SELAMAT MEMBACA~
Sebulan berlalu setelah kejadian di mobil itu. Tidak banyak yang berubah, hanya saja hubungan suguru dan (name) menjauh.
Selama sebulan ini, mereka tidak ada interaksi. Interaksi mereka di rumah hanya saat sarapan dan saat berkumpul dengan kedua orang tuanya. Sekedar menyapa pun mereka enggan.
Suguru sudah tidak pernah datang ke kamar (name) lagi setiap malam begitupun dengan (name).
Bahkan hp khusus yang mereka gunakan pun selama sebulan ini tidak dipergunakan lagi oleh mereka berdua.
Jika mereka berkumpul bersama teman-temannya, mereka bersikap seperti biasa. Tetapi saat di mobil berdua, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua.
(Name) tidak merasa aneh dengan sikap suguru yang menjauhinya dan lama kelamaan dia mulai terbiasa dengan jarak mereka.
Menurutnya, mungkin inilah jawaban suguru dan berpikir bahwa suguru sudah lelah dengan hubungan mereka yang tidak jelas arahnya. (Name) pun tidak mempermasalahkan hal itu.
Mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Seperti suguru yang sibuk dengan perusahaan bahkan sampai bolak balik keluar kota dan (name) yang sibuk dengan tugas akhirnya serta menjadi asisten dosen.
Pada hari ini, (name) pergi liburan bersama dengan teman kuliahnya selama satu minggu karena liburan ini sangat penting untuknya dan sudah ditunggu sejak lama.
Liburan ini menjadi liburan terakhir (name) menjadi mahasiswa karena sebulan lagi dia melepas status tersebut.
Sebelum pergi, dia sarapan bersama papa, ibu dan tentunya suguru.
"(Name), kamu jam berapa perginya?" Tanya papa.
"Abis sarapan aku berangkat, pah." Kata (name) sebelum memakan rotinya.
"Udah kamu cek semua kan? Gak ada lagi yang tinggal?" Tanya ibu.
"Udah, bu. Yah, paling kalo ada yang kurang tinggal aku beli aja di sana." Kata (name).
"Ya sudah. Rumah bakalan sepi nih kalo kamu gak ada." Kata ibu.
"Gak apa-apa ya bu aku tinggal dulu. Kan aku jarang-jarang liburan lengkap anggotanya. Makanya kali ini aku seneng banget." Kata (name) semangat.
"Kamu mah kalo seneng gini pasti lupa deh buat ngehubungin orang rumah. Pokoknya, kamu harus hubungin ibu setiap hari. Enggak, kalo bisa setiap jam kalo perlu." Kata ibu.
"Kalo inget ya, bu. Ibu bisa hubungin maki kalo aku gak kasih kabar. Soalnya hp bakalan aku matiin sih." Kata (name).
"Tuh kan bener. Jangan gitu dong, sayang. Ibu kan khawatir sama kamu." Kata ibu.
"Iya, aku usahain deh sehari sekali buat kabarin." Kata (name).
"Kamu serius gak mau dianter aja ke bandaranya?" Tanya papa.
"Gak usah, pah. Kan aku udah bilang kemaren kalo temen aku yang jemput ke sini." Kata (name).
"Ya udah deh. Lama juga ya kamu seminggu liburan. Kita bakalan kangen nih sama kamu. Kalo bisa kabarin papa sama suguru juga ya karena kita jadi khawatir juga nih. Iya gak, suguru?" Tanya papa.
"Hah? Ah, iya pah." Kata suguru yang kaget karena papanya menanyainya dengan tiba-tiba.
"Kamu itu dari tadi malah bengong dan gak nyimak pembicaraan kita? Bener-bener ya kamu padahal ini penting karena adek kamu mau pergi seminggu tau. Dan lebih parahnya lagi, dia bisa gak ngabarin kita di sini. Kamu gak khawatir apa sama adek kamu? Kalo dia kenapa-napa gimana?" Tanya papa agak kesal.
"Iya pah, maaf. Aku juga khawatir kok sama (name)." Kata suguru.
"Kamu ini emang mikirin apa sih? Kalo soal perusahaan, gak usah terlalu dipikirin deh." Kata papa.
"Iya pah, maaf." Kata suguru.
"Nona, itu temannya sudah di depan." Kata pelayan yang datang menghampiri (name).
"Oke. Ya udah, aku pamit ya semuanya." Kata (name) yang kemudian memakai tasnya di punggung dan kopernya di bawa oleh pelayannya yang tadi.
"Jangan lupa pesan ibu barusan. Hati-hati ya, nak." Kata ibu.
"Iya, bu." Kata (name) yang mulai berjalan.
"Selamat bersenang-senang, (name)." Kata papa.
"Iya, pah. Aku pergi dulu. Dah." Kata (name) yang sudah berjalan jauh menuju pintu depan.
"Suguru, kamu ini kenapa? Pas adik kamu pamit, kamu kok diem aja? Kamu lagi marahan sama adik kamu?" Tanya papa setelah (name) pergi.
"Aku gak apa-apa, pah. Aku juga gak marahan kok sama (name)." Kata suguru.
"Ya terus kenapa kamu diem aja dari tadi? Kamu itu papa liat akhir-akhir ini kayak gak nyaman di dekat (name). Kenapa emangnya?" Tanya papa.
"Enggak pah. Kan tadi kalian lagi ngobrol, aku gak enak aja motongnya soalnya papa sama mama kan lagi nasehatin dia. Jadi, aku diem aja. Kasihan juga dia kalo semua orang nasehatin dia. Tapi beneran aku sama (name) gak ada masalah apa-apa kok." Kata suguru.
"Ya sudah kalo begitu. Suguru ada benarnya juga pah, kan tadi kita lagi nasehatin (name) jadi suguru mengganggap cukup kita aja yang ngomong dan dia diam aja tadi." Kata mama.
"Kalo memang begitu, ya sudah. Tapi papa mau bilang sama kamu, kalo (name) ada salah, kamu yang lebih dewasa harus lebih mengerti dan mengalah. Papa gak mau liat kelakuan kamu kayak tadi lagi kalo kita lagi bareng gini. (Name) mungkin biasa aja liat kelakuan kamu tadi tapi papa gak bisa. Jadi, papa harap kamu bisa lebih baik lagi sama adik kamu. Hari ini kamu gak usah ke kantor dulu." Kata papa.
"Iya, pah. Aku minta maaf." Kata suguru.
Setelah ketegangan kecil tersebut, mereka menyelesaikan sarapannya. Papa dan mamanya berangkat bekerja, sedangkan suguru setelah mengantar kedua orang tuanya ke depan, dia menuju ke lantai atas menuju kamar lebih tepatnya ke kamar (name).
Dia membuka pintu kamar (name) dan mengunci kamar tersebut. Dia berjalan menuju ke tempat tidur yang sudah ia tak datangi semenjak sebulan yang lalu.
Suguru duduk di pinggir ranjang (name), lalu membuka lacinya. Di sana terdapat hp khusus mereka berdua milik (name). (Name) tidak membawa hp tersebut.
Suguru pun mengeluarkannya dan mengecek hp tersebut yang ternyata (name) matikan. Dia pun menyalakannya dan ternyata baterai hp tersebut masih penuh. Dia ingin melihat isi hp tersebut tetapi tidak bisa karena dia tidak tahu password hp (name).
Setelah itu, suguru berbaring di tempat tidur (name) sambil menggenggam hp (name) tersebut.
Lalu ia mengambil bantal (name) yang biasa (name) gunakan untuk menaruh kepalanya dan menghirup dalam bantal tersebut.
Aroma sampo yang biasa (name) gunakan tertinggal di sana. Salah satu aroma yang sangat dia rindukan selama sebulan ini. Memeluk erat bantal tersebut dan tidak ingin dia lepaskan.
"Sayang, maafin aku yang kurang ajar ini. Aku kangen kamu, sayang. Aku janji gak akan berbuat kasar lagi ke kamu. Aku janji gak akan jauhin kamu lagi, sayang. Maafin aku, sayang. Aku bener-bener menyesal." Kata suguru yang menangis sambil memeluk erat bantal (name) dan menggenggam erat hp (name).
Alasan suguru menjauhi (name) karena dia benar-benar butuh waktu untuk hatinya. Dia benar-benar cemburu buta melihat (name) dengan junpei.
Jadi, dia mencoba untuk menutup hatinya untuk (name) dan mencoba untuk menyerah.
Dia tahu bahwa (name) tidak akan pernah membujuknya ataupun menanyakan mengapa suguru menjauh. Oleh karena itu, dia memanfaatkan situasi tersebut.
Sebulan ini terasa sangat berat baginya. Dia benar-benar tidak bisa melupakan (name) sedikitpun.
Berbagai cara ia lakukan seperti tidak berkomunikasi dengan (name), menyibukkan dirinya di kantor, dll.
Karena jarak yang ia buat mengakibatkan cintanya malah tumbuh semakin besar. Rasa rindu pun semakin dia rasakan.
Seharusnya, dia tidak menjauhi (name) dan menjelaskan alasan kenapa dia sampai berbuat kasar kepada (name) waktu itu. Suguru yakin kalau (name) pasti memakluminya dan memaafkannya saat itu.
Gara-gara perbuatannya sebulan ini, sekarang dia harus memikirkan cara untuk memperbaiki hubungannya dengan (name).
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA~