okay?

Rafael Struick
Im Good, why?
There is something wrong with me? 🤔

Clayrine Noel
Nothing
Tadi lu diam banget soalnya

Rafael Struick
Ohh tadii
Aku lagi nahan sakit perut tadi, Rin
🤣🤣
See u nanti sore
Tadinya gue mau ngajakin lo keluar
Ternyata ada latihan 🫢

Clayrine Noel
Gue pikir lu kenapa
Yauda , see u nanti 👌🏻

—————————————
Arine bersama para pemain timnas lainnya pun sudah masuk ke dalam bus yang sudah disediakan untuk membawa mereka ke lapangan latihan mereka. Sebelum memasuki bus, Arine sudah berkenalan dengan para pemain dan tentu saja mereka menyambut Arine dengan sangat baik.

"Nath, hati-hati jagain adik lu. Takut dipepetin sama cowok jomblo melarat Belanda itu," ucap Marselino meledek teman yang ia sebut jomblo melarat itu

Semua yang mendengarnya langsung tertawa, tapi tidak dengan pria yang menjadi sumber lelucon itu.

"Gue bukan jomblo melarat ya ceng, Im Rafael Struick, sedang mencoba mencari yang terbaik aja," ucap pria itu membela diri.

Semua langsung bersorak mendengar ucapan dari Rafael.

Arine yang mendengar ucapan Rafael merasa sedikit geli, pria itu tampak membela diri dengan kepercayaan dirinya yang membuat ia menjadi lebih tampan (?) Arine langsung sadar, dan berusaha memalingkan wajahnya itu untuk menyembunyikan blushing pada wajahnya itu.

"Lu kalau mau sama adik gue, ijin dulu sama bokap gue kalau bokap bolehin lu baru ke gue," ucap Nathan berbicara pada Nathan.

"Lu bolehin adik lu dideketin dia emangnya, Nath?" ucap Arhan bertanya penasaran

Nathan menoleh kembali ke arah Rafael, "Mau diwakili pertanyaannya sama Arhan atau lu mau langsung nanya nih ke gue," ucap Nathan meledek Rafael yang membuat semua orang menjadi mode serius.

Rafael yang merasa sedikit malu akhirnya membalas ucapan Nathan, "Lu bolehin gue deketin adik lu?" ucap Rafael malu

Semua yang mendengarnya langsung berteriak, "TUH KAN APA KATA GUE NATH"

"EMANG UDA ADA RENCANA TUH BOCIL"

"DIA LEBIH TUA EGE"

"SI RAFAEL MANA MUNGKIN NGELEPASIN CEWEK CANTIK BEGINI"

"UDA SIKAT EL"

Bus yang ditumpangi mereka sangatlah heboh, Arine yang menjadi hot topik pada saat ini hanya dapat menyembunyikan wajahnya itu. Ia malu apalagi mendengar pertanyaan Rafael yang menurutnya dapat membuat jantungnya tidak baik-baik saja.

Selama ini Nathan sangat amat teramat posesif dengan dirinya, Nathan tidak pernah melarang dengan siapa Arine menjalin hubungan namun jika melihat Arine pulang dengan mata sembab jangan harap pria itu akan hidup tenang.

"Ayo, Nath. Dikasi lampu hijau gak nih buat nih bocah?" ucap Ivar yang menunggu jawaban dari Nathan

Nathan tersenyum, "Boleh asal setiap hari selama pertandingan lu harus ngalah boker sama gue dulu," ucap Nathan yang membuat semuanya tertawa ngakak.

Rafael tersenyum mendengar ucapan Nathan, Rafael tau Nathan sangatlah menyayangi adiknya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Rafael juga masih bingung dengan perasaannya sendiri. Ia takut menyakiti perempuan itu, seperti masa lalunya.

Nathan memukul pundak Rafael pelan, kemudian mendekatkan mulut ke telinga Rafael sambil berbisik, "Dapetin adik gue kalau lu bisa, tapi jangan pernah lu sakitin dia atau gue pastikan kedua kaki lu akan patah," ucap Nathan kemudian kembali duduk menghadap ke depan.

Semua yang melihat bisikan Nathan merasa penasaran apa yang diomongkan oleh Nathan. Tidak ada jawaban dari Rafael maupun Nathan, tapi dapat mereka simpulkan dari senyuman Rafael yang terlihat sumringah. Dia pasti sudah mendapatkan ijin dari sang preman Timnas.

'Gue bakal jagain lu, Ay' ucap Rafael di dalam hatinya

——————————————
Arinepersonalife 🔐

Arinepersonalife 🔐Pesona keringat Struick, i cant handle this 🥹🫶🏻—————————————bersambung—————————————————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Arinepersonalife 🔐
Pesona keringat Struick, i cant handle this 🥹🫶🏻
—————————————
bersambung
—————————————————————————

Sepi sekali cerita ini, minta vote dan commentnya ya teman-teman 🥹🫶🏻

He is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang