46

11.1K 2.2K 1.8K
                                    



hi beb

waktu bilang "ceria ini alurnya ringan" tuh aku bercanda ko heheheh 😁🙏🏻





46.




Semua datang ke rumah sakit setelah tanggal operasi ditentukan. Hanggi sudah berada di dalam ruang operasi sejak 4 jam yang lalu. Lestari tetap berada di depan bersama Aden saja, keluarga yang lain sudah pulang karena tidak boleh terlalu banyak orang yang menjaga pasien. Danu datang dari koridor sambil membawa dua botol minum. Ia berikan kepada mereka sebelum ikut duduk di samping Lestari.

"Hanggi bakal baik-baik aja."

Kaki Lestari berhenti bergerak karena sebelumnya dia sangat panik dan gugup. "Semoga, Nu."

"Hanggi anak kuat Tan, tenang aja," sahut Aden.

Lestari mengangguk sambil tersenyum tipis. "Dia anak kuat."

"Minta kunci mobil Tan, Aden mau ambil tas." Aden beranjak membuat Danu dan Lestari mendongak.

"Tas kamu?" tanya Lestari sembari menyodorkan kunci mobil.

"Iya, ada charger Aden sama dompet," jawabnya.

"Oke."

Danu menatap Aden sampai benar-benar pergi. Lalu ia menyender di tembok sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Menunduk beberapa detik sebelum menoleh kepada Lestari karena banyak yang ingin ia tanyakan dan sampaikan sejak beberapa hari lalu.

"Kenapa nggak pernah bilang apa-apa?"

Lestari menoleh. "Apa?"

"Kak Tari tau siapa gue dari awal."

Lestari seketika diam.

"Tau gue anak siapa, berasal dari keluarga siapa, semua Kak Tari tau."

"Apa yang kamu bingungin?" tanya Lestari.








"Kenapa masih diterima di sini?"






Suasana hening.






Lestari menunduk sambil menautkan kedua tangannya. "Kamu tau sampe mana?"

Danu diam karena pertanyaan barusan sama saja memberi tahu bahwa masih ada fakta lain. "Ada yang lebih parah?" tanyanya karena yang satu ini membuatnya frustasi.

Danu juga menghilang beberapa hari karena memikirkan masalah ini.


"Jawab dulu pertanyaan saya."


Danu melengos. "Mamah pernah punya hubungan sama Papah Hanggi." ucapnya dengan berat hati. Danu tidak tau harus menyikapi masalah ini dengan cara apa. Rasanya terlalu kebetulan.


"First time dateng ke rumah saya juga tau wajah kamu mirip siapa, Nu. Saya masih inget wajah Mamah kamu," ucap Lestari. "Masih inget kenapa suami saya dulu sebegitu cintanya sama Mamah kamu."

Danu menunduk dengan perasaan gusar. Lalu ada satu pertanyaan yang menjanggal di hatinya, yang menganggu pikiran Danu beberapa hari terakhir.



"Kita.... Ada hubungan darah?" tanya Danu. "Kita termasuk saudara?"



Lestari menggeleng. "Nggak," jawabnya membuat Danu diam-diam menghela napas lega. "Kamu tetep anak Mamah sama Papah kamu, begitu pula Hanggi."


"Jelasin soal mereka," pinta Danu karena apa yang Daniel beri tahu rasanya masih tabu.


"Mamah kamu sama Papah Hanggi dulu pasangan serasi, mereka berdua pacaran 6 tahun lebih. Sampe akhirnya Mamah kamu harus akhirin hubungan karena dijodohin sama Papah kamu. Mendiang Papah Hanggi cari pelampiasan setelah mereka putus.... dengan nikahin Mamah Hanggi,"

          

Danu langsung tau kemana arah jalan ceritanya. "Mereka berdua nggak bisa saling lupaiin?"

Lestari mengangguk. "Mereka berdua selingkuh."





Suasana hening lagi.



"Mamah Hanggi meninggal karena penyakit, terus saya dateng beberapa waktu kemudian isi hati dia, yang saya pikir emang saya berperan," Lestari terkekeh miris. "Tanpa tahu hati Papah Hanggi cuma buat Mamah kamu. Tanpa tahu selama pernikahan saya cinta sendirian."

Danu langsung menoleh kepada Lestari.

Lestari masih ingat siapa wanita yang selalu ada di riwayat panggilan, masih ingat siapa orang yang selalu dipanggil namanya saat tidur, masih ingat bagaimana suaminya meminta maaf karena sudah mencintai orang lain.

"Tapi saya nggak bisa benci sama dia, Papah Hanggi sangat mulia, dia perlakuiin saya baik banget. Dia yang keluarin saya dari masa terpuruk."

"Papah Hanggi meninggal karena apa?"




Ting!




Danu menunduk membuka hpnya.






Anton : daniel dipukul sama bapak






Danu diam lama memandangi layar hpnya. Ia dengan tenang beranjak dan pamit kepada Lestari untuk pergi dari rumah sakit. Lalu membawa motornya dengam kecepatan di atas rata-rata. Wajahnya memerah emosi sepanjang perjalanan. Tangannya mengepal kuat sampai ujung kukunya memutih.



"Danu!" Anton langsung menghadang Danu yang hendak masuk ke dalam ruamgan.

"Lepas anjing," Danu menepis tangan Anton.

"Malah tambah parah kalo kamu ikut campur!"

"Persetan bangsat," Danu maju melangkah sampai depan pintu. Tanpa basa-basi menggebrak pintu membuat suara pukulan terhenti.



BRAK!! BRAK!! BRAK!!


Danu sudah tau apa yang akan terjadi saat pintu terbuka. Danu tau apa yang akan terjadi saat dia melewati batasannya, saat dia tidak tunduk kepada pria itu.


Pintu terbuka.


Dan tau Danu apa yang terjadi saat ia berani menatap lurus kedua mata papah.


Danu menunduk, menatap Daniel yang sudah berbaring di lantai sambil menangis. Lalu ia tatap kembali papahnya. Meski tak mengatakan sepatah katapun papah tau bahwa dia sedang berusaha menentang.

"Kamu bukan Danu yang papah kenal."

Danu perlahan mengepalkan tangannya. "Jangan sentuh Daniel."

"Dia bukan adik kamu."

"Dia anak Papah."

Josh menoleh kepada Daniel. "Keluar kamu," pintanya membuat Anton inisiatif masuk ke dalam dan membantu Daniel berjalan.

Danu sempat menoleh saat Daniel lewat, menatap memar merah di lengan kanannya. Area yang paling papah suka untuk melampiaskan amarahnya. Karena tanpa tangan kanan, banyak hal yang tidak bisa dilakukan. Makan dari itu setelah dipukul mereka perlu mengandalkan orang lain karena tidak bisa melakukan apapun sendirian.



My Guardian ( AS 13 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang