XI BAHASA 2 (1)

8 1 0
                                    

Kelas XI Bahasa 2, kelas yang dikenal sangat, gue ulangi sangat-sangat ramah soal komunikasi. Bisa dibilang gue beruntung, dikelas ini lebih didominasi oleh anak cowok daripada cewek. Beda kayak waktu kelas 10 dulu yang sering banget ada drama di kelas gegara circle yang beda-beda.

Kelas 11 ini bisa dibilang kelas yang solid. Mulai dari yang hal baik kayak kebersihan kelas sampai yang paling gak patut ditiru salah satunya solid buat drama "Ucup Kesurupan" supaya gak jadi ulangan matematika wajib.

Namun dikarenakan alur yang plot twist, ternyata hal itu sebenarnya gak guna karena sejak awal memang Pak Hari, guru matematika wajib itu mau membatalkan ulangan di kelas karena urusan dinas. Begitu tau kebenarannya, Ucup langsung ngambek gegara jadi tumbal anak sekelas. Akhirnya juga Lina terpaksa nenangin dia setelah suasana jadi sepi begitu Ucup gak berulah.

Itu tadi salah satu gambaran mengenai kelas gue ini.

Sebagai salah satu dari kelas ter-absurd di sekolah. Sudah pasti kan ada beberapa murid yang terkenal di kalangan seangkatan. Nah, di kelas gue juga ada. Memang sih katanya "Don't judge a book by its cover". Tapi, kalau covernya kayak gitu kan orang jadi rada-rada ambigu sama kepribadiannya.

Inilah dia si raja gosip. Richard atau biasa dipanggil Ricky (Riki). Sifatnya feminim, jago bahasa inggris karena emang dianya blasteran. Si paling tau gosip di sekolah. Biasanya kumpul sama anak-anak cewek buat ghibah bareng.

Selain gosip soal murid, dia juga tau gosip yang beredar di ranah guru. Mulai dari informasi soal ujian, juara paralel berikutnya bahkan sampai gosip soal pernikahan guru pun dia punya. Entahlah darimana dia dapetnya. Anak-anak kelas bahkan curiga dia punya ilmu paparazi tingkat dewa.

Sampai suatu hari, pagi-pagi buta dia ngirim chat ke grup kelas.

Calon Pejabat No Korup (20)

Rikiii
[Eh, guys]
[Jangan ada yang berangkat hari ini]

UcupSayangLina
[Calon anak badung 👆]

Hiro
[Atas gue butuh cermin]

UcupSayangLina
[Lebih badung dari saya 👆]

Gabriel;)
[Kalian anak badung gak usah menolak realita]

Fahmi
[Hm,lanjutkan]
[Aku suka liat kalian menggoblokkan diri]

UcupSayangLina
[Lho, Bro, elo kan juga bagian dari kita kitaa]

Fahmi
[Kita?]
[Sorry nih, gue gak minat]

UcupSayangLina
[Idih gak setiakawan lo]

Fahmi
[Anda waras saya ikhlas]
[Anda goblok saya bacok]

UcupSayangLina
[Ya udah unfriend kita🤬]

Fahmi
[Y]
[Temen gue masih banyak]

UcupSayangLina
[LHO? EH?!]
[BEBEB FAHMIII]
[😭😭😭]

LinLin
[Bacot weh, masih pagi juga]

UcupSayangLina
[Beb, liat tuh si Fahmi jahad!]

LinLin
[Ganti username lo atau gue cincang jari lo]

UcupSayangLina
[Ini bentuk cintaku padamu, Beb]

Gabriel;)
[Jangan percaya, Lin]
[Cinta dia cuman sebatas username line]

UcupSayangLina

[Sirik ae lu, pedo]

UcupSayangLina
[Iya, iya, gue ganti]

Gabriel;)
[Nah tuh, Lin, cinta dia cuman sebatas gitu doang]
[Gonta-ganti sih]

Ucupsadboy
[Serba salah, ajgg :))]

Hiro
[Korban sinetron lu]

Niken_waketu
[Udah gaes, pagi-pagi jangan sampe ada pembantaian Ucup]

Ucupsadboy
[Ken, lo kok mikir sampe ke situ sih]

Niken_waketu
[Jaga-jaga aja, Cup]
[Biasalah, anak-anak kelas kan emang diluar nalar]

Bapakmu
[Udah weh udah]
[Rik, lu mau ngomong apa. Cepet]
[Bukannya langsung ke info malah nontonin para monyet debat]

Hiro
[Paketu ga ada akhlak]

Ucupsadboy
[Bgst]

Bapakmu
[Lho lho, kok ngamok?]
[Merasa ya kak? :)]

Gabriel;)
[Dibodohi betul kalian]

Fahmi
[Maklum lah, otak mereka masih belum premium]

Hiro
[Dikira otak bisa dibeli kali ya, pake premium-an segala]

Ucupsadboy
[Jerapah]

Rikiii
[Nah, gini dong emosi]
[Seneng gue liatnya]
[Mwehehe]

Niken_waketu
[Gebuk dia gaes]
[Udah dihalalkan BPOM]

Ucupsadboy
[Ini nih biang keroknya pembulian gue]
[Gue curiga dia bakal nangis di nisan gue nanti]

Rikiii
[Sampah masyarakat ngapain ditangisi]
[Ya gak sii?]

Fahmi
[Nah, setuju banget]

Gabriel
[2 in]

Hiro
[3 in]

Ucupsadboy
[KEJAM KALIAN]
[GAK PUNYA HATI]
[GUE UDAH MUAKK!!]

SarahtheSecretary has kicked Ucupsadboy from the chat

Bapakmu
[SAR 😭]

Niken_waketu
[PLIS NGAKAK BRUTAL-]

Fahmi
[Diam mendengarkan keributan]
[Bergerak mengeluarkan beban]

Lina
[Sarah panutan kitaa]

Hiro
[Gini nih, kontan, no basa basi]
[I like it]

Rikiii
[Kok dikick sih, Sar]
[Gue belum puas buli dia inii🥺]

SarahtheSecretary
[Selagi lu belum gue kick, cepet jelasin kenapa kita mesti gak masuk]

Rikiii
[Iya iya, ish]
[Jadi ya guys, hari ini guru-guru ada acara sosialisasi di luar kota]
[Nah, itu tuh katanya setiap guru PNS wajib hadir]
[Jadi you pada know lah]

Niken_waketu
[YESS!! AKHIRNYA GUE GAK PERLU LIAT MUKA DURJANA KALIAN SEHARI🤓]

Gabriel;)
[Doa gue kekabul tuh]

Dilan1990
[Lah, monyet, gue udah siap mau berangkat ini]

Mithamit
[Nikmat mana lagi yang kau dustakan :}]

Bapakmu
[Ken, pala lu minta disleding sumpah]

Niken_waketu
[Duh, gimana ya]
[Inner thoughts itu]

PenerusNAZI
[Ngapain cuma disleding kalau bisa dibantai]

Gabriel;)
[Ini nih]
[Salah satu pemilik otak kriminal yang mencemari kelas kita dengan pikirannya]

PenerusNAZI
[Habis gue udah dua kali gak keterima di sekolah seni]

Dan seterusnya.

Tapi intinya, hari itu sesuai omongan Riki, sekolah diliburkan. Entah darimana dia dapat info, tapi boleh diakui omongannya emang banyak yang bener. Sejak saat itu, tertanam sebuah pikiran bahwa Riki adalah titisan makhluk astral.

Kemudian, ada salah satu kejadian. Kalian pernah gak sih punya temen yang sering ngingetin guru ketika ada pr? Kalau iya berarti kelas gue juga salah satunya.

Suatu hari senin yang notabenenya dibenci anak sekolah. Yang pastinya itu juga berlaku buat kelas gue ini.

Waktu itu setelah upacara, seperti biasa anak-anak balik ke kelas buat memulai pelajaran pertama. Yang sialnyaーmenurut mereka pelajaran keramat untuk mengawali hariーadalah Matematika wajib, dengan guru killer kebanggaan kita. Pak Hari.

Hans, si cowok dekil berkacamata yang jago matematika, tiba-tiba angkat tangan.

"Pak, ada pr"

Seketika tatapan anak sekelas menghujani dia dengan disertai dengan memanggil penghuni kebun binatang dalam hati mereka masing-masing.

"Lho, ada pr ya?"

Melihat kesempatan emas, Ucup pun menimpali, "Perasaan gak ada deh, Pak. Salah kelas mungkin"

"Sebentar ya, saya lihat jurnal dulu"

Ucup yang dasarnya emang bohong, langsung panik, "Eh, Pak. Kan kemarin udah ulangan, gimana kalau sekarang freetime? Capek, pak, habis upacara"

Emang bukan Ucup namanya kalau gak berani sama Pak Hari yang terkenal tiada ampun. Gue salut sih ini.

Dengan santainya Ucup lanjut ngomong, "Gimana kalau hari ini permainan aja, Pak? Sekalian refreshing"

Pak Hari menimang-nimang sejenak lalu mengangguk, " Baiklah, hari ini kita free pelajaran dulu--"

"YESS!!"

"AKU PADAMU, PAK"

"TENKYU SO MACH, PAK!"

"-Tapi hari ini kuis ya" Lanjut Pak Hari

Hans mengepalkan tangannya, "Yes!"

Wisnu dengan golok plastiknya pun beraksi, "Minta dibantai nih anak"

Akhirnya pun hari itu jadi hari ospek dadakan khusus buat Hans yang disponsori oleh anak sekelas dan diketuai oleh Panglima Wisnu.

Oh iya. Wisnu.

Salah satu makhluk yang luar biasa diluar nalar. Yang entah bagaimana dan kenapa bisa sekolah disini. Kalau masih bingung, dia itu yang punya username ala jerman.

Katanya sih, dia pindah gegara ditolak masuk sekolah seni. Sebenernya gue hampir percaya sama alasan dia satu ini. Gimana nggak, dia pegang pensil cuma bisa gambar orang lidi. Anak TK pun pasti lebih jago daripada dia.

Tapi hal menariknya bukan ketidakahliannya ini, melainkan dirinya yang punya selera yang unik. Kalian bisa nebak? Bener banget.

Suatu ketika jam pelajaran olahraga, yang ternyata gurunya cuti lahiran.

"Lho, Mr. Bin lahiran" beo Ucup

Fahmi pun menggeplak kepalanya, "Istrinya, tolol"

Guru piket pun cuma nepuk jidat pasrah, "Sudah, sudah. Karena tidak ada gurunya, hari ini kalian bisa free permainan. Jangan lupa propertinya nanti dikembalikan kalau jam pelajarannya sudah usai. Tetap disiplin sama jadwal, ya" Begitu amanah beliau

Wisnu yang dari tadi udah semangat banget, langsung gabung dengan geng cowok, "Weh, perang yok! Gue jadi komandannya!"

Gabriel pun ketawa sinis, "Kek anak kecil, lu"

"Oh, ngaku tua, lo?"

"Iya, makanya hormat sama yang tua"

"Ngalah sama yang masih muda"

Mereka pun masih lanjut dan makin sengit. Tapi, namanya juga kelas XI Bahasa 2, kalau gak rame gak biasa. Jadilah itu geng cowok terbagi dua kubu, yang satu dukung Wisnu, satunya lagi dukung Gabriel. Tapi masih ada juga yang waras dan memilih netral seperti Hans (gak mau kena masa ospek lagi) dan Taufik yang memang termasuk golongan paling waras di kelas.

Ketika dihitung ternyata, sama seri, 6-6ーplus Niken. Lalu, datanglah paketu alias Theo, yang kemudian milih ke kubu Wisnu. Alasannya simpel, "Gue mau balas dendam gegara kalah ulhar sejarah sama si Gabriel"

Maka ke12 makhluk beda entitas itu pun akhirnya main perangーralat, lebih tepatnya bola tangan. Dengan masing-masing kubu 6 anggota beserta komandannya.

Aturannya sederhana, yang tersentuh bola didiskualifikasi, dan kelompok mana yang masih memiliki anggota hingga akhir waktu permainan kelompok itu yang menang. Beberapa anak kelas sebelah juga ada yang ikut nonton di pinggir lapangan. Antara tertarik sama tandingnya atau sekedar nontonin Gabriel sama Dilan yang tebar pesona cuma-cuma. Maklum tuh duo emang jadi member sepuluh besar inceran cewek di SMA gue ini.

Gue yang emang gak mood olahraga, berhubung guru mapel absen, ada lah kesempatan buat leha-leha nontonin anak kelas gue yang merupakan bakal calon komedian sukses semua. Sejauh yang gue lihat dari pinggir lapangan, kira-kira gini pembagiannya.

Kelompok Wisnu : Theo, Hiro, Ucup, Dilan, Mima
Kelompok Gabriel : Fahmi, Brian, Kony, Iqbal, Riki (Tumben nih anak ikut)

Niken yang ikut mereka jadi wasit untuk sementara. Tanding dibagi 3 ronde, masing-masing 20 menit.

Di ronde pertama, pukulan pertama, si Riki dah out. Dia mencak-mencak gegara bolanya kena sikutnya. Selanjutnya, Hiro, Mima, Kony, Brian juga out. ronde pertama dimenangkan grup Wisnu.

Ronde kedua, Fahmi sama Riki milih stop. Riki sih udah jelas alasannya, kalau di Fahmi tidak lain dan tidak bukan adalah mager. Sepuluh menit, Dilan, Ucup, sama Mima out. Jadilah kemenangan buat grup Gabriel.

Ronde terakhir. Anak-anak cewek kelas sebelah yang mulai tertarik nonton udah pada merapat. Sama sih alasannya, entah cuci mata nonton Gabriel atau Dilan. Mereka pada rebutan ngasih minum ke Dilan yang milih stop, atau teriak-teriak dukung tim Gabriel yang masih bertahan. Menang banyak emang tuh dua anak.

Jadi beberapa anak ikut keluar hingga tersisa Wisnu-Mima vs Gabriel-Brian. Waktu 20 menit entah kenapa jadi sengit, mulai dari Wisnu yang sampai nyekek si Mima demi ngehindari bola, sampai Gabriel yang rela kayang biar Brian bisa nangkep balik bolanya.

Anak kelas lain yang merasa adanya sinyal kehebohan di lapangan langsung turun ikut menyaksikan. Emang sih, Gabriel yang emang punya image bagus plus Mima yang punya gelar "Prince" di kalangan kakak kelas juga Brian yang notabenenya anggota inti ekskul basket.

"WEH, GAK ADA YANG KENAL GUE APA?!"

Mima yang mengerti keadaan pun langsung nyikut lengannya si Wisnu, "Bacot, Nu" Wisnu pun cuma bisa mendecih.

"Wkwk, kenapa bang? Kalah saing?"

Gabriel pun diacungi jari tengah oleh Wisnu, maka dengan sigap Mima menutupinya, "Sok pemes. Najis" ucap Wisnu pada Gabriel

Yang diacungi jari tengah malah balik membenarkan posisi kacamatanya dengan jari yang sama, "Gak usah di sensor, Mim. Nih anak emang kurang ajar"

Brian yang dibelakangnya pun cuma bisa ngelus dada, "Bisa-bisanya gue sekelas sama anak-anak hasil fermentasi ragunan, mana gue juga gak waras lagi"

Iya, Bri, iya. Mana lo yang paling sadar diri lagi.

Lalu tiba-tiba entah darimana si Niken tiba-tiba menginterupsi di tengah-tengah mereka, "Eit, Stop! Stop! Jadi gini, berhubung jam pelajaran tinggal 5 menit lagi, gimana kalau kalian cari cara damai?"

"Cara apa, Ken?"

Niken mendongak, "Gimana guys, ada saran gak nih?"

Seketika suasana jadi sepi, sebelum gue sempet ngerasa heran, si Oliv, temen sebangku gue tiba tiba nyeletuk, "Duh, si Niken ngapain sih, pake jadi mc segala"

"Kenapa emang?"

"Bapak dia kan Yang Mulia Bapak Dafri"

Fyi : Pak Dafri adalah top guru ter-killer yang punya muka dua. Ada rumor yang bilang kalau Pak Dafri itu tipe Family Man, alias sayang keluarga. Jadilah itu semua murid kicep waktu Niken ngomong.

Nah, tiba-tiba ada anak sekelas gue, si Hans, dia teringat sesuatu dan ngacungin tangan, "Batu gunting kertas, Ken!"

Maka bersiaplah si Wisnu sama Gabriel hadap-hadapan. Keduanya bersiap melayangkan jurus terhebat mereka seolah dunia milik berdua. Gue pun cuma bisa ngelus dada, tobat sama kelakuan mereka. Pada akhirnya, seisi sekolah rela keluar dari kelas hanya untuk akhirnya menyaksikan Gabriel dan Wisnu bermain batu gunting kertas.

Detik-detik yang menegangkan dimulai. Wisnu dan Gabriel menatap sinis masing-masing. Bagaimanapun caranya, mereka akan mengakhirinya jika salah satu kalah atau mengalah. Dan tentunya, salah satu motto utama dari XI BAHASA 2, yang dulu pernah dibuat Ucup ketika gabut.

"Kelas XI BAHASA 2, kelas yang adil. Jika ada pertengkaran, maka pertengkaran itu tidak diperbolehkan berakhir damai. Salah satu harus menyerah agar keadilan ditegakkan dan yang kalah bisa belajar dari kesalahan.

Nb : Paling tidak ditentukan lewat gunting batu kertas."

Dan sett! Gabriel dan Wisnu mengulurkan tangan mereka bersamaan. Murid lain yang melihat mereka fokus memperhatikan mereka dengan nafas tertahan. Suasana menjadi tegang. Niken menatap hasilnya. Dia menggelengkan kepalanya.

"Si bodat, tolol bener! Batu gunting kertas njir, bukan suit!!"

Aku diam. Oliv diam. Seisi sekolah pun diam. Kami, anak XI BAHASA 2, sama-sama menyematkan dalam otak kami masing-masing.

'Motto kelas kami harus diubah bagaimanapun caranya!'

***

XI BAHASA 2Where stories live. Discover now