19

143 10 0
                                    

Hari demi hari telah di lewati dan tepat di hari ke 5 Rakha belum sama sekali berniat membuka matanya

Kondisi Rakha sudah membaik tapi mengapa Rakha masih dengan tenang memejamkan matanya? Apakah belum cukup waktu istirahat nya? Dan apa yang di lakukan Rakha di alam mimpi sampai sampai ia tak mau membuka matanya?

Aksa dan Bima masih setia menunggu Rakha membuka matanya, mereka berdua tidak pernah meninggalkan Rakha sendirii di dalam ruangan, tapi untuk hari ini Aksa memutuskan untuk pulang ke rumah, hanya mengambil baju ganti ia dan juga Bima, semoga di rumah tidak ada orang biar dirinya bisa pulang ke rumah sakit dengan aman

Tersisa lah dua orang di dalam ruangan, Bima dan Rakha

Bima duduk di samping ranjang Rakha, ia lihat betapa tenangnya wajah Rakha ketika sedang tertidur pulas, alias tidur karna koma

Bima menghela nafas sebelum ia berbicara entah dengan siapa

"betah banget sih lu tidurnya"

"gak ada niatan buat bangun gitu?, lu gak kasian sama gue sama Aksa?"

"mimpiin apa sih lu?"

"btw ada gue gak di dalem mimpi lu, kali aja lu gak mau bangun karna betah liatin gue yang ganteng"

"gila ini gue lama lama ngomong sama orang koma"

Bima terus berbicara seperti di hadapannya ada lawan bicaranya, jujur ia kangen dengan kelakuan konyol Rakha, dari kedua saudara Rakha yang paling murung itu Bima, hari hari ia sepi tanpa ada ocehan Rakha

"ayo dong bangun gue kangen omelan lu, gue kangen kita berantem karna masalah sepele, gue kangen lu ngerosting gue, gue....gue kangen rak" kata Bima yang masih menatap wajah sang Abang

"masih kurang ya? istirahat nya, masih banyak ya luka luka di sini lu" kata Bima sambil memegang dada Rakha, dapat ia rasakan bahwa jantung Rakha berdetak sangat cepat, kali ini ia hiraukan mungkin karna Rakha masih lemas makanya jantung nya berdetak lebih cepat

"jahat lu ama gue, gak cape apa tiap hari masuk RS Mulu, mentang mentang gue banyak duit jadi lu bisa bolak balik ke RS make duit gue, ehh gak juga sih make duit Aksa juga, tapi paling banyak gue loh nyet" gerutu Bima

"ihh gue kangen Lo manggil gue dengan sebutan 'nyet' lebih tepatnya monyet"

"mau sampe kapan lu tidur kek Aurora, mau jadi pangeran nya Aurora lu hah?"

"bener deh, gila ini gue lama lama"

Bima menaruh wajah tampannya di kasur kosong Rakha dalam diam ia menangis entah kenapa, padahal dia yang paling ceria kenapa malah dia yang jadi cengeng sekarang

Bima mendongak agar air matanya tak kunjung jatuh lagi dan di usap air mata yang ada di pipinya dan memegang tangan kiri sang kakak dengan perlahan

"adek kangen kakak..." gumam Bima yang menaruh tangan sang kakak yang ia pegang ke dahinya

"ayo kak bangun adek kangen" kata Bima lagi kali ini sambil terisak

Walaupun Bima capek dengan kelakuan Rakha tapi pasti Bima akan merasa sepi jika tidak ada kelakuan konyol Rakha, menurut Bima hari hari akan terasa berwarna gelap tanpa kehadiran Rakha di sampingnya begitu sebaliknya hari hari akan terasa lebih berwarna dengan adanya kehadiran Rakha di sampingnya

Rakha adalah makhluk yang di takdir kan untuk menjadi penyemangat hidup Bima dan Aksa, jadi jika Rakha tidak ada di sisi mereka berdua dunia akan terasa berat

Bima sekarang sudah lebih tenang setelah ia tumpahkan air mata yang telah lama ia tahan berhari hari sebelum hari sekarang

"kak...jangan tinggalin adek ya, hidup adek bakalan sepi kalo gak ada kakak..." kata Bima dan perlahan menaruh tangan sang kakak ke posisi awal

Abadi Selalu dan Selamanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang